Kamis, 05 Desember 2013

Tengkyu..

Dear blog.. ternyata ada  makhluk special yang mau menerima kekuranganku..

look inside.. inside your heart
you see the light of you will never be apart
thats your dream, the make it true
and you can count on me in every step you do

keep your dream in your way
never stop to learn and learn
take this song beside you
to realize that you can fly

whatever in your dream
whatever in your mind
it doesn't matter if you fail, it's OK

whatever they will say
and make you feel despair and cry
don't be sad, coz I'm here for you
 -Edcoustik-

Selasa, 19 November 2013

Mengapa?

Bismillah...

Berasa ada petir menyambar-nyambar dipagi hari yang cerah. Mendengar yang tak ingin didengar namun tetap harus didengar.

Sudah lama, tak merasakan  ini.. Gemetar, air mata yang terus ingin mengucur padahal sudah ditahan semaksimal mungkin.

Allah, save my heart until the end..
Allah, save my heart until the end..
Allah, save my heart until the end..


Selasa, 05 November 2013

Condition Diagram

Bismillah...
ini adalah condition diagram versi saya..
Bahwa masalah itu terbentuk dari sebuah kondisi yang tidak kita terima..

Ya, dengan kata lain yang membuat masalah itu kita lah orangnya.. Jadi, jika ada masalah, sebenarnya kitalah masalahnya.. 

Selasa, 29 Oktober 2013

how unic i'am *menerjemahkan diri setelah ikut seminar mbak afifah afrah*

Lama sudah jemari tak menari ringan diantara huruf-huruf di keyboard, berkontemplasi mencari jati diri.
Mulai bingung harus memulai dimana. Namun, obat galau itu jika bukan menulis ya membaca. Agar kata yang terlontar menjadi rapi, halah! Maksudnya opo iki..

Semua rasa berkecamuk dalam gejolak kesibukan yang beragam. Entah kemana arahnya yang jelas dari sekedar menulis setiap orang mampu membaca sedang berada dimana ruh ini parkir.
Aku sedang tidak bisa jumpa pers untuk menjelaskan pada saudara dan saudariku yang sibuk mencari tahu, sebenarnya ada apa denganku. Tiba-tiba minggat dan menghilang. Membuat yang lain bingung, maafkanlah.

Inilah yang kadang aku bingung dengan diriku sendiri, aku tak suka hal yang seragam, aku tak suka sesuatu yang sama dilakukan banyak orang. Aku suka perbedaan, aku terlalu cepat bosan. Aku butuh suasana dan kegiatan yang baru. Aku tak suka berkompetisi dengan sesama, aku hanya suka berkompetisi dengan diriku sendiri, apa yang ku inginkan itu akan kuperjuangkan habis-habisan. Apapun hasilnya. Ya, slalu seperti itu. Sekeren apapun menurut banyak orang sebuah capaian kadang justru aku tak ikut andil didalamnya. Ya, aku suka bersaing dengan diriku sendiri, dengan kekurangan-kekuaranganku dan ketakutan-ketakutanku.

Sama saat aku kuliah ke ITB, saat semua orang mengambil jurusan yang seragam, maka aku sendiri memutuskan mengambil jurusan yang berbeda dan tak kukenal sama sekali. Karna bagiku menantang diri sendiri itu, menarik. Pun sama, saat yang lainnya sibuk mencari kampus terbaik pasca SMA aku malah memilih ke kota yang tak pernah kudengar ini -->Batam.

That's right, kadang aku suka melakukan hal-hal gila. Meski rasanya sesuatu banget sakitnya berbeda dari semua orang, namun aku slalu menemukan kepuasan dan hasil yang spektakuler setelahnya. Semakin sakit, maka semakin keren biasanya. Meski kadang mulut ini mengeluh, tapi semangat semakin kuat, dan anehnya makin merasa tersakiti aku makin bersemangat melewati.

Kalau kata seseorang "diam, tapi otaknya entah kemana-mana". atau sering dibilang "lha, bukan tikha namanya kalo mencari jalur aman".

Padahal kadang kepikiran, tidak seperti itu juga. Ini hanya takdir dariNya, yang berkolaborasi dengan sifatku, mungkin. Yang, jelas Allah lebih paham cara mentarbiyahku daripada siapapun dimuka bumi ini. Maka, bahkan dalam maksiatpun aku tak sanggup untuk putus dalam pengharapan padaNya.

Quote terdalamku ---> Hanya Allah yang menginginkan yang terbaik untuk kita, sedangkan yang lainnya hanya menginginkan yang paling baik dalam diri kita.

Benar, bahkan orang yang paling baik pada dirimu sekalipun, tak kan terlalu lama mampu menerimamu jika dalam keadaan buruk. Paling tidak akan marah dan menggerutu meski hanya beberapa kali. Jika pun tidak maka ketulusan itupun datangnya dari takdir Allah untukmu. Betul tidak?

Yupz, maka jalani semua takdir yang diberikanNya. Aku pernah tak punya uang sama sekali dan tak memberitahu siapapun dimuka bumi ini, aku pernah bimbang tentang biaya kuliah dan kost, aku pernah bingung tentang kemampuanku belajar, ya aku sering merasa tak mampu melewati tantangan yang diberikanNya, tapi ternyata sekarang aku berada disini, bukan dengan kelebihanku, justru aku berada disini karna kekuranganku.

So, lets gali terus apa yang bisa digali, kenali dirimu sibuklah dengannya dan bercahayalah! cz Allah!

Jika belum sekarang, kelak, kelak dan kelak.. Yang penting niat Tikha!
Sehina apapun dirimu dan maksiat yang kau lakukan, Dia tahu apa yang ada dalam hatimu

Kamis, 26 September 2013

Quote by Tikha Sholihah

Ini bukan tentang siapa yang banyak kerja siapa yang sedikit, siapa yang punya waktu dan tidak.. Bukan, bukan tentang itu.. Ini tentang apa yang menjadi prioritas yang kau perjuangkan, mana diantara agendamu yang akan menyokong visi besarmu..

Kau tak kan bisa menyenangkan semua orang, tak kan bisa, bahkan ketika kau memakai waktu tidurmu untuk membuat seisi dunia ini bahagia. Sehingga tak perlu jumpa pers, untuk mengklarifikasi tindakanmu (selama itu tak berniat buruk)

Dewasa itu, kau melakukan sebuah tindakan yang kau paham bahwa kaulah penanggungjawab dari tindakan itu. Simple kan!

Karna akan ada satu moment yang diberi oleh Rabbmu jika dikehendakiNya lalu menjadi kesempatanmu untuk memperbaiki semuanya.

dimusim, prasangka, praduga yang tak terduga ini. dont panic, do your best. Santai saja, toh ada yang maha mengatur.


Berjuanglah pada waktunya berjuang. Perjuangkan habis-habisan, jika ternyata hasilnya tak sesuai harap, itu bukan urusan kita. Letakan semua pada tempatnya. Sama seperti sesi kuliah, gunakan waktu belajr mengajar untuk bertanya sepuasnya dengan yang paham. Nah, kalau sudah masuk UTS dan UAS jangan bertanya lagi, karna itu bukan saatnya bertanya. Understand?

Namun seringkali, kita sering menukar-nukar waktu. Saat proses belajar mengajar, diam-diam saja. Bahkan ketika ditawarkan bantuan untuk bertanya. Lalu di waktu ujian, sibuk nanya kiri kanan, padahal yang ditanya belum tentu paham.. Itulah kita terbiasa menukar-nukar waktu
 >.<

Kamis, 05 September 2013

Ingin Pulang

Bismillah..

Aku sedang mencari alasan mengapa berada disini, untuk siapa? mengapa? Saat kulihat mereka(teman2 yang sama-sama berjuang) yang memiliki "rumah". Ya, rumah. Definisi rumah yang kukatakan, disana terdapat orang-orang yang mereka kasihi, disana ada orang-orang dimana mereka bisa berbagi pendapat, tempat dimana mereka akan dimarahi ketika pulang terlalu malam, dirumah dimana mereka mempunyai aturan didalamnya. Ada ayah yang slalu memantau, ibu yang ngomel dan adik-adik yang bisa diajak ngobrol dan bermain.

Rasanya tak kutemui mereka yang benar-benar full tinggal disuatu kota tanpa siapapun. Apalagi seorang wanita, meskipun ada mungkin mereka punya alasan. Sedang aku? aku sedang mencari alasan itu. Jika tak ada, lalu untuk apa aku berada disini.
Di kota itu, yang kata mereka kota gersang dan kampungan, tak ada mall bahkan  tak ada tempat hiburan. Ya, kota kecil tempatku pernah dilahirkan.

Jika ini tentang karir, aku benar-benar tak berambisi mengejar karir setinggi mungkin hanya untuk hidup sendiri didunia yang ramai ini. Telah kuminta izin ke dua pahlawanku itu berkali-kali, bahwa aku ingin kembali, namun belum juga disetujui. Kata papa, kejarlah cita-cita, tak usah memikirkan kami yuk, kami disini baik-baik saja. Jadikan kota ini hanya untuk pulang, jika lelah, bukan saat kemampuan tikha masih mampu membawa tikha kemanapun. Arungilah semua tempat, gapailah semua yang tikha ingini. Hehe, tampaknya mereka lupa cita-cita awalku berada di Batam ini.
Ternyata papa paham "protes tak bersuaraku", lalu katanya "kita tunggu mama pensiun ya, nanti papa & mama tinggal disana". Belum lagi protesku selanjutnya terlontar, "ya kalau kelamaan nanti papa aja yang pindah duluan kesana, tunggu daniel atau sakti mulai bisa ditinggal. "

Ya, kesepakatan itu telah ada. Maka, disini aku sedang menunggu instruksi, mereka kesini atau aku yang pulang. Karna, ternyata sendiri itu sepi.


Jum'at, setelah mata membengkak, dan tetes2 keran mata air belum juga bisa dihentikan..

Allah...






Senin, 26 Agustus 2013

Cinta Bersemi di Pelaminan -Oleh Anis Matta-

Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.

Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.

Disini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nasr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istri tuan rumah. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: aku cinta padamu!

Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.

Minggu, 25 Agustus 2013

Ia, menuntunku slalu



Bismillah
Hanya Ia yang tau tentangku, hanya Ia yang paham sifatku, hanya Ia yang paham betul tiap detail aibku, hanya Ia yang mampu mentarbiyahku. Ya, hanya Dia. 

Tak kupungkiri, aku cemburu pada mereka, mereka yang syahidah dijalanmu, mereka yang bisa menghafal kalam mu, mereka yang menjalankan sunah RasulMu. Mereka, yang kulihat lebih dekat denganMu daripada aku yang hina ini. 
Dalam diam aku menangis, dalam diam aku malu, dalam diam aku melangkah kecil, memaksimalkan potensi yang kupunya, namun tak jua mampu, rasanya masih jauh, sangat jauh, jauh sekali. 
Kulihat lagi mereka yang tak jauh dariku, berjuang dijalanMu dengan semangat yang luar biasa. Sedang aku, bahkan tak mampu melawan kantukku untuk berdiri 2 raka'at di sepertiga malammu.

Kau menuntunku, tetap bersamaku, bahkan dalam maksiatku sekalipun. Slalu berakhir menjadi pelajaran dan evaluasi untukku.

Emosiku yang kadang tak terkontrol dengan para makhluk ciptaanmu, tak sadar menyakiti mereka. Meski kadang aku telah berusaha keras mengontrolnya. 
Allah, aku sungguh tak sempurna, bahkan jauh dari kesempurnaan.
Sengaja kulewati batas-batas zona aman, agar aku tetap merasa dunia ini hanyalah persinggahan, agar aku tetap takut jika melanggar aturanMu. Kuhabiskan waktuku untuk agendaMu, namun tetap juga kutemui celah untuk bermaksiat, ku tanamkan dalam hati bahwa bahkan agenda pribadiku kupersembahkan untukMu, bahkan dunia kerjaku. Perbedaanku kadang membuat gesekan2 namun justru membuatku tentram didalamnya. 

Aku ini egois, bahwa yang kulakukan, smuanya. Bukan karna mereka, bukan, bukan untuk mereka, bukan, bahwa yang kulakukan ini justru untuk diriku sendiri. Karna aku ingin Engkau mencintaiku.

Jika tentang banyaknya amal baik, tentu saja aku tak punya. Karna bahkan untuk memunculkan keinginan beramal baikpun aku harus memintanya padaMu. Aku tak memiliki apapun, sungguh. Aku melakukan konspirasi bahkan untuk pikiran-pikiranku sendiri. Sulit sekali mengontrol diri sendiri.  bahkan ketika aku telah melakukan evaluasi berkali-kali. 

Lalu, aku akan mulai memasuki dunia baru. Maka, tanpa tuntunanMu seperti selama 23 tahun ini, maka semuanya tak kan baik-baik saja.

Ada yang berkata aku suka bermain persepsi. iya, benar sekali. Karna persepsi-persepsi itu untuk membentukku. Dari persepsi-persepsi itulah aku membentuk kepribadianku sampai sekarang. Ketika masih kecil saat konflik itu melanda, maka persepsi inilah yang menyelamatkanku. Bahwa ini akan berakhir indah. Bahwa diujung sana, akan disediakan hadiah yang indah jika aku mampu melaluinya sampai sana. 

Dulu, aku hidup dalam dunia khayal, ia tertulis jelas dalam cerpen-cerpenku. Bahwa kelak akan ada banyak yang mencintaiku. Bahwa, kelak akan ada jiwa-jiwa yang melindungiku. Bahwa aku tak akan menangis sendiri lagi. Bahwa mereka yang jahat sekarang akan berbalik menyayangiku. Bahwa aku kelak akan menjadi orang yang berguna bagi semua orang. Bahwa dan bahwa.. Mungkin itulah, khayalan itu menjadi visi dan terbentuk dari persepsi-persepsi. Persepsi-persepsi itu terbentuk dari kekurangan-kekurangan yang, dan luka-luka yang berontak untuk sembuh. 

Bahkan dalam suka yang berlebihan sekalipun, aku melunturkannya dengan persepsi, maka kadang persepsi itu bisa sangat kreatif sekali, hal yang bahkan orang yang dipersepsikan tak menduganya. Ya, itulah caraku melindungi diri, agar jikapun terluka tak parah. Agar ketika kecewa tak terjatuh. Bahwa ketika ingin mundur aku tetap memiliki alasan untuk bertahan. Ya, itulah, betapa pentingnya persepsi2 itu untukku. Bahkan dengan persepsi itu, aku meyakini. Bahwa Dia menuntunku, Dia tak pernah meninggalkanku. Dia, ya Dia. Allah. Hanya Allah. Maka tetap tak ada yang menggantikanNya, siapapun itu. Karna orang-orang yang sangat mencintaiku disekelilingku dan memberikan apapun yang aku mau, yang menjagaku dan baik padaku. Semuanya, ya semua itu aku memintanya dariNya. Allah.

Rabu, 07 Agustus 2013

lagi, lagi

Bismillah..

tawa itu menyayat pilu..
sungguh, bahkan dalam tidurpun embun menggumpal itu menetes..

kusebut itu jiwa yang 'mengerti'

pesan 'duka' itu mereka abaikan, lalu menggantinya dengan gelak tawa yg tak kumengerti..

Kuyakinkan kembali hati, ah aku brada disini bukan karna siapapun

Lalu tetiba, jiwa-jiwa itu hadir.. Jiwa2 yg kutemui bbrapa tahun yg lalu..
Jiwa-jiwa yg tak henti mengganggu, menghadirkan tangis & haru..
Jiwa-jiwa yg bersama merekalah semangat-semangat itu tercipta..

Meski tak jarang saling tersakiti, namun saudara tetaplah sama, tak kan berubah..

dari dulu begitu..
Sebesar apapun kemarahannya, maka tak kan sanggup meninggalkannya..
Slalu ada kisah yang terangkai sempurna..

Tegas, namun tak keras
Marah, tapi tetap menyapa..
Maka, seulas senyum membersihkan semuanya..

Ternyata mereka tetap sama, bahkan bertambah.. Pun jiwa-jiwa baru yang mulai bergabung..

Ternyata hanya karna 1,2 orang saja.. Ya 1,2 orang..
& tak kan kubiarkan 'yg kokoh terangkai' ini.. Lusuh tak berbekas

Kata salah satu dr mreka 'jngan sampai, gara2 nila setitik, rusak susu se ember' :')

*met idul fitri*

Rabu, 24 Juli 2013

Bangkit!

Bismillah..

Rasanya tak lagi ada solusi, dari hati yang mulai akrab dengan maksiat ini, ooh Allah rasanya ada-ada saja alasan agar ada kalimat pembenaran dan melakukannya berulang. Astagfirulloh!

Jika sudah begini, aku mulai mengeluarkan jurus terakhir, doa.. Lalu mulai evaluasi dan menganalisa.. Meski sulit meninggalkannya, tapi inilah resiko dari api yang aku sendiri menyulutnya. Astagfirulloh! Maka, dengan hati yang dingin aku mulai menuliskannya dihatiku, apa solusinya? dan mulai dari mana?

Berikut hal yang aku temukan!
1. Yakinkan hati, buat paradigma, bahwa ini hal yang paling merugikan untuk diri sendiri dan sekitar.. Jangan menghinakan diri yang sudah hina dihadapaNya
2. Denger Nasyid yang semangat Shouhar/izzis dkk.. Agar tak mendengar yang mendayu dan membuat lalai..
3. Bekerja trus, musti kreatif agar tak bosan, karna kebosanan menyebabkan malas mengulang, lalu lalai dan berujung maksiat
4. Trus saja melakukan kebaikan, tak perlu minder karna maksiatmu karna ini ujian untukmu.. Biarkan haq dan bathil bertempur.. Jangan sampai haq kalah.Harus kuat..
5. Yakinlah ini ujian untukmu, jika kau lolos maka tak kan ada ujian serupa lagi kelak! Jika kau kalah, tetap harus menang!
6. Ingat selalu, apapun yang kau lakukan ini untuk Allah..



Bangkit TIKHA, *Yeaaahhh, blaarrr ! Allahu Akbar!

FOCUS, Upgrade, biar kreatif :D

Minggu, 14 Juli 2013

Pembantaian Tragis, berakhir Manis :')

Bismillah...

Mereka tertunduk lesu, saat dinyatakan sidang ulang, dipinggir jalan menuju parkiran kulihat salah satu dari mereka menangis.
Ah, aku tak merasa bersalah, sungguh! Malah kubiarkan "jika ternyata" ada kebencian mereka padaku, biarlah menjadi motivasi mereka untuk memperbaiki diri dan mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka.

Ini data penyakitnya mana? DFD nya tak mencerminkan aplikasi kalian, ERD kayak balon terbang. Tak satupun yang kalian buat ini jelas! Apa yang kalian pelajari selama kuliah disini? Jika ini saja tak mampu kalian membuatnya!

Pertanyaan kami tak bisa dijawab, ditanya data malah ngasih buku. Mestinya kalian letakan semua di laporan kalian, bukan kita yang baca, mas, mbak..

Ketua dosen penguji bahkan meninggalkan ruangan, dilanjutkan saja ya kha.

Sampai di akhir persidangan, akhirnya mereka mesti melakukan sidang ulang.

Ah tragis!


Tapi, semua sakit mereka malam itu, terbalas sudah hari ini. Meski ketika melihatku awalnya rada takut, tapi mereka paham semua konsep Tugas Akhir mereka. Menjawab semua pertanyaan dengan baik, bahkan sangat sains sekali. Merekapun menjawabnya dengan percaya diri dan bangga. Tak ada lagi dominasi satu orang, kompak sekali. Data-datanya jelas, DFDnya keren, bahkan ketika kutanya ini kok salah, oh ini harusnya mesti seperti ini dan itu buk. Kata mereka.

Aku tersenyum, oo gtu..

"Jadi gimana perasaanya, menjawab pertanyaan saya sekarang sama kemarin?" tanyaku

"iya buk, maaf kemarin kami memang kurang persiapan, tidak siap. Jawab mereka dengan senyum percaya diri" kata mereka

"Hehe" kata singkat  "oke, selamat ya kalo gtu kalian lulus, silahkan diperbaiki, perbaikannya".

Aku tak perduli, maaf mereka itu tulus atau tidak, yang jelas telah memberikan hak mereka untuk paham, cukup! Ternyata tak sebatas meminta maaf, mereka mengejar untuk berjabat tangan, dan mengucapkan terima kasih banyak. Meski hanya yang perempuan yang bersambut, yang laki2 tak boleh! :')


Alhamdulillah, Pembantaian Tragis, berakhir Manis :')


Tak perlu mereka paham bahwa kita menginginkan yang terbaik, biar saja tersakiti atau apalah. Akan ada masanya kesadaran itu tiba, mereka akan bersyukur pernah di marahi. & aku salah satu pecinta orang2 yang galak namun memberikan yang terbaik untukku :')

Ah, hari ini aku belajar lagi. ALhamdulillah




Selasa, 09 Juli 2013

Mendapatkan lebih setelah "harap pupus" :')

Bismillah..

Menyambut Ramadhan pertama, pengumuman itu muncul.
Hatiku berdetak, sepertinya aku tak kan terpilih, karna rasa inginku begitu kuat tak terbendung.

Ternyata feelingku benar, ritmenya sama seperti beberapa hal berikut:

Ingin kuliah diperguruan tinggi yang bergengsi biar dibilang keren, eh malah masuk perguruan swasta yang tak pernah kudengar sebelumnya, tapi setelah harapan itu pupus dan berganti dengan kebutuhan, malah masuk perguruan tinggi keren itu & tak sesulit mereka kebanyakan , pengalamannya luar biasa dan dapat banyak bonus pengalaman yang menyenangkan:')

Ingin mendapat beasiswa seperti orang-orang biar bisa beli handphone, biar bisa dapet uang jajan lebih kalo ada beasiswa, eh selama sekolah ampe kuliah ga pernah dapet beasiswa. Malah ketika udah mau angkut barang pulkam dari Batam, langsung dikabari dapet full beasiswa ampe biaya hidup segala. Sesuai dengan kebutuhan langsung kerja pulak.

Ingin banget ikut DM2 seperti teman-teman. Sedihnya waktu ternyata cuma jadi panitia dan mereka semua ikut DM2 di Batam. Hanya bisa gigit jari, dan menenangkan hati agar tetap bertahan diajalan dakwah. Eh pas udah gak mau lagi malah diminta DM2 ditempat yang lebih baik, diluar batam, diongkosi, dan bikin rempong semua orang pulak.

Heheh, intinya inginku belum tentu terbaik untukku. Maka, setelah pengumuman yang mencetarkan jiwa, yang mesti dilakukan, lepaskan semua harap dan serahkan padaNya. Hehe, bukan untuk dapat, tapi untuk yang terbaik #eaaaa



Senin, 08 Juli 2013

"Warning" H-1 Ramadhan

H-1 Ramadhan, mimpi semalam benar-benar menyentak.. Mengingatkan kembali, memecut hati, dan membuat ketakutan yang tiada tara.

Ah, kali ini mungkin "degil" ku telah melampaui batas kewajaran. Hingga mimpi mengerikan itu hadir, meski lelap itu telah diawali do'a. Adakah ini "Warning" dariNya? Wallahu a'lam, yang jelas mimpi yang membuat tiap jiwa takut untuk tidur ini, tak mau kualami lagi. Allah, ijinkan aku kembali.

Maafkan, dan bimbinglah langkah kami, untuk tetap mengikuti aturanMu, aamiin..

Ramadhan, moga bisa maksimal.. Aamiin..

Jumat, 05 Juli 2013

Update hari ini

Hari ini, udah belajar install pake windows ultimate di driver C beres :') *perdana loh


Belajar gambar sketsa, udah mulai lancar, berkat kemana-mana bawa pensil n kertas gambar :'), on progress teyuss


Then.. Ngerjain project, katanya sih as Tenaga Ahli... Apa aja boleh, yang penting jadi upgrade lagi.. Baru buat DB dan Form lagi...


Kalo lagi mood gini, musti dikerjain semua, sebelum sibuk beuutt.. Selain itu, prepare Ramadhan!


#Belajar, belajar, belajar... Ayoo Tikha Cemungudh!!!


smoga Allah berkahi ilmu yang dipelajari ini, aamiin

Selasa, 02 Juli 2013

Upgrade Terus

Menganalisis menjadikannya pelajaran, atau mengambil tiap peluang yang datang sebelum orang lain menyadarinya #Upgrade

Mengupgrade kemampuan diri, belajar banyak hal bidang agama, sains secara spesifik, politik, dan ilmu umum lainnya saat yang lainnya berbaik hati "mengkoreksi" sifat buruk kita. Kadang secara baik-baik, kadang sedikit tragis. #Upgrade

Belajar mengolah emosi dan rasa. Saat orang lain sibuk mempermainkan perasaan kita, berkali-kali melukainnya dan mengabaikannya #Upgrade

Evaluasi pencapaian dan kekurangan. Analisis SWOT untuk tiap tindakan dan tiap lalai, sembari memperbaiki yang rada sulit diperbaiki. Dimulai dari yang mudah #Upgrade

Saat yang lain sibuk dan tak siap-siap mengkonsep atau ribut tentang hal-hal yang seharusnya dibutuhkan action lebih. Kita action di ranah lain, minimal menanam benih-benih kebaikan. Toh, Dia melihat kan? hehe #Upgrade

Tak perlu, memamerkan hal kebaikan yang ada dalam diri kita, atau klarifikasi atas fitnahan dan celaan orang lain pada kita. Tak perlulah, lelah jika ingin terlihat baik dihadapan manusia.. Atau tertunduk lesu dan hopeless saat orang lain memandang kita sinis karna hal yang tak kita paham. Ah, bukan tipe gue beuutt.. Karna akan ada masanya, mungkin hanya hitungan menit, kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjelaskannya, kadang dengan tindakan sepeleh kita, dan kemudian semuanya menjadi berubah 180 derajat.

3 July 2013
dalam masa "mengerem" rasa ill feel >.<
Moga Allah berkahi, dan hilangkan secepatnya perasaan ini. Karna kadang, sifat ill feel mengurungkan niat kita untuk menularkan kebaikan pada lingkungan itu. *lalalalala



Rabu, 12 Juni 2013

Ini Tentang "Ideal" dan "Ketidaksempurnaan"

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, pertanyaan tiap batin mungkin. Maka, Share jawaban membahana dari seorang ustaz di acara "---" kemarin rasanya menjadi penting.

Pertanyaannya seperti ini:
"Menurut ustaz bagaimana jika salah satu "POS" dalam system, pemimpinnya seperti kekanakan gtu? bla.. bla... "

Sebenarnya panjang pertanyaannya namun intinya tentang tidak idealnya seorang pemimpin menurutnya..

Ustaz itu menjawab dengan jawaban "cinta" (menurut saya).
Ini masalahnya tentang ideal, entah dengan pemimpin, murobbi ataupun pasangan antum sekalian.
"Saya punya sebuah cerita" kata ustaz nya. Ada pasangan suami istri baru, jadi pada saat makan malam, suaminya kentut. Istrinya begitu marah, sampai melapor ke murobbinya, sambil marah-marah. "Apa itu suami saya, padahal ikhwan sharusnya dia paham tentang adab2, masa kentut sembarang tempat!...bla...bla..." disatu sisi tentu saja si akhwat (istri) benar, tapi disisi lain, seharusnya masalah itu tak perlu sebesar itu sampai membawanya keluar rumah. Jika saja, istrinya berprasangka baik mungkin tak kan timbul masalah.

"Lalu" kata ustaznya menyambung kembali cerita.. "Seorang suami bermaksud menyindir istrinya, ketika melihat debu yang cukup tebal yang menempel di meja mereka. Lalu suami itu menulis kata-kata "I LOVE YOU", pada debu yang menempel itu" berharap istrinya paham maksudnya.. Namun, ternyata istrinya justru membalas tulisan suaminya "I LOVE YOU TOO".  Suaminya tak marah, karna debu menempel itu dan berusaha menegur dengan cara yang baik, istrinya pun demikian tidak berprasangka buruk dengan tulisan tersebut malah membalasnya dengan cinta :')

Lalu ini terkait dengan ketidaksempurnaan orang yang mestinya lebih baik dari kita, pemimpin kita, guru ngaji kita atau siapapun itu. Tidak idealnya kekurangannya, jadikanlah sarana tarbiyah kita. Karna bisa jadi rekan dakwah kita, sewaktu-waktu akan menjadi objek dakwah kita juga, saat dia sedang futur.

Eh tentang ketidak sempurnaan jadi inget tulisannya ustaz salim a fillah "Yang kutahu Allah bersamaku".
Cerita Nabi Allah, Tentang jawaban Musa yang terkesan tak tawadhu’. Ketika seorang di antara Bani Israil bertanya siapakah yang paling ‘alim di muka bumi, Musa menjawab, “Aku”. Tapi oleh sebab jawaban inilah di Surat Al Kahfi membentang 23 ayat, mengisahkan pelajaran yang harus dijalani Musa kemudian. Uniknya di dalam senarai ayat-ayat itu terselip satu lagi kalimat Musa yang tak tawadhu’. “Kau akan mendapatiku, insyaallah, sebagai seorang yang sabar.” Ini ada di ayat yang keenampuluh sembilan.

Di mana letak angkuhnya? Bandingkan struktur bahasa Musa, begitu para musfassir mencatat, dengan kalimat Isma’il putra Nabi Ibrahim. Saat mengungkapkan pendapatnya pada sang ayah jikakah dia akan disembelih, Isma’il berkata, “Engkau akan mendapatiku, insyaallah, termasuk orang-orang yang sabar.”

Tampak bahwa Isma’il memandang dirinya sebagai bagian kecil dari orang-orang yang dikarunia kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan sayangnya lagi, dalam kisahnya di Surat Al Kahfi, ia tak sesabar itu. Musa kesulitan untuk bersabar seperti yang ia janjikan. Sekira duapuluh abad kemudian, dalam rekaman Al Bukhari dan Muslim, Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kisah perjalanan itu, “Andai Musa lebih bersabar, mungkin kita akan mendapat lebih banyak pelajaran.”

​Wallaahu A’lam. Mungkin memang seharusnya begitulah karakter Musa, ‘Alaihis Salaam. Kurang tawadhu’ dan tak begitu penyabar. Sebab, yang dihadapinya adalah orang yang paling angkuh dan menindas di muka bumi. Bahkan mungkin sepanjang sejarah. Namanya Fir’aun. Sangat tidak sesuai menghadapi orang seperti Fir’aun dengan kerendahan hati dan kesabaran selautan. Maka Musa adalah Musa. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi utusannya bagi Fir’aun yang sombong berlimpah justa. Dan sekaligus, memimpin Bani Israil yang keras kepala.

Maaf saya harus memotong sebagian dari tulisan ustaz salim a fillah karna akan mengambil sebagian saja sesuai dengan "ketidak sempurnaan".

​Alhamdulillah, kita belajar banyak dari kisah-kisah itu. Kita belajar bahwa dalam hidup ini, pilihan-pilihan tak selalu mudah. Sementara kita harus tetap memilih. Seperti para nelayan pemilik kapal. Kapal yang bagus akan direbut raja zhalim. Tapi sedikit cacat justru menyelamatkannya. Sesuatu yang ‘sempurna’ terkadang mengundang bahaya. Justru saat tak utuh, suatu milik tetap bisa kita rengkuh. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh.. Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan semuanya.”


Nah, dari kisah-kisah di atas, kesimpulan yang dapat kita ambil. Bahwasannya cacat ataupun tak sempurna bukanlah sebuah masalah yang harus dibesar-besarkan, namun prasangka baiklah yang harus dikedepankan. Saya menyesal karna pernah mempertanyakan tentang kekurangan, Alhamdulillah, saya berkata itu pada orang yang benar sehingga dia mengarahkan saya untuk berhusnudzon. Karna, jika saja saya bertemu dengan orang yang salah, mungkin saya tak kan pernah mengerti arti ketidaksempurnaan.

Intinya, apapun yang ada disekitar kita, mungkin saja rahasia Allah dalam membentuk pribadi kita. Ketidak sempurnaan orang lain bisa jadi menjadikan kita sempurna, pun dengan ketidak sempurnaan kita bisa jadi menjadi penyempurna orang lain. Layaknya kita tak kan pernah tau ada siang jika tak ada malam. Namun ketidak pahaman kita dengan hasil dengan cerita ini lagi-lagi mengingatkan saya pada kisah nabi-nabi kita terdahulu.
Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah
ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai
Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba
ketika pisau nyaris memapas buah hatinya
Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah
saat ia diperintah memukulkan tongkat
di Badar Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak
“Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah!”
dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman

Yang mereka tahu hanya satu, Allah bersama mereka. Itu CUKUP! Maka mari kita juga ikut belajar. Dan akupun demikian. yang kutahu Allah bersamaku, cukup! :')

Sami'na Wa atho'na ^^

Senin, 03 Juni 2013

Hari ini :')

Pagi yang indah, setelah menyelesaikan tumpukan cucian, lalu diberiNya kesempatan mengobrol dengan ibu pemilik kost dan anaknya, bercerita tentang cara mendidik anak dengan cara islami, mengobrol konspirasi besar penghancuran karakter anak lewat televisi. Ah, aku hanya menceritakan sedikit pengetahuanku ketika dia menanyakan pendapatku, karna aku pun belum mempraktekannya..
Allah, slalu keren memberikanku suasana keluarga lagi, lagi-lagi ada cinta dan kedekatan.

Ini lagi tentang mahasiswaku di kelas, selesai mengabsen aku berkeliling melihat kerjaan mereka dilayar segiempat itu. "Kemarin yang katanya mau cari inspirasi, siapa? saya mau lihat sekreatif apa idenya". Ternyata, kreatif! tema gamesnya tentang kebersihan.

Lalu ada yang bertanya padaku. "Ibu, skenario kemaren boleh saya ganti gak? biar lebih bagus". "oo silahkan" jawabku. Tumben mereka menawarkan yang terbaik, jarang-jarang mahasiswa gtu.

Ada lagi yang memandang teman disebelahnya, dengan tangan diletakkan dipipi. "Kenapa? udah selesai kok menatap temannya trus" tanyaku dengan mimik muka antara curiga dan bercanda. "Lagi cari inspirasi buk". Wow, "ada inspirasi di wajahnya ya?" tanyaku, satu kelas langsung tertawa dan saling bersahutan. Wajahnya memerah, sambil senyum-senyum.

Sekarang lagi, melihat mereka yang sibuk dengan pembuatan games masing-masing. Hehe, tetap dengan tingkah "caper" nya. Persis kayak anak kecil yang ingin dperhatikan. Kalo kelas kemarin kebanyakan gombalers, kelas ini kekanakan dan kreatif! :'), hehe.. Slalu ada yang beda :')

Bahagia itu sederhana, saat ada 1 orang yang sulit mempercayai kita bahkan untuk memberi tahu definisi dari kata yang belum kita paham, disisi lain ada yang membuat bahagia dengan tingkahnya dan kepercayaannya menceritakan panjang lebar kehidupannya. Pun, anak-anak yang kekanakan dan kreatif ini.



Minggu, 02 Juni 2013

Evaluasi

Bismillah...

Ah, maksiatku mulai menumpuk.. Berasa di hati yang mulai tak peka dengan sekitar.. Mulai tak ada ketenangan dalam hati padahal tak ada kegiatan yang membuat gelisah.
yang jelas smua tanda-tanda futur yang pernah aku dapatkan materinya, mulai kulihat ada dalam diriku..

Entah karna "masa-masa" ini, atau apa yang jelas tangis tadi pagi membuka semua maksiat yang perlu di evaluasi...

kata aagym: ada masanya hatimu berdetak, menyadarkanmu atas sgala khilaf dan memutar kembali rekaman maksiatmu. Maka bersyukurlah, karna tak ada yang terjadi tanpa ijinNya, segera kembali dan perbaiki semuanya. Percayalah Allah mencintaimu.

Aku mulai merindukan masa-masa di Daarut tauhid, tiap kamis saat suntuk melanda kami, seberat apapun langkah kami, sejauh apapun tempatnya, sesumpek apapun naik angkot, se bosen apapun menghadapi macet, yang ada dipikiran kami adalah bagaimana caranya merefresh hati.  Meluruskan kembali yang bengkok, mengkoreksi lagi lisan, hati, langkah dan tindakan kami yang tak sesuai dengan aturanNya.

Biasanya sepulang dari sana, kami akan mulai menjaga lisan, mulai memperbaiki amalan yaumiyah, mulai semangat belajar ilmu-ilmu baru, mulai dan mulai.. Selalu begitu, iman memang perlu di perbaharui, diingatkan berkali-kali. Kami paham betul kalimat aagym itu sama, kadang kami sampai hafal, namun kami masih butuh itu.

Jika salah seorang dari kami bermaksiat, yang lain mulai mencari solusi bagaimana memperbaikinya dengan cara yang tidak disadari, tak menyinggung tapi ampuh. Kami perduli dengan setiap kelalaian kecil agar tak menumpuk menjadi bom yang bisa meledak sewaktu-waktu.

Ah, aku merindukan itu. Aku tak boleh luntur, tak boleh! Harus ada yang aku lakukan, harus ada yang kuperbaiki, aku harus berhenti sejenak, memulai kembali, merefresh kembali. Aku ingin merapat, tapi bingung pada siapa. Karna salah satu pengobat hati adalah merapat pada orang yang sholih.. Harus cari cara, ah aku rindu mereka yang hatinya tak lagi di dunia, tapi jauh disana, mengangkasa, melangit, aku mencintai mereka yang mengkoreksi kesalahanku, aku mencintai mereka yang merangkul dan mengingatkanku. Mereka yang tak populer, mereka yang biasa saja, tapi didekat mereka aku teringat akan kematian, didekat mereka aku teringat betapa banyak kelalaian yang kuperbuat, didekat mereka tak ada kepura-puraan, tak ada acting.. Yang ada tetesan demi tetesan air mata yang jatuh karna maksiat.

Kumpulkan kami dijannahmu ya Robb, dan izinkan aku menemukan kembali suasana itu. Dalam bingkai ukhuwah ini, aamiin..

Apapun proses yang akan kulalui, semuanya harus bersih dari nafsu dan maksiat, smoga Allah bersikan itu, segera. Agar menjadi berkah bukan bencana.. & aku ingin kembali :'(






Jumat, 31 Mei 2013

Ada yang pake jilbab "lagi"

Bismillah..

"ibuuu, temen saya udah saya ajak pake jilbab juga"

sekilas mahasiswa itu berkata padaku. Hehe, Alhamdulillah, selamat ya jawabku turut berbahagia dengan perubahan mahasiswi kerenku itu. :')

Ah, bahagia itu benar-benar sederhana...

Ada hal yang kupelajari disini: Kadang perhatian kecil, bernilai sangat berarti bagi jiwa baru yang ingin berhijrah menjadi lebih baik..

Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang
akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
berbagi senyumkecil dan sederhana
mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali percaya
bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik

-Salim a Fillah-

#Tragis


Diam, menenggelamkan diri dalam amal kebaikan.
Melanjutkan perbaikan tanpa paksaan, belajar mengikhlaskan..
Istirahat panjang tentang sebuah rencana, dan melanjutkan kembali 2 tahun kedepan, jika Allah masih mengamanahkan diri tinggal di bumiNya.

Mempercayai rencanaNya pasti baik, bahkan yang paling menyakitkan sekalipun :')

Cayooo!!
Siap-siap nunggu emak dateng bulan juni!! Alhamdulillah masih memiliki 2 pahlawan itu ^^
Thanks to Allah



Kamis, 30 Mei 2013

Unik nya Dauroh Marhalah 1 :')

Bismillah, muhasabah malam itu menguji mental mereka. Memberikan mereka pemahaman yang belum mereka dapat.
Aku datang kesana, bersama puri. Menyebrangi pulau dan melakukan perjalanan cukup lama, menggunakan motor 1 jam lebih. Melihat panitia yang mengendarai motor membonceng kami, sungguh keren skali. Akhwat tangguh baru seruku dalam hati. Sesekali mengajaknya mengobrol agar tak mengantuk. Karna waktu itu sudah malam.

***
Dalam muhasabah itu Setelah melewati rangkaian agenda yang telah dipersiapkan panitia, tiba-tiba ada peserta yang pingsan dan diangkat oleh panitia akhwat. Aku benar-benar kaget, apa yang terjadi, melihat panitia akhwat yang panik, aku mendekati mereka. Seorang peserta tergeletak lalu tiba-tiba menangis. Panitia makin panik, aku mendekatinya, diberi minum tidak mau, di tanya namanya siapa tidak jawab. Dia hanya menangis dan mau pulang.

Panitia pikir dia diganggu jin, mengingat tempat DM kami di kaki gunung.  Lalu aku memintanya untuk duduk, dan memeluknya. Awalnya dia tetap nangis,kubacakan ayat kursi dan beristigfar berkali-kali. Dia menangis makin keras. "Tenang ya adek, kan udah dewasa masa nangis gini, tuh liat kakak panitianya pada panik. Kenapa kakak panitianya jahat ya?" tanyaku, dia menggeleng. Alhamdulillah ada respon pikirku, lalu tiba-tiba pelukannya makin erat padaku. Sedikit bingung, dan aku mengulang-ngulang istigfar. Setelah lama tenggelam dalam tangisnya tiba-tiba dia bicara "Kami takut gelap kakk" jawab dia keras sambil tetap dengan iringan tangisnya.

"Subhanallah, takut gelap?". Dia memelukku makin erat seolah tak ingin dilepas, jilbabkupun telah banjir oleh air matanya.  Seorang kakek pemilik rumah terbangun. Dan tak lupa si nurul jadi sesi dokumentasi momen-momen yang jarang terjadi ini.

"Udah ya? acaranya masih panjang nih, adek disini aja gkpp kan? minum dulu ya" dia minum lalu mengangguk. Alhamdulillah ternyata dia hanya takut gelap bukan kerasukan jin. Hehehe


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Selasa, 28 Mei 2013

Kelas Penuh *Wow

Bismillah..

Pagi ini cerah, meskipun kemarin sore langit dikepalaku cukup mendung karna salah satu staff di kampusku. Kata-kata yang cukup membuat aku menarik nafas panjang, tak mengerti bisa-bisanya dia berkata seperti itu.

Akhirnya aku menceritakan semuanya pada mama dan papa ditelpon itu kuungkapkan semua lelahku. Padahal tak selelah itu, disambut dengan kalimat motivasi dengan sedikit hiburan yang membuatku tertawa. Selanjutnya dipanggil sama pui dan mama pui, sepertinya mereka juga paham mendungnya sore itu dari mataku. Diajak makan keluar, dengan mata bengkak habis "mewek parah" itu, sesuatu banget. Lalu sepulang dari itu ada lagi yang menebak tentangku lalu menghilang hingga pagi.


Ah sudahlah, tak perlu digubris semua itu, yang jelas hari ini aku kaget kelas yang aku ajar tiba-tiba penuh. Padahal kemarin-kemarin gak serame ini, makhluk-makhluk yang kemaren tak masuk dan aku bahkan tak kenal mereka, pun hadir. Ya, welcome deh. Tak kubuat mereka takut untuk masuk, smoga istiqomah, hehe.


Lagi-lagi sekarang mereka jika ingin bertanya langsung ke tempat duduk, sekarang duduknya pun tak bergerombol lagi, main-main seperti kemarin, mereka duduk ditempat masing-masing dan mengerjakan dengan khusu' sekali. meski ada yang mendengar musik dan sebagainya. Alhamdulillah ya sesuatu :')


Senin, 27 Mei 2013

Menghadirkan Hati

Bismillah...

yang aku tahu, sesuatu yang kita sampaikan dari hati, insyaAllah nyampenya juga ke hati..
Hari ini, praktikum tools baru buat mereka. Membuat game dengan java. Hal baru sih, aku agak ragu mereka bisa. Melihat kemarin-kemarin mereka rada galau dengan koding.

Tak seperti 2 pekan kmarin aku terlihat asing hingga kelas menjadi kaku, bahkan tak sedikit yang marah dan menggerutu dibelakang. Kali ini sudah mulai dekat dan saling kenal. Bolak balik mereka menuju mejaku saat mulai menemui titik buntu dalam kodingnya.Oh iya, hari ini ada mahasiswi yang baru pake jilbab loh, aku beri selamat untuknya. "Makasih buu, jawabnya malu", hehe

Yang lain sibuk dengan game yang mereka download dari e-learning. Kesalahan merekapun berulang. Kurang teliti. Sedikit ancaman dengan candaan. "Awas kalau saya kesana karna kurang teliti" sambil senyum ringan. Mereka hanya cengengesan.

Tapi persentase bertanya untuk pekan ini sedikit berkurang. Mereka terlihat asyik dengan kodingnya. Apalgi saat pencarian ide. "kak, saya boleh cari ide gamesnya keluar?". "Boleh saja, tapi nama kalian saya catet ya, kalau gamenya ga bagus nilainya rendah". "Oke buk" jawab mereka ga konsisten. Kadang kakak, kadang ibu. Ya sudahlah, tak masalah.

Ada lagi yang mencari perhatian aja, bolak balik didepanku, atau ganggu temennya yang lagi fokus. "Kenapa, suka ya makanya diganggu trus?" ah gk kak, katanya malu2 lalu kembali ketempat duduknya dengan khidmat. Ada lagi yang bertanya "kak dikumpulnya pake word aja kan?", "iya, kenapa udah selesai?". "Belum kak, hehe nanya aja".

Sesi praktikum 4 jam, jadi tak membosankan. Alhamdulillah, hehe. Telah kukatakan ditulisanku sebelumnya. Bahwa yang perlu kita lakukan adalah menghadirkan hati disetiap kegiatan kita, maka hasilnya akan menjadi lebih manfaat dari sebelumnya. Jika tak mampu  menghadirkan hati, paksakan. Hehe.. Kuncinya dimanapun tempatnya, tanamkan dalam hati, inilah ladang saya maka mari menggarap! Lets do it! :')




Rabu, 22 Mei 2013

Indahnya Pernikahan Barokah

Bismillah, 
jangan hanya membaca judulnya tapi isinya juga subhanallah keren.. 3 golongan manusia yang beruntung :)
 

Sumber: http://daaruttauhiid.org/artikel/detail/6/59/indahnya-pernikahan-barokah.html
 
Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya. Rukun nikah yang lima harus dihafal dan wajib lengkap kesemuanya. Lalu bagaimana jika kita belum punya biaya untuk menikah? Harus diyakini bahwa tiap orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu sesungguhnya menggabungkan dua rezeki, rezeki wanita dan laki-laki bertemu. Allah swt tidak menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan Allah swt menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan tenaga, mustahil Allah swt tidak memberi rezeki kepada kita. Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada mendekati zina.
 
 Kalau sudah menikah setelah ijab kabul, jangan jadi riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah saw melarang mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi jangan sampai mengharapkan balasan berupa materi.
 
Mahar yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang paling bagus adalah uang. Rasulullah saw lebih mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu.  Perkataan terbaik suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan Allah swt. Jika istri dekat dengan Allah swt maka ia akan dijamin oleh Allah swt. Tiga rumus yang harus selalu diingat terdapat dalam surah al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur, kita itu sesungguhnya merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung:

Golongan pertama
Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah swt meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah swt. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah swt. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah swt. Tidak ada orang yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah swt. Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah swt. Makin akrab dan kenal dengan Allah swt maka semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah swt. Kalau Allah swt sudah mencintai makhluk segala urusan akan beres.
 
Salah satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah swt yang disebarkan kepada seluruh makhluk-Nya bisa dilihat sikap seorang ibu yang kesakitan saat melahirkan seorang anak waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan biaya kuliah. Mulai menikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi  kerelaannya masih saja terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah swt. Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan kumpul di surga. Apapun yang ada di rumah harus menjadi jalan mendekat kepada Allah swt. Beli barang apapun harus barang yang disukai Allah swt. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah swt. Boleh punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan di sisi Allah swt atau tidak. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna.
 
Jangan sibuk memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-mana. Allah swt tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah swt menciptakan usus dengan desain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi makan. Allah swt menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi pakaian. Apa yang kita pikirkan Allah swt sudah mengetahui apa yang kita pikirkan. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah swt, selanjutnya Allah swt yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk memikirkan yang tidak disuruh oleh Allah swt bukan yang disuruh-Nya. Kalau hubungan kita dengan Allah swt bagus semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah swt, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah swt yang punya segalanya, akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua 
Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus dan bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut, menolong dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah swt. Setiap kita memungut sampah demi Allah swt itu akan dibalas oleh Allah swt.
 
Rumah tangga yang paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi produktifitasnya. Uang yang dapat memberikan multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah. Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa kita? Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum? berapa orang yang saya sapa? berapa orang yang saya bantu?
Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau Allah swt tidak mengizinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta dihormati, malah Allah swt akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat nanti Allah swt yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Golongan ketiga
Golongan ketiga adalah rumah tangga atau manusia yang beruntung dimana pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana. Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor. Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita. Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun. Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya sekali dan sebentar hanya
untuk menipu diri. Merasa keren di dunia tetapi hina dihadapan Allah swt. Merasa pintar padahal bodoh dalam pandangan Allah swt.
Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal di atas. Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan menambah amal dan ibadah kita. Amin...

Minggu, 19 Mei 2013

Waktu ini terlalu singkat hanya untuk “berprasangka”

Bismillah

Ini adalah tahun 2012, tapi masih saja ada “dukun”.

Menurut saya, dukun adalah orang-orang yang suka mengambil keputusan premature. Keputusan tanpa info yang valid, mencari-cari kesalahan dan suka menjustifikasi. Pantas dulu ada seseorang yang slalu “protes” dan menyebut saya “sok tahu”. Gara-gara keahlian saya dalam “meramal”(baca: berprasangka). Ketika sikap orang seperti ini, oo berarti ini yang terjadi atau kedepannya akan gini dan gitu. Berkali-kali saya disindir, bahkan sering dibilang “sekarang ilmu teknologi sudah menemukan aplikasi peramal masa depan ya, sampai tikha tau apa yang akan terjadi nanti”. Dulunya marah dibilang seperti itu, tapi sekarang beberapa kali terbentur dalam kondisi “disimpulkan secara prematur”. Bahkan kadang, kesimpulan itu tidak pernah terpikirkan oleh saya, namun bisa-bisanya ada dipikiran “orang” dan menduga demikian.

Pernah ada percakapan, “tikha gini ya?”, lalu dijawab “maaf, sepertinya tidak bisa”. Langsung dibilang “oo karna ini ya?” langsung diberi nasehat seabreg, seolah tahu masalah sebenarnya. Padahal semua yang dikatakan tidak nyambung. Ingin menjawab gimana, akhirnya terpaksa membiarkan saja dia berkubang didalam prasangka. Karena semua masalah pribadi kita, kadang tak semuanya harus di share, emangnya “infotainment! Prasangka buruk “secara bebas lepas”. Bicara tanpa data, tanpa tabayyun, langsung ngomong “seolah” tepat sasaran. Padahal?

Setelah diidentifikasi secara pribadi, beberapa hal yang menyebabkan sering terjadinya kesimpulan premature, adalah:

1. Keingin tahuan secara berlebihan. Pokoknya semua masalah didunia ini dia harus paling tahu, tidak mau ketinggalan. Padahal tidak semua masalah harus diketahui, ada masanya. Toh, biasanya juga masalah yg udah tahu belum diselesaikan. Itu namanya kerja belum selesai udah mencari kerjaan baru.



2.Ingin keputusan terlalu cepat, berharap tiap Tanya langsung ada jawabnya. Biasanya orang yang mengambil keputusan premature itu sudah punya keinginan jawabannya, namun ingin mendengar langsung dari yang ditanya, dan ingin jawaban itu yang keluar. Akhirnya “dari Tanya premature muncul keputusan prematur”.   

3.Kurang sabar, ini intinya. Orang yang kurang sabar tidak pernah menghargai proses. Suka yang instan-instan.



4. Orang yang mengambil keputusan premature, tak berniat baik pada masalah yang ingin dia ketahui, karena masalah itu beban untuk diselesaikan. Siapa yang suka mencari beban? Khawatir malah untuk di umbar & seolah jadi hero padahal zero.

Keempat alasan ini cukup jadi jargon untuk melahirkan banyak sifat buruk gara-gara kesimpulan premature. Subhanallah, gara-gara “disimpulkan prematur” saya jadi tahu betapa menyebalkannya orang-orang yang berbicara tanpa info yang valid, tanpa tabayyun dll. Padahal didalam islam telah banyak tuntunanya. Adab-adab.

Lebih daripada itu, waktu ini benar-benar singkat untuk mencari kesalahan orang lain, atau pencitraan pada Manusia. Lelah! Banyak kerjaan lain.

Kita manusia, harus saling mengingatkan bukan berprasangka “seenak dewe”. Jikapun telah cukup buktinya & jelas. Maka, nasehatilah dengan cara yang baik.

Karena, kata Salim A Fillah “dijalan cinta para pejuang nasehat adalah KETULUSAN kawan sejati bagi NURANI, MENJAGA CINTA dalam RIDHONya”

Bismillah,

Lalu sekarang saya resmi ingin melepaskan gelar “dukun” / “sok tahu”. Karena ternyata karakter itu tak layak hadir dalam proses perbaikan, kembali pada fitrah!

Saya siap untuk berbenah bagian ini, kamu? Yuuk Berbenah! dibantu ya ^^

Mengapa ingin menjadi "Dosen"

A: Mengapa ingin menjadi "Dosen" ?
B: "Karna saya ingin menjadi pendidik"
A: Jika ternyata kamu tidak terpilih jadi dosen, bagaimana?
B: "Tidak masalah, karna menjadi pendidik tak harus jadi dosen ataupun di poltek"

Pertanyaan itu muncul saat psikotest kemarin.
Mungkin pertanyaan itu terkesan membingungkan yang bertanya, disaat posisiku telah jelas akan bekerja di poltek, aku malah menjawab menjadi pendidik kan tak hanya bisa dilakukan di poltek.

Sebenarnya aku tak bermaksud berkata akan berhenti dari poltek kemudian mencari pekerjaan lain. Tapi saat pertanyaan itu muncul aku teringat dengan cita-citaku. Ingin menjadi pendidik seperti mereka, para guru peradaban. Mereka adalah orang yang tak punya gelar apapun, juga tak membuka institusi resmi dibidang pendidikan apalagi digaji. Bukan, mereka bukan dosen, bukan pula guru formal SD, SMP, ataupun SMA yang mengajar memang menjadi kerja mereka. Bukan, bukan mereka.

Namun dari mereka muncul orang-orang keren, sukses dan berkarakter. Nama mereka tercatat dalam sejarah, minimal sejarah hati murid mereka yang mereka didik. Ya, itulah mereka yang membuatku meluruskan kembali niat dari tiap cita-cita yang mondar mandir dalam otakku.

Mereka, orang-orang yang ingin bertanggungjawab atas moralku yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan mereka. Mereka yang mengatakan padaku, akulah anak zaman, akulah salah satu pemuda yang akan memperbaiki negeri ini. Kata mereka aku tak perlu takut pada selain Allah. Ya, mereka pada pendidik itu aku mencintai mereka karna Allah.

Mereka menyampaikan dari hati, hingga sampai pula ke hati ini. Hati jiwa degil yang akhirnya mulai terlihat mempesona. Kalau bukan karna Allah, mungkin aku tak pernah bertemu dengan mereka, maka tetaplah syukur terdahsyat hanya boleh untukNya.Allah.

Selasa, 14 Mei 2013

Kondusif

Bismillah...

Ba'da sholat ashar tangisku tumpah. Ah dimulai dari amarah yang tak sampai. Saad adzan berkumandang sampai sholat dimulai, suara musik tak jelas dari lantai 2 kampus ini begitu keras mengganggu telinga orang-orang yang akan melaksanakan sholat berjama'ah. Tak lama dari itu suara mahasiswa teriak-teriak, seolah mereka tak perduli bahwa ada yang sedang sholat. Kuucapkan istigfar dan mencoba fokus sholat. Suara mereka makin menjadi, teriak dan tertawa terbahak2 disebelah mesjid itu. Allah.

Setelah sholat, aku mencoba menenangkan hati sejenak aku telah bersiap untuk menegur mereka. Kutenangkan hati agar tak melampaui batas, nada suaraku yang tinggi dan wajahku yang benar-benar sulit untuk dibawa senyum, aku khawatir marahku tumpah. Setelah itu aku bergegas keluar, aku tak perduli apa kata mereka yang ingin aku lakukan adalah menegur tindakan mereka yang tak berpendidikan itu! Sayang Allah tak mengizinkan karena ketika aku keluar mereka sudah tak ada lagi disana. Mungkin Allah belum memberikan kesempatan itu.

Hatiku menggerutu, bagaimana bisa mahasiswa itu mampu menjadi pemimpin dunia, mampu melakukan yang terbaik untuk negara sedangkan mereka tak sedikitpun menghargai panggilan Yang Menciptakan mereka. TRAGIS! Dimana moral mereka, dimana ajaran sekolah mereka dulu?

Bayang-bayang pemuda/i itupun hadir, saat kami bersama menjadi penjaga mushola. Jika ada yang mengotori mushola siapapun dari kami pasti menegurnya. Kadang kami mengomel jika ada laki-laki dan perempuan yang ada dalam mushola dan berdekatan. Atau kami akan merusuh orang-orang yang belum sholat padahal sudah datang waktunya sholat. Ya, disini dikampus yang sama.


Ah, masa lalu. Aku merindukan pemuda/i itu duplikat dari mereka. Karena aku khawatir Allah akan murka dengan tindakan2 yang melampaui batas itu. Mungkin banyak orang yang sholih tapi yang mensholihkan orang lain. Terbatas jumlahnya. Allah datangkan kembali mereka. Jika kammi mampu menjadi wasilahnya. ijinkan kammi, aamiin

Minggu, 05 Mei 2013

Hari Pertama jadi "Pendidik"

Bismillah, pagi ini cukup indah mulai bekerja. Meja bekerja yang luas, dan ruangan yang kondusif, orang-orang yang ramah. Inilah dunia pendidikan. Alhamdulillah..

Sapaan ramah per lantai membuat semuanya makin mempesona. Apalagi teman-teman satu ruangan. Inilah mengapa aku harus full syukur atas semuanya.

Hari ini, bahagia itu milikku ^^ karnaNya

Senin, 29 April 2013

Percayakan saja padaNya

Kita tak perlu bersusah lagi kepayahan memperbaiki bagian diri agar terlihat baik di mata manusia, sungguh itu tak penting! Cukuplah penilaian Allah saja, karena dia tau jelas, amunisi yang kita perlukan untuk berjuang menghadapi masa depan kita.

Saat seserang membenci kita, bisa jadi kebencian itu memang menjadi kebutuhan kita, saat seseorang mencintai kita mungkin saat itu cinta itu yang menjadi kebutuhan kita.

Kehilangan barang yang kita sukai, dan kita anggap penting. Bisa jadi barang tersebut justru memang tak kita butuhkan lagi. Banyak hal yang tak mampu kita lihat dari kaca mata manusia. Namun kadang terlihat jelas hikmahnya setelah itu terjadi. Maka mempercayakan hidup kita padaNya adalah pilihan tunggal, satu-satunya.

Jika kita mau pasrah maka semuanya akan berjalan baik-baik saja. Sakit itu, saat kita ngeyel, padahal menurut Allah salah tetep aja ngotot, akhirnya diperlukan sedikit paksaan. Maka, kita sering sebut itu, sakit.

Mata boleh nangis, ekspresi boleh jelek, tindakan boleh khilaf, namun keyakinan bahwa segalanya adalah baik, syarat mutlak untuk kita kembali.

Lagi, lagi percayakan saja padaNya, pembuat skenario terbaik sejagad raya. Allah

Rabu, 24 April 2013

Salim A Fillah Quotes

“Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti
Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran
Karena terkadang penantian
Membuka pintu-pintu syaithan”
Salim A. Fillah


“Kita yang menjalani hidup dengan mengalir
Seperti air
Mungkin lupa bahwa air hanya mengalir
Ke tempat yang lebih rendah”
Salim A. Fillah

“Mencintai tak b'arti harus memiliki. Mencintai b'arti pengorbanan u/ kbahagiaan org yg qt cintai. Cinta tak pernah meminta u/ menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah kberanian. Atau mempersilakan. Yg ini pengorbanan.”
Salim A. Fillah


“Mencintai tak b'arti harus memiliki. Mencintai b'arti pengorbanan u/ kbahagiaan org yg qt cintai. Cinta tak pernah meminta u/ menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah kberanian. Atau mempersilakan. Yg ini pengorbanan.”
Salim A. Fillah


“Bahwa cinta adlh prsoalan b'usaha u/ mncintai. Bahwa cinta bknlah gejolak hati yg dtg sendiri melihat paras ayu/janggut rapi. Bahwa sbgmana cinta kpd Allah yg tak serta merta mengisi hati kita. Karena cinta mmg hrs diupayakan. Karena cinta adlh kata kerja. Lakukanlah krja jiwa & raga u/ mencintainya. Kerjakan cinta yg ku-maksud agar kau temukan cinta yg kau-maksudkan. Karena cinta adlh kata kerja. Cinta-mata airnya adlh niat baik dr hati yg tulus. Alirannya adlh kerja yg terus menerus.”
Salim A. Fillah


“Kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar
Hanya dirimu yang mengerdil
Tenanglah, semata karena Allah bersamamu
Maka tugasmu hanya berikhtiar
Dan di sana pahala surga menantimu”
Salim A. Fillah



“Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan.. Meloncati rasa suka dan tidak suka.. Melampaui batas cinta dan benci.. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi.. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat.. Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas.. Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Alloh lebih tahu tentang kita..”
Salim A. Fillah, Jalan Cinta Para Pejuang  



“Kadang kau harus meneladani matahari. Ia cinta pada bumi; tapi ia mengerti; mendekat pada sang kekasih justru membinasakan.”
Salim A. Fillah 




“Semua orang yang ada dalam hidup kita,
masing-masingnya, bahkan yang paling menyakiti kita
diminta untuk ada disana
agar cahaya kita dapat menerangi jalan mereka”
Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah 



“Menikah itu sekarang hanya sekedar
keraguan ikhwan dan penantian akhwat…”
Salim A. Fillah 




“Keputusan yang salah dari sebuah musyawarah, jauh lebih baik daripada pendapat pribadi, betapapun benarnya"

"Bersabarlah, dalam syuraa, juga dalam dekapan ukhuwah”
Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah 




“Ada kata yang merangkum kesetaraan, perhatian, & cinta!
Laki-laki & Perempuan
saling mengenal, saling memahami, saling bantu, bergandengan tangan (ups!), saling menanggung, & cekatan mendahulukan. Serasi..!
Lalu? Harusnya kau tahu bidadari bisa cemburu. Itu tantangan. Untuk mendekatkan sumbu potensi diri dengan nyala suci ruh keshalihan. Agar bidadari cemburu padamu? Bukan dengan tebar pesona fisik tentu. Karena pasti 'muke lu jauh' he..he..
Tak jua dengan memenjara diri antara dapur, kelambu & sumur, karena Allah & Rasul tak pernah bermaksud begitu.”
Salim A. Fillah 




“Dalam dekapan ukhuwah, kelembutan nurani menuntun kita untuk menjadi anak Adam sejati; memiliki kesalahan, mengakuinya, memperbaikinya, dan memaafkan sesama yang juga tak luput dari khilaf dan lupa...”
Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah 




“Alangkah seringnya
Mentergesai kenikmatan tanpa ikatan
Membuat detik-detik di depan terasa hambar
Belajar dari ahli puasa
Ada dua kebahagiaan baginya
Saat berbuka
Dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala
Inilah puasa panjang syahwatku
Kekuatan ada pada menahan
Dan rasa nikmat itu terasa, di waktu buka yang penuh kejutan
Coba saja
Kalau Allah yang menghalalkan
Setitis cicipan surga
Kan menjadi shadaqah berpahala
Buku ini dipersembahkan untuk mereka yang lagi jatuh hati atau sedang pacaran bersama doi yang dipenuhi hasrat nikah dini tapi belum bernyali yang sedang menjalani proses penuh liku dan yang ingin melanggengkan masa-masa indah pernikahannya...”
Salim A. Fillah, Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan 




“Hai dunia, menjauhlah dariku! Mengapa engkau datang padaku? Tak adakah orang lain untuk engkau dayakan? Adakah engkau sangat menginginkanku! Tipulah orang lain! Aku tak memiliki urusan denganmu! Aku telah menceraikanmu tiga kali, yang sesudahnya tak ada rujuk lagi. Kehidupanmu singkat, kegunaanmu kecil, kedudukanmu hina, dan bahayamu mudah berlaku! Ah, sayang. Sangat sedikit bekal di tangan, jalan begitu panjang, perjalanan masih jauh, dan tujuan sukar dicapai!" - Saidina Ali”
Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah 




 “Segala luka & kecewa tampaknya kan malu & meniada: ketika kita insyafi bahwa Allah Yang Maha Mengatur tak pernah keliru, tak pernah aniaya”
Salim A. Fillah 



“Ada banyak hal tampak yang bisa kita tertawakan. Tapi sungguh lebih berbilang hal tak kasat yang selayaknya kita tangisi.”
Salim A. Fillah 



“Masih banyak orang shalih. Tetapi tak banyak antara mereka yang memperjuangkan keshalihan”
Salim A. Fillah, Agar Bidadari Cemburu Padamu 




Sumber: http://www.goodreads.com/author/quotes/710334.Salim_A_Fillah
     

Senin, 22 April 2013

Hehe, masa-masa disini rasanya kembali ke masa kekanakan, eh lebih tepatnya free namun dalam syari'at ketentuannya. Menjalani hidup serius namun dengan cara santai. Mau belajar jika diijinkan main-main dulu. Main-main disini seperti naik gunung, jalan-jalan, jalan kaki, lari pagi, masak, atau ngerjain orang, hehe :p

Kumpulan orang yang tak bisa diatur, namun slalu berusaha melakukan yang terbaik..
Mempunyai cita-cita yang saling hapal satu sama lain, hingga menjadi pengingat masing-masing. Ah, smoga dimudahkan, kelak akan aku temui mereka dengan mimpi-mimpi itu. InsyaAllah mereka mampu, begitu juga aku.

Sbelumnya seorang anak bandel itu menuliskan ini tentangku. Tak masuk akal, tapi sayang jika tidak di dokumentasikan


Pengen nulis tentang mereka juga, tapi ntr aja deh, sampai bisa dipastikan mereka tak nyebelin hingga akhir #eh :p


Udah dulu, mau ambil jilid laporan, burning data n kumpul smua pernak pernik TA lalu... Sesi pemotretan with akhwat lanjut faiz store, setelah sebelumnya bareng ubi-health fams.. ah banyak kali :p

Sabtu, 20 April 2013

Telpon dan Adu Argumen

ada yang beradu argumen diseberang sana, padahal jelas tau bahwa diseberang sini ada yang mendengar adu argumen mereka, via handphone yang dari tadi diabaikan >.<

Entah itu konspirasi atau rencana apa, yang jelas sepertinya maksud mereka tersampaikan dengan jelas. Hehe, makhluk dikota cyber yang berlabel "aktivis dakwah" itu slalu punya cara baru untuk menyampaikan sesuatu.

Sepertinya harus merelakan diri, mendengarkan omelan makhluk-makhluk itu, menyampaikan unek2nya dan saling beradu argumen. Terakhir setelah argumen itu selesai "tikha ga denger kan?". Ya ya ya.. Suara udah pake toak gitu tak mungkin tak dengar >.<

Meski demikian, aku bersyukur masih bisa membersamai mereka meski hanya dengan mendengarkan omelan mereka dan masalah-masalah yang sepertinya sangat panjang sekali..

Hahah, sepertinya aku cukup dirindukan.
Sabarlah sebentar lagi, disini juga ada mereka yang bersaudara sama seperti kita disana. Sabar ya :')

Rabu, 17 April 2013

Wonosobo "Bumi Khayangan"




Bismillah...

Tentang wonosobo, bumi khayangan indah yang kusebut negeri dongeng.. Penduduk yang ramah, cuaca yang sejuk dan lukisan alam yang membuat mata begitu dimanjakan dengan ciptaanNya. Allah. & tempat menginap yang full service. Anak manja itu benar-benar paham cara memuliakan tamu. Dikampungnya dia bisa disebut makhluk dewasa. Meski ketika di Bandung degilnya tak karu-karuan.

Congratz pencitraan di akhir cerita ^^
Bersama 3 ukhti itu akupun bahagia, terima kasih ukhuwah ini, aku bahagia.

 


Sabtu, 09 Februari 2013

Sayang Mama & Papa karena Allah

Dua pahlawanku itu, aku mencintainya karena Allah. Dua pahlawanku itu, aku merindukan mereka. Saat lelah menyapa rasanya tak seharga dengan pengorbanan mereka untukku. Cinta tak bertepi mereka, aku tak pernah mampu membalasnya, sekuat apapun aku mencobanya, mereka selalu berada didepanku dalam berkorban. Allah beri mereka hidayahmu, jaga mereka selamanya, cintai mereka slalu. Ketika aku bahkan tak mampu berada disisi mereka sekarang. Jaga mereka, selamanya..

Senin, 04 Februari 2013

H-1 Mendaki Gunung Papandayan

Bismillah...
Besok pagi, insyaAllah aku dan 13 personil lain siap menempuh petualangan perdanaku dalam mendaki gunung. Gunung yang kami pilih adalah papandayan yang tingginya 2665mdpl(meter diatas permukaan laut),dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 ยบ C.

Subhanallah, ga kebayang aku akan kesana, semoga. Pagi sekitar pukul 06.00 kita berangkat dari Bandung menuju garut (papandayan mountain). Kalau aku lihat di GPS sekitar 3 jam lebih kesana. Smoga secepatnya.

Inspirasi naik gunung bukan karena film 5cm
Banyak yang mengira, inspirasi kita naik gunung karena menonton film 5 cm. Sama sekali tidak, karena keinginan naik gunung sudah sangat lama sekali. Namun belum kesampaian karena waktunya tidak tepat. Malah, salah satu alasan mengapa kami nonton 5 cm agar bisa melihat langsung kondisinya sehingga bisa mempersiapkan diri.


Mukmin yang kuat lebih dicintaiNya
Apapun yang dicintainNya, lakukan.  Setelah mendaki CarTil(Caringin Tilu) dengan mobil avanza#loh? (itu mah bukan mendaki teteh), apapun namanya, berdiri dipuncak, melihat hamparan rumput terbentang luas seperti karpet, melihat indahnya kuasaNya, muhasabah dan dingin yang mencekam. Membuatku sadar ada banyak sisi untuk memupuk rasa syukur dan tahu diri karena telah diberiNya kehidupan. Maka, makin kuat tekadku untuk mendaki. Meski pada akhirnya ketetuanNya lah yang berlaku.

Smoga, Allah beri izin padaku untuk melihat indahnya ciptaaNya dari sudut pandang yang lain. Meski pembimbingku bertanya-tanya "tikha udah siap kan, naik gunungnya? udah pernah jalan jauh? de el el". Pembimbing kita memang TOP bgt deh, hehe.

Pesanku
Karena aku tak pernah tahu apa yang terjadi padaku diatas sana, maka persiapan kondisi terburuk sangat dibutuhkan, memohon maaf atas segala khilaf dan salah orang-orang yang pernah kusakiti. Berterima kasih pada mereka yang mendidiku hingga aku mendapatkan keberanian seperti sekarang ini, untuk mencoba banyak hal, dengan keyakinan full padaNya. dan terimakasih terdahsyat hanya untukNya, karena membuat skenario keren untukku. Smoga, aku dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah, aamiin.
& dakwah ini, smoga Allah beri ketegaran pada setiap kita untuk tetap istiqomah didalamnya, karnaNya.

Jalan ini, jalan yang mengajarkanku bahwa segala cinta tak bisa dimengerti, jika tak ada cintaNya yang memberi arti #ukhuwah karnaNya..

Do'akan saya ya.. sayonaraa :')





Disqus for harus memulai