Minggu, 29 Juli 2012

Clear & Clean

Manis itu akan menjadi legit, ketika sebelumnya kita merasa pahit.

Suasana penat beberapa hari, bisa hilang hanya dalam waktu 1 jam saja. Penerus tongkat estafet kali ini harus makin kuat. Tak boleh ada yang tercecer lagi. Datangnya orang-orang bijak dan memberi nasehat itu, rasanya membuat suasananya menjadi clear & clean. Masing-masing kekurangan terungkap, seolah pas atau sebenarnya memang "dipantau"? Entahlah!
Baru sadar ternyata ada yang membersamai meski seolah hanya bertanya, baru sadar ternyata tidak ada yang meninggalkan. Semua hanya formalitas, namun dibalik itu semuanya, hanya untuk memberi kemandirian. Do'a, itulah kuncinya. Saat letih tak mampu lagi ditopang oleh kaki, berbondong-bondonglah mereka hadir dengan izinNya. Mungkin, makna dari keterikatan hati itu tak harus yang tampak-tampak saja. Allah, memberi kesempatan untuk ku berada dijalan ini, benar-benar anugrah yang luar biasa. & ternyata aku tak pernah sendiri :)

Jika demikian, mari mandiri! Tanpa keluhan, jadilah generasi yang menggantikan bukan digantikan. Tongkat estafet ini dimulai dengan Bismillah, dengan bekal KOMITMEN (Al qur'an dan Sunnah), dan tentu saja "backup". Semangat! Ramadhan kali ini bertabur ujian & cinta..

Harus ada GOAL yang jelas, untuk pasukan ini. Karena persembahan terbaik, hanya untukNya :)

Sekeping hati dibawa berlari, jauh melalui jalan yang sepi..
Jalan kebenaran indah terbentang didepan matamu para pejuang..

Sabtu, 28 Juli 2012

Karena batas akhirnya bukan Sabar

Karena batas akhirnya bukan Sabar, kawan!
Melainkan dilanjutkan dengan tindakan setelah sabar, karena sabar itu bukan berarti diam, sabar itu bukan berarti menangis berpanjangan, melirik masa lalu kemudian menginginkannya kembali.Sabar itu bukan lemah, melihat dengan mudahnya seseorang menghancurkan berkeping-keping semangat yang telah dibangun sedemikian rupa. Sabar bukan berarti diam, saat puzzle kepingan hati yang di satukan justru dipatahkan oleh lisan-lisan yang tidak bertanggung jawab. Sabar itu, bukan membiarkan pos yang telah diamanahkan dihancurkan oleh orang yang mementingkan kepentingan pribadi saja. 

Jiwa ini memang dijual sepenuhnya padaNya, tentu bersama segala konsekuensinya. Tapi, batas akhirnya bukan sabar, kawan!
Jika sabar berada diatas sabar, maka tunggulah aksi atas dasar sabar.

Perhatikan yang terjadi setelah aku lelah menangis/
Then, keep stay cool :-)
 

Loe Gue END! (ga nyambung)

"loe akan tau orang yang loe anggep temen slama ini,  sebenarnya bukan temen loe, dari hal seperti ini dek"


Seorang kakak keluarga lingkaran baru ku ini benar-benar mengagetkan. Dengan gaya macho ala akhwat, kata-katanya cukup menghujam ke jantung. Orang yang kuanggap awalnya cuek dan agak susah didekati ini, justru membuatku ingin mengenal banyak tentangnya. Memang benar yang lembut belum tentu lembut, yang baik belum tentu baik. Posisi, benar-benar tidak menjamin kematangan seseorang dalam pemahaman. Itulah mengapa aku mulai trauma melihat & menilai sesuatu itu hanya dengan mata.

Kata-kata kakak ini agaknya pas dengan keadaan sekarang, meski dengan versi beda. Karena memang kami tidak sedang membahas masalahku. Hubungannya adalah watak. Dari kesulitan dimanapun, yang paling mudah ditemui adalah pendalaman watak seseorang. Konflik, masalah, kesulitan, kesusahan, agaknya menjadi sarana yang pas untuk menguji hati-hati yang ikhlas. Agaknya menjadi sarana yang sangat baik, melihat perbedaan telak antara tahu dan paham.

Semua terlihat jelas, orang-orang yang bergerak karena kesenangan saja dengan mereka yang melakukannya karena merasa bertanggung jawab. Tentu saja, kualitas terlihat jelas disini. Bersyukur, karena disinilah kutemukan mereka. & kutemukan lagi beberapa jiwa-jiwa yang "pantas dirindukan" kelak.

Kata-kata yang menyakitkan sepertinya sudah menjadi hal biasa & harus terbiasa untuk didengar, keluhan, menghindar, ataupun kalimat-kalimat "prasangka" lainnya.

Seseorang pernah berkata padaku "udah nikmatin aja, sesak itu, tangis itu, kelak akan kamu rindukan", & akhirnya aku paham, mengapa orang-orang hebat terdahulu menjadikan kematiannya sebagai istirahat.

Baiklah, mari nikmati sekolah kesabaran ini hingga selesai, mempelajari watak-watak. Semoga jika tiba saatnya, diberi Allah kenikmatan istirahat panjang dlm cintaNya, aamiin :-)

Semangat karena Allah! Mati itu jika harapan kita disandarkan kepada selainNya. 
Belajar untuk tidak tertipu, dengan orang-orang yang hanya memanfaatkan "kedekatan" untuk kepentingan pribadi dengan dalih "bersama" :)

Senin, 23 Juli 2012

Backup

Jika tak ada makhluk yang berkata akan membackup. Smoga Allah slalu hadir membersamai tiap langkah. Ya, karna amanah tak datang tanpa izinNya.

Dimulai dengan kemampuan untuk mempublikasikan setiap info yang didapat, lalu berubah menjadi orang dgn kemapuan menyimpan info hingga akhir hayat.

Smoga amanah hingga Dia berkenan bertemu denganku kelak, aamiin

Minggu, 22 Juli 2012

masih tilawah kan ukht?

Bismillah,
Menulis berdasarkan pengalaman pribadi, untuk jadi motivasi dan pecutan diri, menjadi lebih baik ditiap bilangan hari.

Terinspirasi dari pertanyaan seseorang "tapi kamu masih tilawah kan ukht?". Sebuah pertanyaan dari orang dibelakang telepon itu mengagetkanku. Bukan hanya sekali pertanyaan itu dia tujukan padaku. Namun itu muncul saat kondisiku mulai riuh dengan kegalauan, saat gelisah atau ngelantur tak berarah. Lalu aku mulai menganalisis, kata-kata kreatif tentu tak boleh dilewatkan begitu saja, tanpa paham maknanya.Karena memang benar jawaban dari pertanyaan orang itu adalah "ya, tapi jauh dari target"(menjawab dengan perasaan bersalah).

Selasa, 03 Juli 2012

Dicari!

Bismillah,
Karna penampilan fisik yang tampak shaleh, tidak ada manfaatnya jika rahasia-rahasia batinnya telah rusak

Kutipan kata ini ku ambil dari buku orang-orang yang tidak suka popularitas. Sebelumnya ada seabreg nama yang tidak ku kenal sebelumnya berada dalam buku ini. Cukup menciutkan nyali membaca hubungan mereka dengan Allah yang terjaga dengan sangat sempurna. Rahasia mereka yang begitu terjaga denganNya tentu saja membuat batin ini cemburu bercampur menyesal. 
Lalu ku intip masa-masa yang telah aku lalui, ibadah-ibadah yang kulewati. Ternyata tidak seberapa! Lalu ibadah yang tidak seberapa itu kembali kuingat-ingat bagian mana yang hanya menjadi rahasia aku denganNya. Namun rasanya sulit ditemui.  Tak sanggup rasanya kembali mengingat dan memotong nilainya dengan kelurusan niat,lalu keikhlasan kemudian maksiatku. Ah,  apa lagi yang kupunya. Sepertinya nihil.
Lagi kutemukan kalimat ini:
"Adalah sebuah kegilaan yang besar, ketika kau menunjukan ibadah-ibadahmu kepada manusia, sedangkan kau menginginkan penerimaan disisi Allah"
 Lalu tidak kah hanya sampai disana?
Suatu saat rasanya ingin kutemui, dia yang tidak menyukai popularitas, dia yang berusaha menjaga hubungannya dengan Allah secara rahasia. dia yang tidak populer dibumi, namun dia populer di langit. Ah, masih adakah yang seperti itu? Entahlah! :)

Wallahu a'lam

Disqus for harus memulai