Kamis, 29 November 2012

Diam

Hmm, banyak kata yang ingin kutulis, ada kata yang ingin kulukis dari suasana hatiku belakangan ini. Tapi entahlah rasanya sungguh sangat sulit membaginya dengan siapapun dan apapun. Cukuplah Allah yang maha menggenggam hati ini yang tahu.

Dalam diam aku mengerti...
bahwa tak ada siapapun dibumi ini yang memberi arti tanpa ijinNya
Dalam diam aku paham..
bahwa tak slamanya yang berkata benar itu, benar

Dalam diam aku mengerti..
bahwa pujian kita terhadap manusia, bisa membuatnya lalai hingga merasa slalu benar..
Dalam diam aku paham
begitupun untuk diriku sendiri..

Dalam diam aku mulai tersadar..
bahwa pengetahuan minim, akan membawa kita pada keputusan yang salah..
Diam-diam aku menangis, menyadari bahwa ternyata aku masih perlu banyak belajar..

Lalu aku menengok sekitar, apa saja yang telah ku perbuat.. akankah Allah berkenan terhadapnya..
& aku sadar, manusia itu kadang sangat minim sudut pandang,. hingga slalu menganggap remeh suatu hal yang dia tidak ketahui, dan menganggap tinggi hal yang tak dia pahami..

ah.. aku mulai malu pernah kagum berlebihan pada siapapun itu, padahal sgala kebenaran yang terucap datangnya dari Allah...

Smoga aku mampu meletakkan segalanya pada porsi yang tepat, bahwa pengharapan hanya pada Allah. Kepada manusia, ah cukuplah berbagi saja. Suka, duka ataupun lainnya cukuplah aku dan Allah yang tahu.. karena kadang manusia itu ingin mendengarkanmu bukan karena perduli, tapi hanya karena penasaran. Beda dengan Allah. Allah lagi, Allah dulu, Allah terus. Cukuplah Allah. Ada Allah, cukup!



Sabtu, 24 November 2012

Selamat Datang

Bismillah..

"Dimanapun Allah meletakan kita di bumi ini, terima dan berikan yang terbaik!"

Hmm, bahkan dalam mimpiku bisa koding-koding itu muncul. Subhanallah..
Aku baru mengerti tentang kata seorang dosen pada saat aku awal menginjakan kaki di kampus ini. ITB. "Bukan sarana atau prasarana yang baik yang akan kalian dapat di ITB, karena diluarpun kalian akan dapat lebih dari ini. Tapi suasana belajar, itu yang di berikan ITB"

Suasana belajar? Lalu aku pikir, hmm mungkin karena kulihat di tiap sudut kampus ini orang-orang yang sibuk belajar, bahkan di Salman, selasar itu dipenuhi oleh orang-orang belajar kecuali di waktu sholat. Ah, tapi bagaimana cara memunculkan jiwa-jiwa pembelajar itu, sedangkan motivator terbaik itu justru ada dalam diri kita sendiri.Aku sabar menanti untuk tahu. Lalu kutemukan itu pada suasana Tugas Akhir Sesi 2 ku untuk meloloskan diri pada jenjang pendidikan berikutnya. 

Hari ini, jika dikampusku yang dulu aku berfikir bagaimana caranya menyelesaikan 1 fungsi dari satu aplikasi dan satu bahasa pemograman, itupun kadang berfikir untuk copy paste saja. Sekarang aku harus memikirkan bermacam-macam aplikasi berikut dengan macam-macam bahasa pemogramannya, lalu algoritmanya, dicampur bumbu desainnya.
Ah, berapa banyak waktu yang kubuang-buang percuma dulu. Alhamdulillah meski demikian, ada kemampuan diluar akademik yang ku upgrade di kampus dulu. Allah tak pernah salah letak, Dia slalu memberi hikmah di tiap episode kehidupan. Hanya ingin membandingkan sistem belajarku dulu dengan sekarang. Cita-cita tetap serupa namun usahanya ditambah.

Selamat tinggal usaha yang seadanya, tak ingin kulihat dirimu lagi. Selamat datang usaha terbaik, mari berjuang bersama disisa umur ini. Karena Allah, tak pernah salah letak.

Selamat datang juga Android, C#, Windows Phone, MySQL, PHP, Aplikasi Tes Buta Warna, Integrasi, Update Server, Socket Programming, dan yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Smoga Allah memberkahi perjalanan kita. Hingga mengantarkan pada titik dimana kita mampu memberikan performance terbaik untuk Allah dan RasulNya. 

Selamat datang tim 8 : Cila, Unnila, Unnanda, anzar, iman, geni, uzhe dan aku sendiri semoga TA dan Lomba-lomba yang akan kita ikuti bisa memberikan banyak hal yang bermanfaat untuk kita dan sekitar.

Selamat datang mas lukman yang sudah seperti bapak kami sendiri, slalu membimbing dan memberi semangat, disaat yang lainnya sulit untuk bertemu pembimbing dua mereka mas lukman malah sibuk mencari-cari kami yang kadang menghilang dari basecamp karena suntuk. Hoho

Selamat datang pak ary, dosen yang menginpirasi pintar namun rendah hati. Baru pertama bertemu banyak kata-kata yang mendorong kami menjadi lebih baik. Kata-kata tentang "kita itu banyak yang bicara, tapi sedikit sekali yang jadi eksekutor. Maka berikan saja yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik. Diam dan bekerja sama-sama capek. Bukankah tidurpun menjadi nyenyak jika kita lelah dalam bekerja" begitu katanya, ditengah-tengah kesibukannya namun menuangkan waktunya ke kami dan tidak ada jarak kesombongan. Katanya "orang-orang yang kalian lihat pintar diatas sana dibidang IT, mereka itu biasa saja, sama seperti kita ini namun mereka mau bekerja keras dan slalu memberi yang terbaik, slalu belajar. Jadi sebenarnya kitapun mampu menjadi lebih baik". Subhanallah, keren pisan uy.

Mama, papa, dan mereka yang di kota cyber. Terimakasih atas do'a dan suportnya. Do'akan ya :)

Bukan seberapa lama, tapi seberapa banyak manfaat yang dapat kau ambil disini. Kampus ini. ITB. Semangat!



Pagi ini, ditemani koding-koding dan suara murotal yang indah. Smoga Allah memberkahi, aamiin :)

Selasa, 20 November 2012

Dimana Posisimu?

Lagi, lagi.. Retorika itu gampang kawan!
Kau bilang kau perduli, mudah!
Mudah, melepas kalimat-kalimat menggugah dari lisanmu, mudah sekali!

Tapi tak sebatas lisanmu yang berucap, aksi mu juga ditunggu mereka. Mereka yang kau sebut saudara seiman, mereka yang menunggu antrian mendapat gelar syuhada. Ya, mereka! Saudaramu yang berada di Palestina.

Ah, Palestina itu, sudah pasti akan merdeka. Jelas, sangat jelas. Karena itu telah menjadi janji Raja Semesta. Allah. Tapi pertanyaannya dimana posisimu? Penonton kah? Komentator? atau hanya ingin disebut "perduli" atas kata-katamu yang begitu menggugah hati itu?

Kau punya saudara kandung yang begitu kau cintai? Adik, kakak? Apa yang terjadi jika kakakmu, adikmu dibunuh didepan matamu tanpa ampun, bahkan pembunuh itu melakukannya tanpa rasa bersalah, kemudian dilakukannya berkali-kali pada saudara2 mu ? Disiksa hingga darah memenuhi tubuh mereka atau cacat kakinya karena penyiksaan? Apa yang kau lakukan pada pelakunya? JAWAB!!!

Jelas! Kau akan sangat marah!
Jelas! Kau akan mengambil apapun untuk menyelamatkan yang tersisa!
Mungkin, kau akan membeli senjata yang paling mahal untuk kau berikan pada saudaramu untuk melawan.
Tak kan kau pikirkan lagi laparmu, tak kan kau pikirkan lagi shoping di mall, dan jelas air matamu akan deras mengalir mendoakan mereka seolah kau sendiri tengah berada di tengah laut dan membutuhkan pengharapan terkhusuk untuk bantuannya.

Itulah, itulah jarak kita dan Palestina, bahkan lebih dari itu! Kau lihat poto-poto anak-anak Palestina itu? kau lihat sifat pahlawan mereka, bahkan ditengah lumuran darah tatapan mereka tajam tanpa keluhan. Mereka, anak Palestina!

Di akhirat kelak, jika kau ditanya oleh Allah. Rabbmu. Apa yang kau lakukan untuk Palestina Tikha? Apa jawabanmu? :)

Sabtu, 17 November 2012

Nama : Sartikha
Tempat Tanggal Lahir : 12 Maret 1990
Alamat : 12 Maret 1990
No HP : 12 Maret 1990

Selasa, 13 November 2012

Jika aku lelah, maka kukembalikan semua pada Sang Pencipta :)

Jika aku lelah, maka kukembalikan semua pada Sang Pencipta :)
termasuk  kamu, duhai sahabat..
aku tak terlalu suka lama membujuk..
karena hidup ini terlalu keras untuk bermanja-manja dan digantungkan pada makhluk
Kematian itu, pasti..
Tak ada yang bisa menghindarinya..
aku, kamu atau siapapun, akan masuk kedalam lubang gelap itu..

Mungkin saja, dalam kefuturanku, aku akan berlaku sama..
Menuntut perhatian dari sekitar, hingga lelah..
Saat lelah itu tiba, dan tak lagi kutemukan kasih dari makhlukNya
Maka, tak ada kata lagi selain ku kembalikan pada Pencipta..
Aku, mereka juga berkali-kali merasakan kecewa..
Tapi?
Buat apa?
Untuk siapa?

Jangan kau harapkan perlakuan dari manusia,
ya... sekedarnya saja..
manusia juga tempat khilaf..
maafkan, sudahi saja keluh kesah itu, beres!
Jangan terlalu lama dalam kelalaian, bangkit!

Akupun pernah terjatuh, aku juga pernah berharap, diperhatikan oleh semesta
sampai aku sadar, hanya Allah, cukup Allah..
yang lain? ah.. mereka hanya jiwa-jiwa yang terbungkus tanah, tak lebih dari kita
jikapun ada manfaat yang datang, itu smua dari Allah
lalu, apa yang bisa diharapkan?

Maka, jika lelah serahkanlah pada pencipta..
aku, tak bisa berlama-lama membujuk duhai sahabat..
karna, ladang amal membentang..
jangan disia-siakan, dengan pengharapan pada makhluk..

kembalilah, bersemangat seperti sedia kala..
ups.. bahkan lebih dari itu..


14 November 2012
Oleh Tikha

Kata Penyemangat

Tobat itu wajib bagi seseorang, tapi lebih wajib lagibaginya untuk meninggalkan dosa. perjalanan waktu ini sangat mengherankan, tapi lebih mengherankan lagi kelalaian manusia terhadap waktu. sabar dalam menghadapi musibah itu sulit, tapi hilangnya kesabaran itu lebih sulit lagi akibatnya. semua yang bisa dicapai itu dekat, tapi kematian lebih dekat dari semuanya. (Ali bin abi thalib)


Jika suatu ketika engkau melihat orang yang sedang bercakap, suka berbantah dan lagi merasa bangga dengan pendapatnya sendiri, maka sempurnalah kerugiannya. [Bilal Bin Saa'ad]


"Wahai anakku, tahanlah gangguan anak kecil karena usianya yang masih muda, dan orang tua karena ketuaannya, dan orang bodoh karena kekurangannya, dan orang alim karena ketaatannya."



Senin, 12 November 2012

Pelecehan

Bismillah

Aku pernah merasa aman dengan diriku, tentang hubungan dengan lawan jenis. Aku pikir, ah dengan "kelebihan" yang diberikan Allah padaku mestinya aku bebas melakukan banyak hal, tanpa takut mengganggu mata siapapun, tanpa mengganggu hati siapapun. Apalagi dengan tingkahku yang suka menggunakan pakaian yang nabrak-nabrak warna, atau gemerincingan gantungan kunci di tasku yang slalu di protes teman dekatku seperti anak kecil (meski sekarang udah aku copot satu per satu, berkat slalu diomelin), atau kelakukanku yang slalu menginjak belakang sepatuku. Karena memang aku gk pernah nyaman memakai sepatu. Atau aku yang dibilang mirip semangat Umar. Entah darimana datangnya persepsi itu dari mereka.

Namun semua rasa aman itu berakhir, begitu ada beberapa hal yang muncul. Begitu ada mata-mata yang kata temanku mulai tertuju padaku, ketika ada jiwa-jiwa yang memberikan perhatian lebih padaku, setelah ada juga yang terang-terangan mengungkapkan hal yang membuatku tercengang dan terkaget-kaget. Ketika ada seorang ikhwan yang baru 5 bulan kami kenal, menasehati kami secara khusus untuk berhati-hati dalam berkelakukan karena ternyata kami mulai diperhatikan dan dibicarakan. Meski aku sempat nyeletuk "Nah, kalian semua hati-hati ya" sambil menunjuk ke teman-temanku, lalu ikhwan itu bilang "Tikha juga, jangan merasa aman" dengan intonasi tekanan#gleg. dan cerita-cerita surprise yang lain.

Sebenarnya aku tak bermaksud menceritakan tentang diriku, hanya saja kata darwis tere liye, tak semua orang yang suka dijadikan contoh. Maka aku memilih diriku sendiri. Maka, aku mulai packing-packing poto di FB, mau poto dari depan atau belakang, pokoknya gk mau ada yang menduga-duga. Meski poto yang diluar kuasa (di upload orang lain) tak mampu aku menghapusnya, atau poton rame2, hehe jadi gk narsis n mengganggu kan? Entahlah, belum ada yang protes juga tuh. #loh?

Ketika kubaca sebuah buku, aku menemukan kata ini:

Beruntunglah orang yang bila ia mati, mati bersamanya dosa-dosanya. Kesengsaraan yang panjanglah bagi orang yang mati tapi dosa-dosanya tidak mati selama seratus tahun, dua ratus tahun atau lebih lama dari itu yang membuatnya tersiksa dalam kuburnya -Abu Hamid Al Ghazali-

Nggak tau kenapa, mendadak inget poto-poto aku. Semakin dipertegas oleh seorang saudari, ingat wanita itu sumber fitnah. Waktu poto kita dilihat oleh lelaki yang tak halal trus bilang:
"wah kamu cantik banget, mau gk jadi istri aku"
"wah mirip boneka pesen satu donk"
"subhanallah, cantiknya"

"Kalo ampe dibilang gtu gue langsung koprol-koprol, gile masa gue dilecehin gtu, brani-braninya mandang gue seenaknya" kata seorang ukhti. "Itu sih namanya, pelecehan, malu, antara malu dan marah. Malu sama Allah, malu sm jodoh gue". Aku makin tertampar-tampar. Iya juga ya.. Kalau dah kayak gtu niatnya apa coba? mau dibilang cantik? kalo gue mah kasihan, sodara kita pula tuh. Gue gk suka sama caranya, dan kasihan sama orangnya. Kita do'ain aja ya.

Sekian dulu, moga manfaat..


Minggu, 11 November 2012

Allah, Izinkan aku mengharumkan nama Muslimah





Bismillah,
Dulu, aku  tak pernah tau tujuanku berada disini. Di bidang akademik yang ingin kujauhi namun tetap saja terpaksa untuk ditekuni. Ditengah hiruk pikuk Tugas Akhir, ada keinginan lain, yang terbesit dari hatiku. Bukan hanya ingin kelancaran TA dan selesai pada waktunya, aku juga ingin mengharumkan nama Muslimah. Bahwa muslimah, mampu menjadi cendekiawati yang meneladani pendahulu Islam. Bahwa, tak ada lagi yang berkata muslimah itu standar pengetahuannya. Tak muluk-muluk dan tak bermaksud riya’. Hanya tak ingin menyiakan waktu muda sia-sia. Ingin berjihad meski  hanya dengan akademik. Aku ingin menjadi ibu yang baik kelak, cerdas dalam mendidik. Namun sebelumnya, aku ingin punya cerita bahwa menggapai cita-cita tak mudah. Banyak hantaman badai yang hanya bisa dilawan dengan kepercayaan dan penyerahan diri full padaNya.

TA kali ini, smoga mempunyai kebermanfaatan yang besar untuk ummat, aamiin.

Malu

Aku bisa tegar karenaMu
Bisa berfikir hidup ini indah
Meski tertatih, terhempas-hempas
tapi kucoba, bertahan

Terima kasih tlah membuatku kuat
sampai detik ini ku tetap tersenyum
Ku tak mau hidup di masa lalu
Jalan hidupku terbentang, panjangg

(Syamil-Tegar)

Bagaimanapun itu, jangan pernah menggantungkan hati kepada selain Allah, meski pada amal sekalipun. Inilah uniknya Islam. Allah tak pernah melihat pada kadar dari amal kita ataupun hasilnya, namun terletak pada niat selurus-lurusnya karena Allah dan kesesuaian dengan range yang ditetapkanNya. Ah, aku kembali malu, ketika riya' atas kebaikan yang sedikit yang pernah aku lakukan, padahal belum tentu Allah ridho. Meski demikian semangat musti, kudu terpatri dalam hati dalam rangka melakukan apapun hanya demi pengharapan ridho Ilahi.

Aku malu, saat kataku tak sesuai dengan sikapku. Aku malu saat aku mampu mengolah kata menjadi indah, namun tak demikian dengan akhlaku. Aku malu, namun tak berani putus harapan dari rahmatnya. Aku malu, dengan mereka yang lebih dulu melakukan kebaikan hanya untuk ridho Allah. Aku malu pada perjuangan Rasul, sedang aku hanya sibuk dengan diriku sendiri. Aku malu menulis ini, tapi aku butuh tamparan pada ketika lalai.

Maksiat yang berulang-ulang kulakukan sungguh sangat menyebalkan sekali. Rasa-rasanya bebal melakukan hal yang komitmen untuk tak kulakukan. Riya', Ghibah, ngerasa tinggi hati, kurang menjaga pergaulan dll. Padahal biasa saja, namun hati ini melayang sok "terbaik", hingga kadang terkesan menjijikan ketika mengingat-ingatnya kembali. Seolah melakukan kebaikan dengan level tinggi, padahal aslinya low!

Ngomong seenaknya dewe', seolah lupa bahwa tiap kata akan dipertanggungjawabkan dihadapanNya, seolah lupa pada kematian yang kapan saja akan datang. Sebel!

Meski demikian, tak boleh putus harapan, tetaplah berbenah, malu, malu, malu. Ingatkan slalu bahwa Allah pantau. Jika kuingat perjuangan sahabat Rasul, ah syurga benar-benar masih jauh.

Semangat! 




Kamis, 08 November 2012

Kata

Banyak Kosa Kata di Bumi ini, yang bisa digunakan untuk menyampaikan hal dengan cara terbaik tanpa menyakiti namun mengena dihati. Tak sedikit kata yang kau anggap biasa, namun ternyata mengukir luka. Ah, padahal segalanya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Maafkan atas khilaf dan salah. #alarmMe/Us


Bismillah 
Kita tak pernah tahu, kadang kata yang terucap bisa mengukir luka bahkan merobek ukhuwah. Mungkin saja kata kita anggap biasa namun efeknya menjadi luar biasa pada lawan bicara kita. Kita tak pernah tau kondisi hati masing-masing orang. Bisa saja saat itu telah ada sayatan luka dalam hatinya, hingga kata kita yang biasa menjadi pukulan tuk memperparah luka.

Dakwah pun, seharusnya diseru dengan hikmah kan? Rasululloh, manusia sempurna yang paling dicintai Allah, yang dijamin syurga, dia tak banyak kata dalam berdakwah namun teladannya terkenal sepanjang zaman. Lalu kita? Kosakatanya indah, mengena di hati namun tak menyakiti, terbukti jelas dengan semua orang disekitarnya mencintainya. 

Ayolah! Pilah pilih kata, sebelum ia terlontar tak berarah...

Nasehat ini khusus untukku, dan silahkan jika ada yang ingin mengambil pelajaran. 
Jangan pernah ikuti apapun dalam blog ini yang salah dan kurang manfaat. Mohon maaf atas khilaf dan salah.

Minggu, 04 November 2012

Bidadari itu Memilih menjadi Badut

Ditengah hiruk pikuk wisuda, mataku melihat sekitar kebahagiaan masing-masing orang dan dandanan yang beraneka ragam. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh shei "Ukht, sini deh dengerin kak Winda mau ngasih tausiyah", aku langsung membalikan badan mengarah kak winda. Kak Winda adalah seorang akhwat siyasih yang baru menikah beberapa bulan yang lalu, orangnya tegas, masih ku ingat ketika hari dia menikah seolah ada hijab antara dia dan orang yang baru resmi menjadi suaminya. Sebenarnya umurku hanya beda satu tahun dari dia.

"Tadi kakak dapet laporan nih, katanya di kampus banyak badut" aku makin serius memandang kak winda, tak sabar menunggu kalimat selanjutnya. "disini terlihat jelas dek komitmen para akhwat, mereka yang "bidadari" akhirnya kalah dan memilih menjadi badut, kembali lagi pada komitmen tabarruj perlu dipertanyakan". Langsung flash back ke masa lalu, saat wisuda waktu itu, akupun tak terlalu tegas ketika mama memaksaku untuk berdandan. Meski pada akhirnya aku mendapat cara menghapus segala pernak pernik dimukaku. Kena omel sih sama mama, tapi entahlah aku cukup risih dengan hal itu. 

Kembali pada cerita kak Winda. Komitmen. Iya ya, bukankah komitmen itu bisa diuji ketika kondisi terjepit. Ah, betapa banyak akhwat yang rela berhenti dari kerjaanya karena tak ingin melepas jilbabnya, atau perjuangan akhwat-akhwat yang lain. Lha, sekedar mempertahankan dari omelan orang tua, sulitkah? Apa guna ilmu komunikasi dan lobi-lobi diajarkan di jalan ini, jika hal itu justru tak bisa digunakan untuk kemaslahatan nilai-nilaiNya. 

Atau jangan-jangan, kombinasi hati yang kotor dan desakan yang sedikit, meruntuhkan nilai prinsip dengan mengubah dalihnya. Sehingga tantangan kecil menjadi begitu besar ketika dihadapkan dengan hati yang kotor. Astagfirullah. Mari kembali berkomitmen untuk tidak Tabarruj, apapun itu! Akhwat itu mahal, bukan untuk di obral! Waspada!

Kamis, 01 November 2012

Dari :( menjadi :)

Bismillah
Catatan ini akan menceritakan sedikit banyak tentang perjalanan kemarin. Dari Badan membungkuk antara lelah dan kecewa kemudian masuk masjid, setelah dibuat jleb, diremuk-remuk hati, keluar masjid langsung dalam keadaan tersenyum dan berjalan dengan semangat seolah berjalan pada aspal yang landai.

Pagi kemarin kami (aku dan shei) memutuskan untuk memulai perjalanan kami jam 10 pagi, tujuan pertama adalah PUSDAI kami bermaksud mendaftar kursus. Ah, sudah setua ini baru mau mulai belajar, rasa-rasanya hati kami menggerutu. Tapi tetap saja, tekad kami sudah bulat ini namanya ikhtiar pol-polan. Sampai juga kami ke tujuan kami berkat petunjukNya yang dikirim melalui jawaban teman-teman kami. (sekedar info ke PUSDAI bisa naik angkot riung-Dago). Sampailah kami ketempat kursus itu, disambut dengan senyum ramah dan penjelasan yang cukup detail serta meninggalkan kontak kami untuk dihubungi.
 
Perjalanan kedua adalah ke rumah sakit cicendo, disana kami akan ikhtiar tentang "Mempertegas implementasi TA", sebelumnya kami mampir ke Salman untuk menunaikan kewajiban, sholat. Selepas sholat kami lanjut lagi perjalanan menuju rumah sakit cicendo, naik angkot caringin-serang dari bonbin, tanpa tanya kami langsung naik, ketika duduk di angkot mulai kebingungan "wah kemana nih selanjutnya ukht" padahal sama-sama bingung. Lalu shei nanya pada ibu-ibu dalam angkot itu, langsung dijawab ramah "ohh, masih jauh kok rumah sakit cicendo nya " dan penjelasan panjang lebar oleh si ibu aku mendengar samar karena berada di sebelah shei. Setelah itu ibunya turun, "yaudah hati-hati ya nak, ibu duluan" ibu itu menoleh ramah pada aku dan shei, lalu turun dan ternyata ibu itu menitipkan kami pada supir angkot "mang dua anak di belakang yang pakai jilbab turunnya di rumah sakit cicendo ya" lalu ibu itu bergegas pergi.

Alhamdulillah kami sampai di rumah sakit cicendo, ternyata ini rumah sakit khusus mata. Ohya sekedar informasi, ada sebuah kekecewaan sebelum kami berangkat, yang cukup membuat lunglai kaki untuk melanjutkan perjalanan. Namun kata shei "Tenang ukht, jika manusia tak ingat insyaAllah malaikat tak kan absen mencatat usaha kita!" lalu aku menjawab, dengan membaca puisi "Ketika" memakai intonasi yang lucu, lalu kami tertawa bareng. Melangkah maju menuju RS Cicendo.
Sampai dirumah sakit cicendo, kami berusaha menemui seseorang, temannya teman kami yang akan membantu. Namun sepertinya beliau sibuk hingga tak mengangkat telpon dan membalas sms dari kami. (gerbang kecewa mulai melambai). Tapi kami tepis itu segera, terinspirasi dengan buku "Notes From Qatar" yang melakukan hal-hal ekstrem untuk maju, kamipun bertekad untuk mendapatkan sesuatu disini. Lalu kami ke lantai 2 rumah sakit, kami melihat dokter yang hilir mudik, sepertinya mereka sangat sibuk jalannyapun cepat-cepat sekali. Beberapa ada yang melihat ke kami lalu lanjut berjalan lagi, mungkin karena kami sama-sama menggunakan jilbab hitam diantara baju-baju putih mereka, hehe. Baiklah, jika hanya duduk saja kita tak kan dapat apa-apa, beberapa menit kami duduk dan mengawasi orang-orang yang lalu lalang, sehingga kami putuskan untuk bertanya. Seorang dokter muda dengan jilbab pink menuju ke arah kami, langsung kami dekati dia, "Assalamu'alaikum bu, kita mau tanya-tanya nih" lalu kami menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke rumah sakit ini, meski awalnya gugup, tapi selanjutnya obrolan berjalan lancar, dokter itu menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan dengan sangat ramah. Namanya Maula, alhamdulillah kami mendapat nama dan no HP nya serta info untuk TA kami.

Baiklah selesai, perjalanan kami selanjutnya adalah daarut tauhid, kajian Al-Hikam tiap kamis. kami sempat salah angkot tapi akhirnya kami turun dan nanya sama bapak polisi, dijawab dengan sangat ramah sekali sambil menunjukan angkot menuju ke daartu tauhid "Angkotnya arah ke Lembang neng, darimana ya?" kami menceritakan sedikit kronologis perjalanan kami, lalu kami pamit "Terima kasih pak, Assalamu'alaikum". Sampai di angkot, lagi-lagi kami bingung kemana lagi ya? Lagi, kami bertanya pada mbak-mbak yang ada di angkot, Subhanallah ternyata tujuan mbaknya sama seperti kami, akhirnya kami ngobrol panjang dengan mbak itu sepanjang perjalanan. Tetehnya ramah beuutt uyy. Sekedar info lagi, kami lagi-lagi mendapat info ttg sesuatu yang "memancing kecewa kembali melambai", namun lagi-lagi kami tepis. Meski kadang-kadang aku geram. Tapi, ya sudahlah.
***
Sampai di Daarut Tauhid dengan semua kekecewaan yang ada..
#Proses Peremukan Hati
Pembahasan tentang Al-Hikam 151
Kata-kata yang menghujam..
Mata kita pada makhluk, namun hati kita pada pencipta maka akan Takjub. Tapi jika mata pada makhluk, hati pada makhluk, pasti kecewa!
Jika kalian galau akan tugas kuliah atau sekolah (loh, kami saling pandang), buat apa? emang yakin umur kalian sampai? Fokus saja pada pembersihan hati, Allah sudah atur semua, banyak-banyak zikir agar fikir dituntun oleh Allah. Kromosom ditubuh kalian itu triliunan, tapi beres di urus sama Allah. Masalah kalian seberapa sih?
Ada cerita seorang pengusaha catering yang udah usaha 34 tahun, kemudian tau-tau ada masalah dan ditangkap 1 bulan. Yang diceritain yang tidak enak selama 1 bulan itu, yang 34 tahun diberi rizky sama Allah mana syukurnya?
Ini nih, kadang-kadang kita tidak adil, kita sibuk memikirkan orang-orang yang menyakiti kita, yang nyebelin dan jahat, tapi kita lupa ada lebih banyak orang yang menyayangi kita dan baik kepada kita. (tiba-tiba kami mengingat perjalanan kami kesini, begitu banyak wajah ramah yang kami temui daripada info-info yang membuat kecewa melambai, hati kami teriris merasa bersalah dan melampaui batas. Seolah menjadi manusia yang tidak berfikir, padahal dalam Al Qur'an Allah slalu berkata "tidakkah kamu berfikir?").
Daripada banyak fikir mending dzikir, pahala itu ilmu itu, semua milik Allah. Kalau kalian ambil minta ijin dulu sama pemiliknya dengan do'a agar ia tuntun. Sehingga do'a dulu baru ikhtiar. Jangan langsung ambil aja, itu namanya tidak tahu diri, ambil tanpa ijin lanut aagym#jleb-jleb, remuk lagi.

itulah Point penting yang membuat kami cukup tertampar.

Ohya disni kami ketemu ibu-ibu yang ramah banget, dia orang Palembang. Kami diberi nasehat panjang lebar, ibu itu juga bilang gini "ibu dari tadi mikir, anak dua ini kok klop banget ya, padahal kan baru ketemu. Smoga Allah melanggengkan persahabatan kalian ya nak". Subhanallah, do'a lagi. Lanjut kami bertukaran kontak, berharap masih bisa saling terhubung satu sama lain. Kata-kata postif yang banyak dari ibu itu membuat kami makin bersemangat menghadapi tantangan. Lalu saat kami mau pulang seorang mbak-mbak menghapiri ingin meminjam catatan kami. Catatn itu tidak terlalu banyak tapi lama sekali mbak itu meminjam, setelah kami analisis, mungkin ini cara mbak itu untuk berkenalan lebih dekat ke kami. Akhirnya kami tau dia jurusan Psikologi, lagi-lagi do'a muncul dari bibir seseorang yang baru kami kenal. "Moga dilancarkan ya, aktifitasnya". Kamipun kenalan dan tukeran kontak lagi. Setelah itu langsung pulang. Eh, masih ada lagi, ketemu penjual jus buah yang ternyata orang Prabumulih, subhanallah satu daerah sama aku.

Betapa banyak nikmat hari ini, namun aku menyambutnya dengan khianal. Astagfirulloh.
Moga Allah bimbing kita slalu, untuk bersyukur dan melihat dengan jernih agar tak kufur.
Moga manfaat

Disqus for harus memulai