Senin, 12 November 2012

Pelecehan

Bismillah

Aku pernah merasa aman dengan diriku, tentang hubungan dengan lawan jenis. Aku pikir, ah dengan "kelebihan" yang diberikan Allah padaku mestinya aku bebas melakukan banyak hal, tanpa takut mengganggu mata siapapun, tanpa mengganggu hati siapapun. Apalagi dengan tingkahku yang suka menggunakan pakaian yang nabrak-nabrak warna, atau gemerincingan gantungan kunci di tasku yang slalu di protes teman dekatku seperti anak kecil (meski sekarang udah aku copot satu per satu, berkat slalu diomelin), atau kelakukanku yang slalu menginjak belakang sepatuku. Karena memang aku gk pernah nyaman memakai sepatu. Atau aku yang dibilang mirip semangat Umar. Entah darimana datangnya persepsi itu dari mereka.

Namun semua rasa aman itu berakhir, begitu ada beberapa hal yang muncul. Begitu ada mata-mata yang kata temanku mulai tertuju padaku, ketika ada jiwa-jiwa yang memberikan perhatian lebih padaku, setelah ada juga yang terang-terangan mengungkapkan hal yang membuatku tercengang dan terkaget-kaget. Ketika ada seorang ikhwan yang baru 5 bulan kami kenal, menasehati kami secara khusus untuk berhati-hati dalam berkelakukan karena ternyata kami mulai diperhatikan dan dibicarakan. Meski aku sempat nyeletuk "Nah, kalian semua hati-hati ya" sambil menunjuk ke teman-temanku, lalu ikhwan itu bilang "Tikha juga, jangan merasa aman" dengan intonasi tekanan#gleg. dan cerita-cerita surprise yang lain.

Sebenarnya aku tak bermaksud menceritakan tentang diriku, hanya saja kata darwis tere liye, tak semua orang yang suka dijadikan contoh. Maka aku memilih diriku sendiri. Maka, aku mulai packing-packing poto di FB, mau poto dari depan atau belakang, pokoknya gk mau ada yang menduga-duga. Meski poto yang diluar kuasa (di upload orang lain) tak mampu aku menghapusnya, atau poton rame2, hehe jadi gk narsis n mengganggu kan? Entahlah, belum ada yang protes juga tuh. #loh?

Ketika kubaca sebuah buku, aku menemukan kata ini:

Beruntunglah orang yang bila ia mati, mati bersamanya dosa-dosanya. Kesengsaraan yang panjanglah bagi orang yang mati tapi dosa-dosanya tidak mati selama seratus tahun, dua ratus tahun atau lebih lama dari itu yang membuatnya tersiksa dalam kuburnya -Abu Hamid Al Ghazali-

Nggak tau kenapa, mendadak inget poto-poto aku. Semakin dipertegas oleh seorang saudari, ingat wanita itu sumber fitnah. Waktu poto kita dilihat oleh lelaki yang tak halal trus bilang:
"wah kamu cantik banget, mau gk jadi istri aku"
"wah mirip boneka pesen satu donk"
"subhanallah, cantiknya"

"Kalo ampe dibilang gtu gue langsung koprol-koprol, gile masa gue dilecehin gtu, brani-braninya mandang gue seenaknya" kata seorang ukhti. "Itu sih namanya, pelecehan, malu, antara malu dan marah. Malu sama Allah, malu sm jodoh gue". Aku makin tertampar-tampar. Iya juga ya.. Kalau dah kayak gtu niatnya apa coba? mau dibilang cantik? kalo gue mah kasihan, sodara kita pula tuh. Gue gk suka sama caranya, dan kasihan sama orangnya. Kita do'ain aja ya.

Sekian dulu, moga manfaat..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai