Banjir airmata kali ini tak dapat kutahan. Ah, benar-benar merasa menjadi makhluk paling lemah di jagat raya ini. Karna 'si mungil ungu'. Entah mengapa tiba-tiba rusak, sekedar memberi tanda dengan layar hitam & kata-kata yang tak kumenegerti artinya. Mungkin dia marah, karna aku terus memaksanya untuk bekerja keras beberapa hari ini. Sama dengan tubuhku yang mulai demo, dengan flu dan batuk tanda istirahatku sudah mulai tidak karuan. Kali ini entah siapa yang harus aku salahkan karna tragedi bendungan airmata yang 'banjir bandang' ini.
Bingung ingin cerita pada siapa?
Tadinya aku ingin menelpon papa & mama untuk bercerita & menangis sejadi-jadinya. Tapi setelah mendengar suaranya, aku tak tega jika harus becerita tentang sifat menyerahku padanya. Tak tega aku, jika pahlawanku itu merasakan kalut dan gelisah hanya karna ego & menyerahku.
Setelah itu aku mencoba sms 'si kk' namun tak kunjung dibalas, aku rasa diapun sedang sibuk dengan TA nya, meski setelah itu dia membalas smsku, namun tetap tak tega aku menambah bebannya yang kurasa sudah cukup berat.
Kulihat saudara kembarku, datang menuju arah parkiran tempat aku berdiri agak lama, eh tiba-tiba dia berhenti melihat temannya, sempat ku sms dia 'bisa ke parkiran?', tak lama dari sms itu aku beranjak pulang. Ah, akupun tak tega merepotkannya.
Beberapa wajah hadir dibenakku (ummi, sobatku, sobatku, sobatku, sodaraku, dll), untuk sekedar kumintai nasehat. Namun, entah mengapa hatiku mencari-cari alasan untuk tak menghubungi mereka, seolah aku berat beban yang terasa olehku, begitu sulit untuk dibagi ke mereka.
Meski pada akhirnya, aku menelpon si kakak yang ada di 'jakarta' sana. Akhirnya seperti perkiraanku dia sibuk & khawatir gk ketulungan. Aku merasa bersalah, berkali-kali dia sms, nelpon, bahkan yang tak disangka-sangka pun ikut andil untuk aku repotkan.
Akhirnya, aku menelpon satu lagi orang yang ku kenal. Berharap dia bisa memperbaiki laptopku. Mengendarai motor dengan pelan & air mata berlinang ditambah sedikit batuk, betul-betul tak mengenakan. Aku pun teringat papa & mama, ketika dulu aku repotkan mereka dengan masalah-masalahku, mereka bahkan tak rela melihat air mata ini jatuh sedikit saja. Mama, papa & kedua adekku, yang bahkan tak rela melihatku mogok & mendorong motor ketika motorku bermasalah. Papa & adek gantengku itu, slalu memeriksa motor dengan sangat hati-hati jika aku akan memakainya, karna takut terjadi apa-apa padaku. Adekku, papaku, mamaku, akan mengantarku kemana-mana demi keselamatanku. Tapi malam ini, aku diajarkan untuk dewasa, diajarkan untuk mandiri, tanpa kedua pahlawan & kedua bodyguardku. Menyusuri batam sendiri, mencari tukang reparasi notebook. Tapi sampai sekarang belum juga kutemukan. Demi keselamatan akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan ikhtiarnya besok. Karna telah larut malam, namun sebelumnya kusempatkan ke warnet didekat rumah. Searching cara memperbaiki laptop, ah namun sekaligus terapi hati dengan menulis. Menulis kisahku malam ini, malam yang terasa berat namun aku tak ingin menyerah.
yang aku tahu, perlu ujian untuk naik tingkat, yang aku tahu aku kuat, yang aku meski air mata ini menetes namun hati ini tetap ingin yakin atas jalan ceritaNya. Biarlah Dia melihat usaha makhluknya ini, toh Dia takkan memberi masalah melampaui kmampuan umatNya. Biarkan malam ini tanpa si mungil ungu. Biarlah malam ini kupenuhi dengan meyakiniNya, dengan cintaNya. Mungkin Dia cemburu karna waktu untuk si mungil ungu lebih banyak daripada untukNya. Maka malam ini, di malam jumat yang indah, biarkan cinta ini mengalir bersama kebesaranNya. Tanpa rekayasa, tanpa manipulasi data. Waktu akhwatpun habis, aku harus segera pulang. Jangan khawatir kakak, aku baik-baik saja. titipkan saja adekmu ini padaNya, biar Dia yang Maha Sempurna yang menjaga :)
*Oh ya, tadi kunci motor hilang, eh ternyata ada sama pak satpam, pak satpam ketakutan gara-gara yang punya kunci motor nangis tersedu2, jadi langsung dibalikin kunci motornya tanpa perpanjangan masalah. Terimakasih pak satpam :)
Subhanallah, dijalan cinta para pejuang, ujian adalah cinta, cinta dariNya untuk jiwa-jiwa yang ia percaya.
Wallahu a'alam ^_^
Bingung ingin cerita pada siapa?
Tadinya aku ingin menelpon papa & mama untuk bercerita & menangis sejadi-jadinya. Tapi setelah mendengar suaranya, aku tak tega jika harus becerita tentang sifat menyerahku padanya. Tak tega aku, jika pahlawanku itu merasakan kalut dan gelisah hanya karna ego & menyerahku.
Setelah itu aku mencoba sms 'si kk' namun tak kunjung dibalas, aku rasa diapun sedang sibuk dengan TA nya, meski setelah itu dia membalas smsku, namun tetap tak tega aku menambah bebannya yang kurasa sudah cukup berat.
Kulihat saudara kembarku, datang menuju arah parkiran tempat aku berdiri agak lama, eh tiba-tiba dia berhenti melihat temannya, sempat ku sms dia 'bisa ke parkiran?', tak lama dari sms itu aku beranjak pulang. Ah, akupun tak tega merepotkannya.
Beberapa wajah hadir dibenakku (ummi, sobatku, sobatku, sobatku, sodaraku, dll), untuk sekedar kumintai nasehat. Namun, entah mengapa hatiku mencari-cari alasan untuk tak menghubungi mereka, seolah aku berat beban yang terasa olehku, begitu sulit untuk dibagi ke mereka.
Meski pada akhirnya, aku menelpon si kakak yang ada di 'jakarta' sana. Akhirnya seperti perkiraanku dia sibuk & khawatir gk ketulungan. Aku merasa bersalah, berkali-kali dia sms, nelpon, bahkan yang tak disangka-sangka pun ikut andil untuk aku repotkan.
Akhirnya, aku menelpon satu lagi orang yang ku kenal. Berharap dia bisa memperbaiki laptopku. Mengendarai motor dengan pelan & air mata berlinang ditambah sedikit batuk, betul-betul tak mengenakan. Aku pun teringat papa & mama, ketika dulu aku repotkan mereka dengan masalah-masalahku, mereka bahkan tak rela melihat air mata ini jatuh sedikit saja. Mama, papa & kedua adekku, yang bahkan tak rela melihatku mogok & mendorong motor ketika motorku bermasalah. Papa & adek gantengku itu, slalu memeriksa motor dengan sangat hati-hati jika aku akan memakainya, karna takut terjadi apa-apa padaku. Adekku, papaku, mamaku, akan mengantarku kemana-mana demi keselamatanku. Tapi malam ini, aku diajarkan untuk dewasa, diajarkan untuk mandiri, tanpa kedua pahlawan & kedua bodyguardku. Menyusuri batam sendiri, mencari tukang reparasi notebook. Tapi sampai sekarang belum juga kutemukan. Demi keselamatan akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan ikhtiarnya besok. Karna telah larut malam, namun sebelumnya kusempatkan ke warnet didekat rumah. Searching cara memperbaiki laptop, ah namun sekaligus terapi hati dengan menulis. Menulis kisahku malam ini, malam yang terasa berat namun aku tak ingin menyerah.
yang aku tahu, perlu ujian untuk naik tingkat, yang aku tahu aku kuat, yang aku meski air mata ini menetes namun hati ini tetap ingin yakin atas jalan ceritaNya. Biarlah Dia melihat usaha makhluknya ini, toh Dia takkan memberi masalah melampaui kmampuan umatNya. Biarkan malam ini tanpa si mungil ungu. Biarlah malam ini kupenuhi dengan meyakiniNya, dengan cintaNya. Mungkin Dia cemburu karna waktu untuk si mungil ungu lebih banyak daripada untukNya. Maka malam ini, di malam jumat yang indah, biarkan cinta ini mengalir bersama kebesaranNya. Tanpa rekayasa, tanpa manipulasi data. Waktu akhwatpun habis, aku harus segera pulang. Jangan khawatir kakak, aku baik-baik saja. titipkan saja adekmu ini padaNya, biar Dia yang Maha Sempurna yang menjaga :)
*Oh ya, tadi kunci motor hilang, eh ternyata ada sama pak satpam, pak satpam ketakutan gara-gara yang punya kunci motor nangis tersedu2, jadi langsung dibalikin kunci motornya tanpa perpanjangan masalah. Terimakasih pak satpam :)
Subhanallah, dijalan cinta para pejuang, ujian adalah cinta, cinta dariNya untuk jiwa-jiwa yang ia percaya.
Wallahu a'alam ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar