Hmm, banyak yang salah paham dengan status ku hari ini. Bukan bermaksud untuk romantis atau LEBAI, hanya ingin menghibur sebagian saudaraku. Ada yang baru saja kehilangan anggota keluarganya, ada yang kehilangan semangatnya, ada yang tak mampu tersenyum, ada juga yang tersendat masa depannya akibat akademik. Itulah kebiasaanku, ketika menyerah dengan segala keadaan pahit yang menimpaku, aku mulai melihat masalah orang lain yang lebih berat. Maksudnya ingin membuat perbandingan, bahwa apa yang kurasakan bukanlah apa-apa. Karena aku memang tak ingin menyerah meski lelah selalu memaksaku untuk berhenti.
Ah, aku hanya butuh istirahat untuk memperbaiki iman, dan melihat sekitar. Ternyata tiap orang mempunyai masalahnya masing-masing. Itulah mengapa aku lebih suka mendengarkan daripada didengarkan. Meski terkadang tak kupungkiri kalau rasa ingin di dengarkan itu tiba-tiba muncul. Kemudian ku coba melihat sekelilingku, kulihat begitu banyak hal yang harus kuperbaiki. Mulai dari diriku sendiri, keluargaku, negaraku bahkan dunia. Duh, aku mulai LEBAI lagi , tapi sungguh aku tidak bermaksud demikian. Hanya sekedar penegasan cita-cita luhur yang memang harus ada dikepalaku. Untuk setoran LPJ ku padaNya.
Tiba-tiba ingatan masa lalu menghentaku, memaksaku mengingat masa laluku yang kulalui hingga ku berada di jalan ini. Aku yang dulu belum melihat betapa luasnya bumi ALLAH, betapa besar tanggung jawab yang harus ku lunasi. Makin ku tahu, makin ku sadar kalau aku belum melakukan apa-apa. Aku yang dulu menganggap hanya perlu belajar dengan tekun, menggapai cita-cita, kerja, menyenangkan orang tua, menikah, punya anak dan tua. Cita-cita sederhana yang hanya membentuk satu jalan. Baru ku tahu kalau cita-cita besarku dulu, hanyalah bagian kecil dari cita-citaku sekarang. Bukan itu yang kuinginkan tapi lebih luas, lebih banyak. Akhirnya ku rombak semua pola pikirku, ku buang data yang tidak penting dan mulai merapikan data yang ada di memori otaku. Kuletakkan raja tertinggi di hatiku ALLAH, ya DIA lah raja tertinggiku. Ku putar haluanku, menuju jalan hidayah yang membuat hati ini tentram. Hati memang tak mampu dibohongi!
Tapi memang putaran haluanku ini menguras banyak tenaga dan air mata. Dimulai dari pola pikir yang tak mampu di cegah, perbedaan itu perlahan mulai muncul. Tidak pernah terbayangkan olehku, ketika aku lebih sepakat dengan orang lain daripada keluargaku sendiri. Juga tak pernah terpikir untuk mengubah pola pikir keluargaku yang selama 19 tahun aku memakainya. Tidak perlu ditanya berapa banyak air mata yang menetes atau berapa banyak hati tersakiti. Sudah tak kuperdulikan lagi, yang ku tahu aku ingin mengabdi padaNya. Iya aku meletakkaNya di posisi pertama di hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar