Jumat, 26 November 2010

Duniaku Ada Didalam Tulisan


Sejak SMP aku memang suka sekali menulis, apapun mampu menginspirasiku untuk membuat tulisan. Opini yang terbentuk terkadang dari informasi yang datang, bisa dari cerita teman-temanku atau cerita kehidupanku yang terkadang aku olah menjadi sebuah cerita.Kalau tentang opini aku paling suka menulis tentang hikmah ataupun arti sebuah proses. Maklum dulunya aku anak rumahan, hari-hariku kebanyakan aku habiskan di rumah.
Selain karena kedua orang tuaku begitu protect (maklum anak satu-satunya anak perempuan), aku juga sering minder sama temen-temen yang punya pacar(tapi sekarang aku bersyukur). Aku gkbisa pacaran juga gk mau pacaran, bukan karena tau larangan agama tapi karna sering liat temen-temen yang jadi sibuk gk jelas gara-gara pacaran, kadang-kadang nangis sendiri. Kebetulan jadwalku padat waktu itu ngaji, les MIPA, les bahasa inggris dan sekolah belum lagi tambahan so? Inilah aku alumni anak rumahan. Cerita-cerita yang aku tulis kadang hanya aku berikan buat teman-teman dekatku atau satu kelas saja, lumayanlah mereka mau baca-baca. Tapi terkadang kalau aku gk nulis lagi mereka pada nanya-nanya juga sih heheh.
Kebiasaan buruk menulisku
Aku lebih suka menulis di kertas daripada mendokumentasikannya pada sebuah buku. Pernah sih pada buku(buku bersampul biru yang berisi kumpulan cerpen buatanku) hanya saja aku menghilangkannya. Yaa maklum emang dasar aku begitu. Biasanya aku suka mengungkapkan kesedihan, kebahagian lewat tulisan. Bahkan pada saat aku jatuh cinta(sebelum tau harus jaga pandangan). Tidak heran pelajaran bahasa Indonesia adalah kegemaranku, meski aku dikira lebih suka matematika(oalaaahh $%^&*()(*&^##). Loh kok malah kemana-mana, mari kembali ke topic. Akibat aku yang tidak pernah mendokumentasikan dengan baik tulisanku itu yhaa, beginilah tak satupun hasilnya aku miliki sekarang ini. Namun aku tak begitu mnyesalinya, anggap saja itu latihanku dan aku pasti mampu membuat yang lebih baik lagi(Nyeporteri diri :D).

yang menjerumuskan aku didunia tulisan
Orang yang paling bertanggung jawab dengan semua yang terjadi padaku adalah mama dan papaku. Akibat sikap mereka yang terlalu protect semua isi diariku di babat habis(baca: dibaca sampai tuntas). Benar sekali tak satupun tersiksa, sampai sampai nama sahabat aku, nama musuh aku, siapa yang aku sukaipun mereka tau. Bagus kalo Cuma baca aja, ujung-ujungnya aku disidang hehe. Memang dari dulu aku paling gkmau cerita kalau ada masalah sama mama atau papaku, habisnya mereka gampang panic, gampang nangis, gampang marah, gampang khawatir dan yang paling mengerikan gampang dateng ke sekolah hanya untuk menyelesaikan masalahku. Cukup TK &SD aku tau dan tidak akan terulang lagi. Meski akhirnya terulang di SMA(akan aku ceritakan di tulisan berikutnya). Nah, karena sikap mereka yang demikian mengerikan(tapi skrg membuatku bangga), akhirnya aku putuskan tetap menulis diari tapi hanya berupa opini atau aku jadikan cerita yang tentunya bukan aku pemerannya. Kebiasaan itu akhirnya terus aku bawa sampai sekarang, meski tak pernah terpublikasi, karena memang aku tak pernah menginginkan itu.

Untuk Apa Aku Menulis
Aku menulis untuk menuangkan segala yang ada dihati dan pikiranku, aku menulis untuk menyemangati diri sendiri, aku menulis sesuatu yang aku inginkan, menulis cerita dan aku ingun seperti apa yang aku ceritakan. Terkadang tulisan itu aku jadikan motivasi untuk diriku sendiri, atau memberikan pendapat untuk seseorang meski jarang aku sampaikan. Benar, aku menulis untuk diriku sendiri bukan untuk siapapun. Aku tak ingin dipuji oleh tulisanku atau pun dicaci karena itu. Aku tak pernah berharap tulisanku membuat orang lain terinspirasi cukup aku yang bisa seperti apa yang aku tuliskan menurutku itu cukup.

Manfaat Menulis Untukku
Membiarkan segala hal yang mengganjal dihati keluar dan membentuk suatu kelegaan dalam jiwa , bermimpi setinggi langit dan menembus batas tanpa ada yang melarang. Menjadi diri sendiri tanpa perlu dikendalikan. Aku jiwa yang terjaga dalam sebuah rumah, dan tidak mempunyai keberanian lebih melangkah menjadi yang aku mau, namun didalam tulisanku aku akan mampu untuk itu. Aku yang selalu dikawal dan belum dilepas penjagaannya oleh kedua orang tuaku, akan mampu berlari dialam bebas keluar tanpa siapapun yang menjagaku. Aku adalah si pemberani di duniaku sendiri. Suatu saat akan aku buktikan, kemandirian, keberanian yang aku tuliskan akan aku pertanggung jawabkan dengan baik. Aku yakin aku mampu melakukannya. Karena sekarang mimpiku mulai terwujud. Aku akan menjadi apa yang aku tulis, meski segalanya aku kembalikan padaNya.

Lalu mengapa sekarang aku publikasikan tulisanku
Karena pekerjaan peradabanku!! Jika pensiun aku akan kembali :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai