Sabtu, 12 Januari 2013

Nenek tak lagi mengenalku

Masih jelas terngiang tahun lalu 'tikha ga usah jauh-jauh kerjanya ya, disini aja' kata nenek dengan logat prabumulih. Dia masih sempat datang kerumah untuk marah pada papa karna membiarkan aku naik bus tanpa dijemput.

Masih memberi aku baju-baju dan sandal bekas milik kakak perempuanku dulu yang tinggal bersamanya, juga datang kerumah untuk memberiku uang saku. Peluk, cium mesra itu masih hangat terasa, menyambutku dan mengantar keberangkatanku. Meski ceritanya berulang-ulang sampai aku hapal, tp mendengarkannya menjadi merdu untuk hati yang dlanda rindu.

Namun, kali ini berbeda. Setelah istirahat semalam setelah kedatanganku dikota tercinta ini, pagi- pagi sembari lari pagi aku langsung kerumahnya, dengan sedikit oleh2 dan buah kesukannya.
Pagi itu, mungkin terlalu pagi, rumahnya masih terkunci rapat. Aku ketuk pintunya sambil memanggilnya. Begitu lama baru dia membukakan pintu. Baru ku tahu telinganya tak lagi berfungsi dengan baik. Kedatangankupun tak ada pelukan lagi, aku terkaget. 'Masuk' kata nenek. Rumahnya besar dan sepi, kursinyapun tersusun aneh, mengelilingi tempat tidurnya. 'darimana?' tanyanya. aku makin terdiam air mataku berlinang, sebelumnya adekku daniel tlah memberitahu, mungkin nenek ga mengenaliku. 'aku Sika nek (panggilan nenek padaku:sika)' jawabku pelan. 'oo sika, sika nih yang kuliah dijawa?' kata nenek memastikan,aku mengangguk dan dia langsung memeluk dan memciumku. Subhanallah, ditengah ceritanya yang berulang aku memperhatikan dia, raut wajahnya memjadi lebih hitam dan kurus. Nenek memang tak mau tinggal dtempat lain, karena itu tiap malam ada yg bergantian menjaganya. Dia masih cukup kuat,kata papa kadang dia dtg 3x sehari kerumahku, ada aja yang di bawa.

Allah lindungi dia, perkenankan aku kembali menjenguknya kelak, dia satu-satunya neneku yang masih ada. Dan golongkan kami mejadi orang2 yang Engkau cintai,aamiin dan mati dalam keadaan khusnul khatimah, aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai