Selasa, 08 Februari 2011

Bicara pada NURANI


Baru saja membaca JCPP nya Salim A. Fillah bagian NURANI, membuat diri ini tersentak & air mata pun menjadi saksi. Sepertinya ini kali pertama  aku mendengar suara hatiku yang semakin lirih & ter-penjara oleh noda maksiatku yang semakin meninggi. Selama ini aku bahkan tak memperdulikan jeritan hatiku yang semakin melirih. Pernahkah aku bertanya pendapatnya ketika dengan mudahnya aku berbuat maksiat. 

Kuambil kutipan tulisan JJCP nya Salim A. Fillah
Tak ada yang lebih jernih dari suara hati, ketika ia menegur kita tanpa suara. Teguran yang begitu halus, begitu bening, begitu dalam. Tak ada yang lebih jujur dari nurani, saat dia menyadarkan kita tanpa kata-kata. Nasehatnya begitu hening dan kita tidak kuasa untuk menyangkal. Tak ada yang lebih tajam daripada hati ketika dia menghentak kita dari beragam kesalahan & alpa. Begitu tipis, begitu mengiris. 

Makinlah aku menangis sejadi-jadinya. Ya Robb apa yang aku lakukan selama ini. Mengapa aku bahkan tak sadar kalau engkau memberikanku  sahabat yang begitu dekat dan begitu perduli padaku. Begitu sering dia menghentaku ketika aku berada dalam kemaksiatan namun tetap saja kulakukan. Begitu ingin dia mendapat cahaya dariMu, namun berulang kali kurusakan dengan noda hitam maksiat yang semakin memenjarakannya.  Apakah aku seburuk-buruk peminjam dariMu? 

Jarang kutanya pendapatnya ketika suka menghampiri, namun aku menangis bersamanya ketika duka mendatangiku. Muungkin berulang kali dia menjerit agar aku tak mengotorinya dengan maksiatku. Duhai Robb pemilik hatiku, sampaikan permohonan maafku padanya. Katakan padanya aku ingin memperbaiki tingkahku agar Engkau memberikan cahayaMu untuknya. Sungguh aku ingin mendengar tiap nasehatnya tapa disertai dusta oleh maksiatku. Tak ingin lagi kudengar suaranya yang lirih yang semakin tenggelam oleh noda hitam kemaksiatanku. Astagfirulloh, bagaimana mungkin aku bisa mengatakan memperbaiki iman, jika aku saja belum bersahabat dengan hatiku. Duhai hati yang merajai diri, duhai pelita nurani, hari ini aku ingin bersahabat denganmu, hari ini akan kuhapus noda maksiat itu agar kau kembali bercahaya. Agar kau dengan lantangnya mengarahkanku pada ridhoNya. Tak kubiarkan noda-noda maksiat itu mengganggu percakapan kita & membuatmu sakit. Maafkanlah peminjam yang tak bertanggung jawab ini ya Robb. Beri kekuatan pada kami untuk menjaga segala kepunyaanMu. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai