Bismillah..
dan bila.. aku berdiri...
tegak sampai hari ini, bukan karena kuat dan hebatku
semua karena Allah.. smwa karena Allah
tak mampu diriku dapat berdiri tegak.. trimakasih Allah..
dulu, aku bukanlah orang seperti ini.. menjadi calon pendidik, disekolahkan oleh instansi di kampus yang "kata mereka" keren ini. Dikelilingi oleh mereka yang "kata mereka" mencintaiku karena Allah.
Banyak sudah suka dan duka yang kulalui, terlebih duka. Merantau tinggal di kota cyber tanpa kenal satu orangpun, keluarga tempat aku tinggal dikota itupun baru-baru saja aku kenal. Pura-pura tidak mengerti ketika dimanfaatkan padahal saat malam tiba menangis dalam diam. Bolak-balik sendirian, belajar sendirian karena dikota ini mereka cenderung berkelompok dengan teman2 SMA nya. Dikhianati dengan wajah manis didepan bahkan kadang terang-terangan. Tak berani mengadu dengan mama dan papa karena takut mereka khawatir. Kalau pulang kampung, slalu dibilang "kenapa jauh-jauh kuliah, ke "kota itu lagi" yang terkenal banyak orang nakalnya, kalo mau sukses ya sukses aja ngabisin uang orang tua aja kalo jauh-jauh gitu". Saat itu ya Robb, benar-benar tak ada yang kukenal selain Engkau. Menikmati ban bocor sendirian, mendorong tanpa bisa menelpon satu orangpun. Duduk di pojok mushola itu, menyelesaikan tugas-tugas tanpa siapapun.
Cukup lama, saat mereka tidak tahu bahwa aku ada. Cukup lama saat mereka-mereka mulai hadir mengisi ruang-ruang kosong yang aku tempati. Cukup lama pula perkenalan diantara kami, hingga bisa menjadi lebih akrab. Cukup lama, cinta itu berkembang dan mengikat kami seperti saudara. Cukup lama saat hadirku tak pernah ditunggu, sehingga menjadi dirindu. Cukup lama.. Cukup lama, aku hanya bercerita padaMu dalam sujud tanpa siapapun yang tahu. Cukup lama, ketika mama dan papa tahu yang terjadi padaku sepanjang perjalanan "rantauku" kemudian mereka bersedih karena menyangka selama itu "baik-baik saja". Cukup lama mama dan papa hanya mendengar cerita seruku di kampus seolah tak ada halangan apapun. Cukup lama aku tegak sendiri menghadapi orang-orang jahat itu, tanpa ada yang membela. Ya, cukup lama. Cukup lama, saat hanya ada aku dan Engkau. Hanya kita ya Robb.
Dan kemudian aku mengenal mereka, yang perduli padaku seperti saudara, seperti keluarga, mengisi ruang-ruang kosong. Lalu beberapa silih berganti, datang dan pergi. Namun, Engkau tak pernah pergi. Membersamaiku, mendengarkan cerita-ceritaku, lalu membuatku kembali tenang.
Cukup lama aku mencari untuk mengerti, bahwa tak ada yang mampu menggantikanMu. bahkan cinta-cinta yang datang itu, tak lain adalah cintaMu dengan perantara mereka. Maka ya Robb, jangan pernah tinggalkan aku, bahkan dengan maksiatku yang menggunung, bahkan dengan segala sifat burukku. Karena aku, akan mati tanpa cintaMu. Dan jika masanya tiba, panggil aku dalam keadaan terbaik. Khusnul Khatimah.
Begitu panjang perjalanan, untuk sebuah kesimpulan bahwa hanya Allah yang menginginkan terbaik untuk ku, sedang manusia hanya menginginkan hal yang paling baik dari diriku. Jika bukan karena Allah, aku bukan siapa-siapa. Jika bukan karena Allah, tak ada yang bisa menjaga.
Meski cerita ini hanya sebagian kecil dari sebuah perjalanan panjangku, masih banyak hadirMu dalam tiap detik dan hembusan nafas. Namun, smoga bisa menjadi pengingat slalu untukku. Saat tak ada satupun yang memberi arti, maka ada Engkau, saat tak ada satupun yang membela, cukuplah Engkau. Saat semua orang memandang dengan mata menghina dan meremehkan cukuplah Engkau yang menatap dan mempercayai hal terbaik dalam diriku.
Allah, aku ini ciptaanMu, aku ini hambaMu. Semua yang kau beri ini tak berharga jika aku tak mampu bersyukur dan mengambil hikmah. Berilah hati yang jernih untuk mengerti. aamiin
Jangan gantungkan hatiku pada selainMu....
Selain itu aku akhirnya mengerti, ada atau tidaknya segala hal yang terlihat "keberuntungan" tak ada hubungannya dengan "baik atau buruk" nya takdirmu. Melainkan, caraku menyikapinya. Sama seperti ujian di kampus, yang bahaya itu bukan soal ujiannya tapi jawaban kita. Artinya, tergantung pada sikap kita! Fight!
Jangan gantungkan hatiku pada selainMu....
Selain itu aku akhirnya mengerti, ada atau tidaknya segala hal yang terlihat "keberuntungan" tak ada hubungannya dengan "baik atau buruk" nya takdirmu. Melainkan, caraku menyikapinya. Sama seperti ujian di kampus, yang bahaya itu bukan soal ujiannya tapi jawaban kita. Artinya, tergantung pada sikap kita! Fight!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar