Kamis, 02 Desember 2010

Sekedar Mempertegas “Aku Memilih KAMMI”

Sebenarnya aku tidak perlu menulis dengan kata-kata mempertegas kalau “Aku Memilih KAMMI”. Karena tidak di tegaskan pun aku yakin orang bisa menebaknya. Hanya saja belakangan ini aku sedikit risih dengan orang-orang yang mendikte KAMMI tanpa tau apapun tentang KAMMI. Bukan hanya  menjadi pendikte dan komentator, tapi juga menarik kesempatan calon kader untuk mengenal KAMMI lebih dekat. Bahkan kader yang telah berada di dalam tubuh KAMMI pun ikut di tarik keluar. Aku tidak tau apa maksud dari tindakan orang seperti ini dan apa keuntungan yang di dapatnya untuk ini (meskipun gagal).

Aku tidak akan menceritakan awal berada diKAMMI sampai sekarang tetap kokoh di KAMMI. Mungkin akan aku jelaskan di tulisan selanjutnya. Banyak factor yang membuat aku tetap ada di jalan ini, beberapa diantaranya : Ukhuwah yang cantik, perjuangan yang  yang indah, tantangan yang menarik, dan yang jelas tujuannya ALLAH. Sebelum aku mengenal KAMMI aku benar-benar kurang pemahaman tentang apa-apa yang haram dan apa-apa yang halal. Bahkan untuk sholat saja masih bolong-bolong. Sampai aku tahu di KAMMI amalan wajib bukanlah hal yang di perdebatkan lagi, tapi telah bicara tentang amalan sunah. Bukan karena hal wajib itu tidak penting tapi justru karena jika “WAJIB” maka tidak ada tawaran lagi. Hal ini membuat aku merasa nyaman. Entahlah semakin lama aku semakin bingung membedakan keluarga, yang dulunya kutahu hanya ada pada hubungan darah, sekarang tak membedakan hal itu lagi. Kenalan aku di KAMMI semakin jauh aku semakin mengenal pejuang-pejuang lewat mereka. Semua perjalanannya tidak mulus atau lancar-lancar saja, banyak masalah internal maupun eksternal, banyak yang gugur banyak juga yang makin kokoh.  
Sebenarnya awal aku kenal KAMMI aku berfikir KAMMI hanya aksi(baca:demo) saja kerjanya. Tapi tidak demikian aksi dalam KAMMI adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan agar KAMMI dapat bermanfaat bagi orang lain. Segala yang dilakukan untuk memperjuangkan agama ALLAh. Semakin ku tahu hidup di dunia bukanlah untuk kesenangan duniawi, tapi masih ada kehidupan yang lebih kekal yaitu akhirat.

Beberapa minggu belakangan aku mendengar hal-hal yang tidak enak tentang KAMMI, yang membuatku terpancing emosi. Dunia baru yang menurutku lebih baik daripada duniaku sebelumnya. Masih ada saja yang mendikte seenaknya sampai mengadd seluruh saudaraku di KAMMI hanya untuk di ajak berdebat. Serangan ke dalam tubuh KAMMI pun dilancarkan. Bahkan pada calon kader yang baru ingin mengenal KAMMI. Kutanyakan jawaban apa yang harus aku lakukan jika masalahnya seperti ini? Apa yang harus aku terangkan jika aku ingin mengajak kader KAMMI bahkan calon kader untuk tetap kuat?Terdapat berbagai masalah saat aku menanyakannya, yang di Tanya tak mau jawab, bahkan sibuk. Disisi lain debat telah terjadi di note sahabatku. Untuk menjawab dengan serius aku masih belum bisa. Karena aku tak ingin salah menerangkan. Jawaban pun belum aku dapatkan, aku mulai bimbang tentang pijakan kakiku saat ini. Pendekatan diri kepadaNya aku lakukan, tiba-tiba aku teringat pada seseorang. Orang yang aku pikir lebih valid jawabannya dengan orang yang hanya suka berdebat. Kebetulan dia dari pemikiran yang sama. Aku tanyakan ke dia pendapat sebenarnya tentang KAMMI. Ternyata dia tidak memojokan, hanya ada beberapa hal yang tidak sama pemikirannya dengan KAMMI dan langsung dia sebutkan poinnya, bukan berbelit2 sampai memperpanjang perdebatan. Dia juga menjelaskan dengan lembut, tidak seperti menghakimi, mendengarkan pendpat dengan baik meski pada akhirnya pendapat tetap tidak sama. Kebetulan aku juga bertanya pada sesorang yang pemikirannya sama sepertiku dan akupun menjawab pertanyaan itu dengan lumayan baik.
Akhirnya aku dapat menyimpulkan, kalau orang-orang di dunia maya yang suka berdebat tidak jelas dan mendikte KAMMI “bicara tanpa ilmu” sebenarnya dia sedang mengatakan dirinya sendiri. Aku juga agak aneh dengan kata-katanya yang berubah total. Sayang hanya kata-katanya saja berubah, namun tingkahnya tetap sama. Melarang ini, menganjurkan itu tapi dia sendiri tidak mengamalkannya. Entah aku harus waspada atau kasihan dengan orang seperti itu, semoga segera diberi hidayah. Tidak perlu aku beritahu siapa orangnya.

*untuk kader KAMMI, ada tidaknya kita dakwah ini akan tetap di perjuangkan, ingat dimanapun kita berada tetapkanlah tujuan itu adalah ALLAH. Komitmen, kalian saudara terbaikku, luph u cz ALLAH!! Bertanya, jika kalian bimbang!! Sekali lagi aku tegaskan “Aku Memilih KAMMI”!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai