Kamis, 21 April 2011

Sebab Akibat


Mushab kecilku itu kupeluk erat & sesak di dada ini berganti dengan air mata yang mengalir deras. Kalau saja aku tak punya tetangga mungkin tangisku bisa lebih lepas dari ini. Hari ini tak ada yang memberi arti, hari ini tak ada yang mengerti, hari ini ya hari ini.

Hari ini tak kutemui mereka yang aku cintai, mereka kemana? Hari ini aku bertemu banyak orang jahat aku benci!! Rasa campur aduk semalam perlahan menghilang di subuh indahku, meski masih kuingat tiap wajah yang membuatku sakit. Ah, aku mulai tersadar bahwa “Apa yang terjadi dengan sekitarku, akulah penyebabnya.” Aku bercermin sendiri, apa yang kulakukan hingga bisa terjadi hal yang membuatku begitu merasa tersisih kemaren. Yang ku tahu, amal baikku tak kan mengembalikan sebuah akibat yang buruk pada sebab yang kulakukan, apalagi taatku & mencintaiku karnaNya. Sehingga ku tarik kesimpulan, maksiatku lah yang membuat rasa sakit itu mendatangiku, maksiat itulah yang membuatku tak tenang, gelisah, dan membenci semuanya. Maksiat itulah yang memberi akibat pada sebab yang ku lakukan.

Setiap yang terjadi disekitarku, akulah penyebabnya, ya aku. Maka aku mulai menghitung tiap maksiatku yang membuatnya memaksa memberi akibat agar aku menyadari sebuah sebab. Oo ALLAH, terimakasih telah menyadaranku di dunia, karna jika Engkau menyadarkanku di akhirat kelak, mungkin aku tak kan pernah bisa memperbaiki. Mulai kuhilangkan segala rasa sakit dari mereka & mengharap kebaikan dariNya. Berharap cintaNya. Aku mulai menambah list sifat yang akan kuubah menjadi lebih baik. Hingga ku mampu menjadi manusia yang pantas mendapatkan cintaNya.

Ah, aku teringat hijrahku setahun yang lalu, hidayah yang begitu indah tak pantas jika kubuang hanya karna egoku. Maka tiada kata terindah selain maaf, tiada tindakan terbaik selain taubat. Oo ALLAH cintailah aku, bantu aku untuk berubah. Aku sadar kegelisahan ini, adalah perlawanan hatiku atas tindakan yang kulakukan. Aku menyesal dgn segala hal yang bahkan aku tak sadar melakukannya. Maka, berilah aku cintaMu. Cinta yang membawaku bertemu dgn cintaMu bukan murkaMu. Aku selalu ingin berubah ya Robb, hanya kadang ku sadar maksiat menutup perubahan itu. Izinkan aku kembali mendapat ridhoMu. Genggam erat hatiku, hingga tak mampu menjauh dariMu. Duhai Sang pembolak balik hati aku mencintaiMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai