Senin, 01 Oktober 2012

Jangan remehkan do'a orang tua!

Tak ada kata terindah selain syukur, saat diberi Allah nikmat yang tak semua orang terima. Baru saja melihat beberapa orang yang wawancara kerja. Bolak balik, deg-deg-an saat wawancara. Subhanallah. Jadi inget kata-kata HRD waktu aku menjadi pengawas calon pegawai disini. "Tikha pernah ikut ini gk?". "Gk pernah pak" jawabku singkat. Nah itu lah, tanpa wawancara langsung dapat kerja, disekolahin lagi tuh di ITB.

Kisah ini, mimpi papaku
Pa, nanti aku setelah D3 lanjut S1 ya?
"kalau nanti tikha pinter, prilakunya baik gk perlu lagi papa yang biayain kalau mau lanjut sekolah. Nanti perusahaan yang ingin mempekerjakan tikha yang biayain"
"oh ya?" jawabku sedikit kecewa. Mungkinkah ini maksudnya papa gk setuju untukku melanjutkan kuliah?
Tapi, kata-kata ini cukup familiar ditelingaku, beberapa kali papa mengulang-ngulang kata-kata ini. Ternyata, subhanallah mimpi papa benar-benar terjadi.

Sinkronisasi mimpi dan do'a dua pahlawanku
Aku punya cita-cita, punya mimpi, berhadapan dengan masalah dan orang-orang yang cukup sulit untuk dimengerti, juga kadang penghianatan.  Tapi, aku bersyukur meski umurku 22 tahun mereka tak pernah absen tentang kondisiku. Kadang waktu mereka nelpon "ada apa ma, pa?", "gk ada nelpon aja, nanti dikira anak kesayangan satu ini gk inget sama dia". Ungkapan singkat ini cukup membuatku memposisikan diri sebagai anak kecil lagi.
Meski sekarang mulai banyak tak kuceritakan detail karena aku pikir umurku sudah cukup dewasa sudah waktunya mengurangi beban mereka. Namun kebiasaan tetaplah kebiasaan, kalau lelah muncul atau membutuhkan sesuatu, mulai sinkron semua keinginan agar masuk dalam list do'a mereka. Alhamdulillah, kadang hasilnya luar biasa.


Apapun itu, jangan remehkan do'a orang tua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai