Kamis, 06 September 2012

Malu itu? Kalau gak Pake Jilbab!



Dekk.. ayoo.. nanti kita telat! Kata seorang kakak perempuan yang baru kukenal belakangan. Hari itu adalah tahun baru di 2010. Aku disuruh memilih merayakan tahun baru atau mengikuti pelatihan yang belum jelas asal-usulnya. Kata kakaku, pelatihan itu diharuskan menggunakan jilbab.”Loh? Tapi adek gk pake jilbab kak?“Celotehku. “Gkpapa nanti kakak pinjemin, tapi setelah itu kalau ikut acara dari organisasi ini lagi, pake jilbab ya. Kalo diluar gkp2 gk pake”. Kata-kata kakaku yang tak terlalu kuperdulikan, yang penting ikut dulu pikirku. Lagian aku memang paling suka mencoba hal-hal baru, karena memang aku cepat bosan.

***
Akhirnya aku tiba ditempat pelatihan tersebut, beberapa wajah kulihat tampak sangar. Aku hanya duduk terdiam didalam ruangan ketika kakaku meninggalkan aku, bersama 1 peserta lain. Aku tetap terdiam sambil mataku tak jauh dari hp. Biasalah papaku tak pernah absen mengintrogasi keberadaanku. Tak berapa lama datang lagi peserta lain, hingga malam hari, ada dua orang kakak yang datang sebagai peserta dan membawa makanan. Waahh, kakak ini benar-benar baik, dia mendahulukan aku daripada dirinya sendiri.

***

Pelatihan ini berisi materi dan diskusi serta beberapa simulasi. Nah, tamparan hati itu muncul pada sesi diskusi. Tema diskusi ini tentang jilbab, peserta perempuan meminta aku yang berbicara kedepan. Aku langsung protes, “ish janganlah, masa aku yang ngomong? “. Kata mereka “gkpapa, biasanya juga tikha kan? Bagus kok kalau tika yang jelasin”. Sebenarnya bukan masalah grogi atau takut ke depan. Bagiku itu tidak masalah, apalagi aku sudah lumayan dekat dengan peserta perempuan, kurang percaya diri? Bukan itu alasannya. Alasannya adalah aku harus berbicara panjang lebar tentang keutamaan menggunakan jilbab bagi muslimah, padahal kenyataannya aku aja belum menggunakan jilbab. Karena mereka belum tau ini, maka aku memberi alasan. “Gk ah, malu :’(“ . Lalu mereka jawab : “Mengapa harus malu? Malu itu kalau tidak pake jilbab!”. Brakkk! Detik itu langit seperti gelap, petir menyambar-nyambar, seolah semua dinding putih lorong tempat istirahat kami menyalahkanku, karena selama ini tak pernah memakai jilbab. Kata biasa memang, tapi dalam dan bermakna! Detik itu juga aku menguatkan tekadku untuk memakai jilbab. Apapun resikonya!
***

Hadiah Kejujuran
Sebelum pulang kerumah masing-masing, akhirnya kuungkap juga tentang masalah jilbabku pada 2 orang peserta pelatihan. Bahwa sebenarnya aku belum menggunakan jilbab saat kesini, namun aku mengutarakan niatku untuk memakai jilbab disepanjang sisa umurku. Mereka langsung mengapresiasiku. Subhanallah!
Seminggu kemudian kami bertemu, sesuai kesepakatan. Sebuah bungkus kado aku terima dari mereka. Kado itu diberikan dengan ucapan barokallah dan sebuah pelukan. Romantis!

Ketenangan tak bisa dibeli!
Malam itu, setelah memakai jilbab aku menangis, disepertiga malamku air mata itu jatuh tak terkira, sesak rasanya. Jika saja waktu bisa berhenti, malam itu sangat berarti. Malam pertama penuh cinta, antara aku dan Allah. Ini Rahasia!

Kata Mereka? & Jawabku (pada waktu itu)
Yakin pakai jilbab? Nanti dilepas kalau sudah bosan! Mending gk udah, yang penting itu sikap dijaga.
Yakin! (dalam hati: gk pake tawar menawar, harga mati untuk pakai jilbab!)
Tikha, ikut organisasi teroris ya? Pake jilbab panjang gtu!
Appaa?? (liat aja, nanti aku akan berjuang biar semua orang pake jilbab gini, pada waktunya kalian yang gk pake jilbab, yang akan disebut teroris! *sambilsenyumsinis)
Yg pake jilbab tuh, sok suci!
Gkpapa daripada sok kafir! Wekkk (kalo pertanyaan ini aku udah dikasih tau jawabannya)
Kemana-mana pake kaos kaki, repot!
Gkpa2 mahalan kaki aku daripada harga kaos kaki ini!
Pake jilbab panas!
Panasan mana sama api neraka? :p

Jawabanya memang frontal ya? Itulah aku dulu. Bagiku apa yang harus disebutkan ya tinggal dibilang, gk perduli perasaan orang lain. Lha, aku kan bener, ngapain takut! Yang takut itu yang salah. Tapi beriringnya waktu bukan begitu jawabku pada yang belum memakai jilbab.

Ukhti.. Memakai jilbab adalah kewajiban dari pemilik kita. Allah. Dia yang memberimu nafas, memberimu hidup, rejeki dan menjagamu. Pantaskah kau mengabaikan perintahnya?
Bayangkan betapa banyak nikmat yang diberinya tanpa henti. CintaNya begitu besar. Hanya Allah yang mengetahui aib-aibmu, namun tak pernah mengungkapkannya. Seandainya semua aibmu terbongkar, tak satupun orang yang mau berkawan.
Hidayah itu, jangan kau tunggu. Tapi jemputlah.
#Jilbab itu identitasmu. Agar ketika kita bertemu aku mampu mengenalimu
#Jilbab itu identitasmu. Agar terjaga dari mata lelaki nakal
#Jilbab itu identitasmu. Karena ia perintah Allah
#Jilbab itu identitasmu. Karena tentu saja, kostum itu adalah kostum takwa, sedangkan takwa akan berbalas syurga. Lalu salahkah jika aku berkata, bahwa jilbab itu kostum syurga
#Jilbab itu identitasmu. Pantaskah kau meminta syurganya sedang dirimu tak memakai kostumnya?
#Jilbab itu identitasmu. Pakailah ukhti.. aku menantimu, dan berharap kita bertemu. Jika tidak didunia, maka disyurgaNya yang lebih baik, aamiin.

Dan sekarang….
Inilah aku, 2 tahun 6 bulan 9 hari menggunakan jilbab. Do’akan semoga istiqomah. Ternyata memang benar kata mereka Malu itu? Kalau gak Pake Jilbab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for harus memulai