Bismillah
Pagi nan cerah, kami sudah standby di mesjid untuk menunggu pasukan sholih dan sholihah itu. Ya, pekan ini kami ganti pertemuan rutin kami dengan heiking. Namun sudah lewat 30 menit mereka belum hadir. Lalu ada bbm dari adik2 sholihah ku yang menginfokan bahwa sudah sampai depan gerbang. Fyi untuk masuk kedalam harus berjalan cukup jauh, sehingga aku harus menjemput mereka. Alhamdulillah 2 pasukan telah standby bersama kami. Tinggal menunggu yang dari sei beduk. Aktor dan aktris utama dalam perjalanan ini.
Sudah lewat 1 jam mereka belum juga datang. Kulihat si abang udah mulai otak atik sms dan telpon sana-sini. dan akhirnya mereka datang. Ternyata selain personil yang mentoring ada beberapa remaja mesjid yang ikut bergabung dalam perjalanan itu. Kami memulai perjalanan.
Menuju Blok R
Blok R adalah tujuan kami, meski ada miskomunikasi diawal karna ternyata ada dua pendapat yang berbeda, hingga akhirnya kami tetap menuju blok R. Kami berjalan dari blok A (mungkin) ke blok R. yang jelas apapun bloknya perjalananny lumayan juaaauuuhhh~
Belum ada tantangan yang berarti disini, karna personil masih dengan full energy dan semangat, belum ada konflik.
Jalan di tutup
Begitu mau masuk hutan menuju air terjun, ternyata ada bapak-bapak yang mengatakan bahwa jalan menuju air terjun itu ditutup, hati-hati kalau masuk karna ada yang pernah hilang. Luar biasa olah mental awal, nyeremin uy. Anak-anak itu mulai ragu. Apalagi setelah jalannya harus mendaki dan melewati rawa-rawa yang terlihat tak pernah dilintasi, rimbun, sehingga si abang mesti mengeluarkan tongkat saktinya guna membuat jalan untuk kami.
Salah jalan
Seharusnya dipetunjuk jalan kami harus mengikuti arus sungai, eh kami memilih jalan disebelahnya berharap jalurnya sama saja. Ternyata kami malah tersesat di puncak. Terik matahari, rasanya mengaburkan mata kami melihat indahnya sekitar. Anak-anak mulai kisruh, meski beberapa tetap stay cool mengikuti. Lalu kami memilih titik awal alur kami. Disini mulai tersaring, mereka yang care, mereka yang bersabar, mereka yang agak kisruh dan tingkat kebersamaan serta kepahaman.
Beberapa diminta menunggu di awal jalur arus air, beberapa ikut untuk mencari jalan menuju air terjun. Kami yang tinggal rata-rata perempuan dan ada 3 anak laki-laki.
Puncak konflik
Anak laki-lakinya mulai gerah menunggu, karna nyamuk yang ngisruh akhirnya memutuskan jalan dan meninggalkan kami. Tas temannya ditinggalkan, kami yang perempuan berharap tidak berpencar akhirnya mengikuti sambil angkut tas yang berat tadi. Namun ternyata jalan buntu, kami yang pake rok tak mungkin mengikuti jalan itu, dan kami memilih terdampar diantara dua muara sungai yang jalannya buntu.
Aku mulai sms si abang dan menceritakan kondisinya. Si abang ternyata sudah mulai menemukan air terjun yang menjadi tujuan kami. Sehingga instruksinya akan ada yang datang menjemput kami. Namun, ternyata mereka datang justru malah mengajak pulang. Aku kaget, lha. Namun yang anak2 akhwat bilang, "mana boleh lah pulang, kita pergi sama-sama, pulangnya harus nunggu yang lainnya juga". Anak cowok langsung menjawab ketus "ngapain nunggu toh kita sudah tahu jalan, lagian air terjunnya tak ketemu juga, buang-buang waktu disini, sia-sia aja waktu aku". Suasana mulai memanas, sebenarnya provokasi hanya 1 orang anak cowok. Dia memang bukan anak mentoring hanya temannya adek yang dimentoring yang mau gabung dalam perjalanan ini. Rasanya, ah nih bocah bahkan bukan tanggung jawab kami kan bukan bagian dari adek mentoring, gerutuku yang cepat-cepat kususul dengan istigfar.
Baiklah, aku mencari cara, mungkin ini waktunya menambah pengetahuan adek-adek ini tentang perjalanan. Eh, dek tau tentang cerita umar? cara mengenal orang? ternyata salah satunya didalam perjalanan ini juga loh, adek adek itu mulai mengarahkan perhatian padaku, yang jauh mulai mendekat. Mulai dari mematuhi pemimpin, rukshoh sholat saat dalam safar, dan mengenal orang dari umar, pokoknya buanyaakk. Suasana mulai adem, beberapa mereka bahkan bertanya. (MasyaAllah, berasa jadi emak-emak ini -,-").
Akhirnya si abang dateng, dengan wajah tanpa dosa, karna ternyata mereka sudah sampai di air terjun, dengan poto2 yang bikin cemburu parah. Arrrgggghhh. Syudahlah bukan rejeki, hihi ^_^
Akhir perjalanan, traktir minum biar adem
Semuanya sile minum, kami mampir di toko dan merasakan air minum itu benar-benar yang terenak sedunia. Mungkin karna haus juga yak. Kami sudah tak bisa jalan menuju mesjid dari blok R. Lalu kami memutuskan ada yang naek ojek untuk ambil motor lalu anter bolak balik.
& mariiii mendengar beberapa pendapat dari mereka~
Buk, pelajaran hari ini ternyata sabar itu syusaahh
Lha iya, makanya balasannya syurga bukan piring cantik :D
Kak, ternyata jalan yang kita pikir tak mungkin bisa dan bikin deg-degan diawal setelah dijalanin ternyata tidak sesulit itu ya kak
Kak, kalau ada acara kayak gini lagi kabarin ya, tadi cerita sama kakak2 yang tadi kata mereka setiap hari sabtu mereka ngosongin jadwal khusus mentoring, mentoring itu penting banget ya kak, sayang banyak yang belum paham
& lelah itu menghampiri, ditutup dengan makan bakso air mineral dan doa penutup majelis. Moga Allah berkahi perjalanan kami, aamiin