Dua pahlawanku itu, aku mencintainya karena Allah. Dua pahlawanku itu, aku merindukan mereka. Saat lelah menyapa rasanya tak seharga dengan pengorbanan mereka untukku. Cinta tak bertepi mereka, aku tak pernah mampu membalasnya, sekuat apapun aku mencobanya, mereka selalu berada didepanku dalam berkorban. Allah beri mereka hidayahmu, jaga mereka selamanya, cintai mereka slalu. Ketika aku bahkan tak mampu berada disisi mereka sekarang. Jaga mereka, selamanya..
Sabtu, 09 Februari 2013
Senin, 04 Februari 2013
H-1 Mendaki Gunung Papandayan
Bismillah...
Besok pagi, insyaAllah aku dan 13 personil lain siap menempuh petualangan perdanaku dalam mendaki gunung. Gunung yang kami pilih adalah papandayan yang tingginya 2665mdpl(meter diatas permukaan laut),dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 ยบ C.
Subhanallah, ga kebayang aku akan kesana, semoga. Pagi sekitar pukul 06.00 kita berangkat dari Bandung menuju garut (papandayan mountain). Kalau aku lihat di GPS sekitar 3 jam lebih kesana. Smoga secepatnya.
Inspirasi naik gunung bukan karena film 5cm
Banyak yang mengira, inspirasi kita naik gunung karena menonton film 5 cm. Sama sekali tidak, karena keinginan naik gunung sudah sangat lama sekali. Namun belum kesampaian karena waktunya tidak tepat. Malah, salah satu alasan mengapa kami nonton 5 cm agar bisa melihat langsung kondisinya sehingga bisa mempersiapkan diri.
Mukmin yang kuat lebih dicintaiNya
Apapun yang dicintainNya, lakukan. Setelah mendaki CarTil(Caringin Tilu) dengan mobil avanza#loh? (itu mah bukan mendaki teteh), apapun namanya, berdiri dipuncak, melihat hamparan rumput terbentang luas seperti karpet, melihat indahnya kuasaNya, muhasabah dan dingin yang mencekam. Membuatku sadar ada banyak sisi untuk memupuk rasa syukur dan tahu diri karena telah diberiNya kehidupan. Maka, makin kuat tekadku untuk mendaki. Meski pada akhirnya ketetuanNya lah yang berlaku.
Smoga, Allah beri izin padaku untuk melihat indahnya ciptaaNya dari sudut pandang yang lain. Meski pembimbingku bertanya-tanya "tikha udah siap kan, naik gunungnya? udah pernah jalan jauh? de el el". Pembimbing kita memang TOP bgt deh, hehe.
Pesanku
Karena aku tak pernah tahu apa yang terjadi padaku diatas sana, maka persiapan kondisi terburuk sangat dibutuhkan, memohon maaf atas segala khilaf dan salah orang-orang yang pernah kusakiti. Berterima kasih pada mereka yang mendidiku hingga aku mendapatkan keberanian seperti sekarang ini, untuk mencoba banyak hal, dengan keyakinan full padaNya. dan terimakasih terdahsyat hanya untukNya, karena membuat skenario keren untukku. Smoga, aku dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah, aamiin.
& dakwah ini, smoga Allah beri ketegaran pada setiap kita untuk tetap istiqomah didalamnya, karnaNya.
Jalan ini, jalan yang mengajarkanku bahwa segala cinta tak bisa dimengerti, jika tak ada cintaNya yang memberi arti #ukhuwah karnaNya..
Do'akan saya ya.. sayonaraa :')
Besok pagi, insyaAllah aku dan 13 personil lain siap menempuh petualangan perdanaku dalam mendaki gunung. Gunung yang kami pilih adalah papandayan yang tingginya 2665mdpl(meter diatas permukaan laut),dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 ยบ C.
Subhanallah, ga kebayang aku akan kesana, semoga. Pagi sekitar pukul 06.00 kita berangkat dari Bandung menuju garut (papandayan mountain). Kalau aku lihat di GPS sekitar 3 jam lebih kesana. Smoga secepatnya.
Inspirasi naik gunung bukan karena film 5cm
Banyak yang mengira, inspirasi kita naik gunung karena menonton film 5 cm. Sama sekali tidak, karena keinginan naik gunung sudah sangat lama sekali. Namun belum kesampaian karena waktunya tidak tepat. Malah, salah satu alasan mengapa kami nonton 5 cm agar bisa melihat langsung kondisinya sehingga bisa mempersiapkan diri.
Mukmin yang kuat lebih dicintaiNya
Apapun yang dicintainNya, lakukan. Setelah mendaki CarTil(Caringin Tilu) dengan mobil avanza#loh? (itu mah bukan mendaki teteh), apapun namanya, berdiri dipuncak, melihat hamparan rumput terbentang luas seperti karpet, melihat indahnya kuasaNya, muhasabah dan dingin yang mencekam. Membuatku sadar ada banyak sisi untuk memupuk rasa syukur dan tahu diri karena telah diberiNya kehidupan. Maka, makin kuat tekadku untuk mendaki. Meski pada akhirnya ketetuanNya lah yang berlaku.
Smoga, Allah beri izin padaku untuk melihat indahnya ciptaaNya dari sudut pandang yang lain. Meski pembimbingku bertanya-tanya "tikha udah siap kan, naik gunungnya? udah pernah jalan jauh? de el el". Pembimbing kita memang TOP bgt deh, hehe.
Pesanku
Karena aku tak pernah tahu apa yang terjadi padaku diatas sana, maka persiapan kondisi terburuk sangat dibutuhkan, memohon maaf atas segala khilaf dan salah orang-orang yang pernah kusakiti. Berterima kasih pada mereka yang mendidiku hingga aku mendapatkan keberanian seperti sekarang ini, untuk mencoba banyak hal, dengan keyakinan full padaNya. dan terimakasih terdahsyat hanya untukNya, karena membuat skenario keren untukku. Smoga, aku dimatikan dalam keadaan khusnul khatimah, aamiin.
& dakwah ini, smoga Allah beri ketegaran pada setiap kita untuk tetap istiqomah didalamnya, karnaNya.
Jalan ini, jalan yang mengajarkanku bahwa segala cinta tak bisa dimengerti, jika tak ada cintaNya yang memberi arti #ukhuwah karnaNya..
Do'akan saya ya.. sayonaraa :')
Jumat, 01 Februari 2013
Bisa jadi, Maksiatkulah penghalangnya
Bismillah
teringat perkataan khalifah umar
Dari kata-kata diatas inilah saatnya muhasabah untuk diriku pribadi, tak ingin berkoar-koar tentang hal yang tidak ku ketahui terlalu berlebihan, biarlah yang mempunyai tanggung jawab disana yang mengungkap. Karena sungguh tiap takdir yang datang, Allah pasti punya rencana besar atasnya.
Inget juga tausiyah dari ust yusuf mansyur di chating YM, tentang cerita Imam Hasan Al Basri ketika didatangi seorang pemuda, anak muda ini ingin lepas dari kesulitan, lalu oleh imam hasan disuruh istigfar, datang lagi orang yang punya kebun yang tidak teraliri air, disuruh lagi oleh imam hasan istigfar, ada lagi yang tidak punya anak, kemudian bertanya dengan imam hasan disuruh beristigfar lagi dan masih banyak lagi masalah lain yang tetap dijawab imam hasan istigfarlah. Lalu anak muda itu bertanya pada imam hasan : "loh, kok semuanya disuruh istigfar sih ?" Lalu dijawab imam hasan "ya, karena yang menghalangi semuanya adalah dosa kita .
Ujian yang datang mungkin bisa jadi dekatnya pertolongan Allah, tapi bersamaan dengan itu tentu kita harus lebih banyak melakukan evaluasi terlebih pada diri pribadi. Karena aku adalah pasukan dalam dakwah ini, maka bisa jadi maksiatku menjadi penyumbang terhalangnya kemenangan dakwah ini. Niatku yang tak lurus, target ibadah yang masih bolong-bolong, lisan yang tak mampu dijaga dan "Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf aluun". Astagfirulloh, moga Allah ampuni kita semua. Jika kita tak mampu menyumbang banyak untuk dakwah ini, minimal kita tak menjadi penghalangnya dengan maksiat kita, aamiin
teringat perkataan khalifah umar
Amirul Mukminin, Umar Bin Khattab Radhiyallahu 'anhu lebih takut terhadap maksiat yang dilakukan pasukannya dibandingkan dengan besarnya jumlah pasukan musuh. Sehingga beliau selalu mengingatkan pasukannya : "Jika kita tidak memperoleh kemenangan disebabkan ketaatan kita kepada Allah, pastilah musuh-musuh kita akan mengalahkan kita dengan kekuatan mereka.
Dari kata-kata diatas inilah saatnya muhasabah untuk diriku pribadi, tak ingin berkoar-koar tentang hal yang tidak ku ketahui terlalu berlebihan, biarlah yang mempunyai tanggung jawab disana yang mengungkap. Karena sungguh tiap takdir yang datang, Allah pasti punya rencana besar atasnya.
Inget juga tausiyah dari ust yusuf mansyur di chating YM, tentang cerita Imam Hasan Al Basri ketika didatangi seorang pemuda, anak muda ini ingin lepas dari kesulitan, lalu oleh imam hasan disuruh istigfar, datang lagi orang yang punya kebun yang tidak teraliri air, disuruh lagi oleh imam hasan istigfar, ada lagi yang tidak punya anak, kemudian bertanya dengan imam hasan disuruh beristigfar lagi dan masih banyak lagi masalah lain yang tetap dijawab imam hasan istigfarlah. Lalu anak muda itu bertanya pada imam hasan : "loh, kok semuanya disuruh istigfar sih ?" Lalu dijawab imam hasan "ya, karena yang menghalangi semuanya adalah dosa kita .
Ujian yang datang mungkin bisa jadi dekatnya pertolongan Allah, tapi bersamaan dengan itu tentu kita harus lebih banyak melakukan evaluasi terlebih pada diri pribadi. Karena aku adalah pasukan dalam dakwah ini, maka bisa jadi maksiatku menjadi penyumbang terhalangnya kemenangan dakwah ini. Niatku yang tak lurus, target ibadah yang masih bolong-bolong, lisan yang tak mampu dijaga dan "Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf aluun". Astagfirulloh, moga Allah ampuni kita semua. Jika kita tak mampu menyumbang banyak untuk dakwah ini, minimal kita tak menjadi penghalangnya dengan maksiat kita, aamiin
Langganan:
Postingan (Atom)