A: Mengapa ingin menjadi "Dosen" ?
B: "Karna saya ingin menjadi pendidik"A: Jika ternyata kamu tidak terpilih jadi dosen, bagaimana?
B: "Tidak masalah, karna menjadi pendidik tak harus jadi dosen ataupun di poltek"
Pertanyaan itu muncul saat psikotest kemarin.
Mungkin pertanyaan itu terkesan membingungkan yang bertanya, disaat posisiku telah jelas akan bekerja di poltek, aku malah menjawab menjadi pendidik kan tak hanya bisa dilakukan di poltek.
Sebenarnya aku tak bermaksud berkata akan berhenti dari poltek kemudian mencari pekerjaan lain. Tapi saat pertanyaan itu muncul aku teringat dengan cita-citaku. Ingin menjadi pendidik seperti mereka, para guru peradaban. Mereka adalah orang yang tak punya gelar apapun, juga tak membuka institusi resmi dibidang pendidikan apalagi digaji. Bukan, mereka bukan dosen, bukan pula guru formal SD, SMP, ataupun SMA yang mengajar memang menjadi kerja mereka. Bukan, bukan mereka.
Namun dari mereka muncul orang-orang keren, sukses dan berkarakter. Nama mereka tercatat dalam sejarah, minimal sejarah hati murid mereka yang mereka didik. Ya, itulah mereka yang membuatku meluruskan kembali niat dari tiap cita-cita yang mondar mandir dalam otakku.
Mereka, orang-orang yang ingin bertanggungjawab atas moralku yang sebenarnya tak ada hubungannya dengan mereka. Mereka yang mengatakan padaku, akulah anak zaman, akulah salah satu pemuda yang akan memperbaiki negeri ini. Kata mereka aku tak perlu takut pada selain Allah. Ya, mereka pada pendidik itu aku mencintai mereka karna Allah.
Mereka menyampaikan dari hati, hingga sampai pula ke hati ini. Hati jiwa degil yang akhirnya mulai terlihat mempesona. Kalau bukan karna Allah, mungkin aku tak pernah bertemu dengan mereka, maka tetaplah syukur terdahsyat hanya boleh untukNya.Allah.
Selamat datang di dunia pendidik.
BalasHapusSemoga istiqomah :)