Bismillah..
Pagi yang indah di kampungku yang cukup tua, hehe.. Entah kenapa meski ia tak seindah kota-kota yang kukunjungi, rasanya ingin menetap disini saja.
Kultur kampung yang polos dan mudah diarahkan asal paham caranya ini sedikit demi sedikit dirusak oleh 'oknum' 'gila harta', 'gila jabatan'. Beberapa sekolah yang sepertinya tak ada perbaikan, justru pendatang yang d utamakan. Perkampungan penduduk asli dibiarkan tua seperti ini.
Keliling-keliling disini, melihat pembangunan kampung yang sangat tidak rapi sekali, lambat. Kontras dengan bangunan untuk pejabat yang megah membahana.
Baliho, banner ada dimana-mana tak teratur. Sepertinya hanya pengotor jalan-jalan. Mampir ke percetakan, salah seorang temam bekerja disana. Sepertinya mereka sangat sibuk menangani pesanan.
Ma'rifatul kampung via jalan kaki. Pemuda/i di kampung ini kemana ya? Asiik dengan keliling2 naik motor, boncengan bukan muhrim, pakaian seksi ga jelas. Bisa d hitung yang tertutup auratnya. Rokok dimana-mana, buang sampah sembarangan. Karena memang jarang terlihat tong sampah. Yang ada sampah menumpuk dipinggir jalan. Ah, kampung ini benar-benar menarik-narik hatiku untuk kembali.
Memanjakan penduduk dengan hal yang buruk kedepannya. Memasangkan tv online, memberi harga beras murah yang melampaui batas. Lagu lama, kaset baru. Pencitraan alaypun muncul. Tak perlulah melakukan/berjanji hal terlalu besar. Selamatkan pemudanya, arahkan mereka untuk bergerak dan menjadi teladan. Pagi-pagi malah sepi pada tidur kali ya?
Ah sudahlah untuk apa protes, mari memulai dari diri sendiri saja. 1 minggu disini harus ada yang dilakukan.. Langkah kecil untuk hal besar.. Jalan kaki :')
Fight!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar