Apapun itu, bagaimanapun sikapnya, yang penting kami slalu saling menopang menuju kebaikan.
Rasanya
benar-benar lelah menghadapi beberapa sikap mereka yang terkadang
berubah tak jelas. Ada yang suka marah-marah, kerjaannya tiap hari
evaluasiii aja. Ada juga yang hobinya menghilang tiba-tiba, ada yang
suka cuek tiba-tiba, atau yang paling banyak lontaran kata yang menyayat
jiwa, atau sikap mereka yang kadang buat sesak didada.
Tiap
ada agenda, pasti ada yang ngajak berantem, slalu ada tangis-tangisan
atau ngambek-ngambekan. Pikiran yang paling ekstrim yang terlintas
adalah mundur teratur. Ah, Klasik! Tapi kalau ada masalah atau urgen,
justru wajah-wajah yang terlihat tidak berperasaan ini yang muncul.
Kadang
sering bertengkar hebat, beradu argumen kalau berselisih pendapat,
kemudian memutuskan untuk tidak saling menyapa, tapi ketika bertemu
rasanya merasa bersalah jika tak menyapa. Akhirnya pura-pura ngomong ini
ngomong itu, tanya ini tanya itu dan lupa deh masalah selisih paham
kemaren.
Coba fikirkan#
#Kalau
mereka bukan saudaramu, mana mungkin dalam waktu ketika mereka tau kau
perlu penjagaan tiba-tiba ada wajah mereka muncul, entah darimana.
#Kalau
bukan saudaramu, mana mungkin mereka tau mimik muka cemas dan gelisahm.
Kemudian mereka mulai bertingkah aneh dan membuatmu tertawa.
#Kalau
bukan saudaramu, mana mungkin mereka berada disisimu saat masalah
menimpamu. Cara membantu mereka tak harus sama. Mungkin saja kau lebih
suka ditanyakan kabarmu kemudian ditanya apa yang bisa dibantu? Lalu kau
sebut itulah satu-satunya saudaramu. Padahal ada yang perduli padamu,
bisa saja dengan mendadak jadi komedian. Eh, malah kadang kau pikir dia
tak mengerti, orang lagi ada masalah malah diajak becanda! Memang tak
paham! Lalu kau bilang mereka tak perduli. Kemudian ada lagi yang datang
memanggilmu dengan sebutan yang tak kau sukai, padahal dia sambil
senyum-senyum, maksudnya ingin menghiburmu namun kau pikir dia menyiram
bensin pada api yang lagi menyala. Lalu saat itu juga kau hentikan
keinginanmu bersaudara dengan mereka karena kau pikir mereka tak bisa
mengerti.
#Padahal, kalau mereka bukan saudaramu mana mungkin mereka berdebat santai denganmu, dan kembali membujukmu ketika marah.
#atau, kalau mereka bukan saudaramu bagaimana mungkin sikapmu yang marah pada mereka, justru membuat mereka GALAU.
#Kalau mereka bukan saudaramu, mungkin saja kau justru akan di caci maki, bukan diingatkan atau sebagainya.
#Kalau
mereka bukan saudaramu, mengapa mereka begitu perduli dengan
keperdulianmu pada mereka, kemudian munculah istilah Ngambek!
Maka
dari itu, percayalah mereka itu saudaramu! Jadi sesama saudara santai
saja! Boleh sih marah, tapi jangan lama-lama. Setelah itu kembalilah,
hehe.
Saudaramu,
tak perlu harus berteriak ditelingamu kemudian berkata "Aku ini
saudaramu!!". Karena kadang, iapun tak menyadari betapa masing-masing
kehadiran itu sangat berarti. Bukan salah mereka, karena menerjemahkan
perasaan itu memang tak mudah, perlu ujian. Kadang pentingnya arti
pertemuan itu justru tampak saat adanya perpisahan, kadang pentingnya
persahabatan itu justru muncul ketik pertengkaran tiba. Maka memaafkan
berkali-kali dalam persaudaraan itu, harus!
Karena
kita semua bukan kumpulan makhluk sempurna, kita semua pernah melakukan
kesalahan, namun persaudaraan ini mengikat kami, untuk saling
mengingatkan, untuk saling menjaga dan melindungi dengan cara
masing-masing. Kesalahan yang menyakitkan dalam satu hari, kemudian
mereka menyesalinya dan kembali memperbaiki dan melakukan lebih baik,
rasanya pantas untuk dimaafkan. Karena inilah harga persaudaraan, sgala
sifat buruk justru lebih baik terdeteksi oleh saudara, sehingga tindakan
selanjutnya adalah mengingatkan, dan perubahan, kalau sampai ketelinga
orang lain justru menjadi bumerang.
Jika
saudaramu tiba-tiba pergi apakah kau akan biasa saja? Jika ada yang
menyakiti saudaramu apakah kau hanya akan diam saja? Pikirkan!
Karena
kami disini dipertemukan oleh satu tujuan. Allah. Maka, aku yakin cinta
kami, persaudaraan ini akan dijaga olehNya. & biarlah aku jadi yang
pertama mendeteksi, karena se-menyebalkan apapun mereka, mereka adalah
saudara dan saudara itu seperti satu tubuh, jika satu bagian terluka
maka bagian yang lain ikut merasakannya. Semangat!
Saling Menopang Menuju Kebaikan Karena Kami adalah Saudara :)
Didedikasikan untuk KAMMI dan dedengkot-dedengkotnya #hehe, horor :D
Terima
kasih Allah, telah mempertemukan kami. Terima kasih telah memberikan
hati yang peka antar sesama meski bukan sedarah. Terima kasih telah
menunjukan asli dari makhluk-makhluk ekslusif itu. Terima Kasih semangat
yang kau salurkan pada mereka untukku. Terima Kasih atas mental yang
kuat, setelah menghadapi kerasnya masing-masing dari sifat mereka.
Terimakasih atas nikmat istiqomah dalam perjalanan panjang ini. Jaga
kami, hingga kau pertemukan kembali disyurgaMu. Izinkan kami belajar
lebih baik lagi, hingga mampu memiliki performance terbaik saat bertemu
denganMu.
Rabithoh :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar