Kamis, 26 September 2013

Quote by Tikha Sholihah

Ini bukan tentang siapa yang banyak kerja siapa yang sedikit, siapa yang punya waktu dan tidak.. Bukan, bukan tentang itu.. Ini tentang apa yang menjadi prioritas yang kau perjuangkan, mana diantara agendamu yang akan menyokong visi besarmu..

Kau tak kan bisa menyenangkan semua orang, tak kan bisa, bahkan ketika kau memakai waktu tidurmu untuk membuat seisi dunia ini bahagia. Sehingga tak perlu jumpa pers, untuk mengklarifikasi tindakanmu (selama itu tak berniat buruk)

Dewasa itu, kau melakukan sebuah tindakan yang kau paham bahwa kaulah penanggungjawab dari tindakan itu. Simple kan!

Karna akan ada satu moment yang diberi oleh Rabbmu jika dikehendakiNya lalu menjadi kesempatanmu untuk memperbaiki semuanya.

dimusim, prasangka, praduga yang tak terduga ini. dont panic, do your best. Santai saja, toh ada yang maha mengatur.


Berjuanglah pada waktunya berjuang. Perjuangkan habis-habisan, jika ternyata hasilnya tak sesuai harap, itu bukan urusan kita. Letakan semua pada tempatnya. Sama seperti sesi kuliah, gunakan waktu belajr mengajar untuk bertanya sepuasnya dengan yang paham. Nah, kalau sudah masuk UTS dan UAS jangan bertanya lagi, karna itu bukan saatnya bertanya. Understand?

Namun seringkali, kita sering menukar-nukar waktu. Saat proses belajar mengajar, diam-diam saja. Bahkan ketika ditawarkan bantuan untuk bertanya. Lalu di waktu ujian, sibuk nanya kiri kanan, padahal yang ditanya belum tentu paham.. Itulah kita terbiasa menukar-nukar waktu
 >.<

Kamis, 05 September 2013

Ingin Pulang

Bismillah..

Aku sedang mencari alasan mengapa berada disini, untuk siapa? mengapa? Saat kulihat mereka(teman2 yang sama-sama berjuang) yang memiliki "rumah". Ya, rumah. Definisi rumah yang kukatakan, disana terdapat orang-orang yang mereka kasihi, disana ada orang-orang dimana mereka bisa berbagi pendapat, tempat dimana mereka akan dimarahi ketika pulang terlalu malam, dirumah dimana mereka mempunyai aturan didalamnya. Ada ayah yang slalu memantau, ibu yang ngomel dan adik-adik yang bisa diajak ngobrol dan bermain.

Rasanya tak kutemui mereka yang benar-benar full tinggal disuatu kota tanpa siapapun. Apalagi seorang wanita, meskipun ada mungkin mereka punya alasan. Sedang aku? aku sedang mencari alasan itu. Jika tak ada, lalu untuk apa aku berada disini.
Di kota itu, yang kata mereka kota gersang dan kampungan, tak ada mall bahkan  tak ada tempat hiburan. Ya, kota kecil tempatku pernah dilahirkan.

Jika ini tentang karir, aku benar-benar tak berambisi mengejar karir setinggi mungkin hanya untuk hidup sendiri didunia yang ramai ini. Telah kuminta izin ke dua pahlawanku itu berkali-kali, bahwa aku ingin kembali, namun belum juga disetujui. Kata papa, kejarlah cita-cita, tak usah memikirkan kami yuk, kami disini baik-baik saja. Jadikan kota ini hanya untuk pulang, jika lelah, bukan saat kemampuan tikha masih mampu membawa tikha kemanapun. Arungilah semua tempat, gapailah semua yang tikha ingini. Hehe, tampaknya mereka lupa cita-cita awalku berada di Batam ini.
Ternyata papa paham "protes tak bersuaraku", lalu katanya "kita tunggu mama pensiun ya, nanti papa & mama tinggal disana". Belum lagi protesku selanjutnya terlontar, "ya kalau kelamaan nanti papa aja yang pindah duluan kesana, tunggu daniel atau sakti mulai bisa ditinggal. "

Ya, kesepakatan itu telah ada. Maka, disini aku sedang menunggu instruksi, mereka kesini atau aku yang pulang. Karna, ternyata sendiri itu sepi.


Jum'at, setelah mata membengkak, dan tetes2 keran mata air belum juga bisa dihentikan..

Allah...






Disqus for harus memulai