Senin, 31 Desember 2012

Target Umum Untuk Tahun 2013

Bismillah...

Hidup itu butuh target, hari ini 1 January 2013 tepat 3 tahun berada di jalan ini. Jalan yang semoga Allah Ridhoi, aamiin..
Baiklah, cekidot!
  1. Aplikasikan Al-Qur'an dan Sunnah, tak hanya menghafal
  2. Lulus Tepat Waktu dengan nilai terbaik dan diridhoiNya
  3. Launching Cita-Cita yang tertunda :) /Juny 2013
  4. Mulai mengarahkan kegiatan Daniel dan Sakti dengan hal-hal yang manfaat/ mulai tegas
  5. Tentang mama dan papa
  6. Mulai meninggalkan hal-hal yang sia-sia dan melalaikan contoh: nonton korea, nonton di bioskop, facebook dan twitter, WA yang berlebihan.
  7. Mulai menulis hal-hal yang bermanfaat lagi
  8. Naik Gunung Papadayan (untuk tahun ini)
  9. Anti tidur ba'da subuh dan ba'da ashar
  10. Banyak belajar pengetahuan umum, dan mendalami spesialisasi ilmu
  11. Menjadi pengajar yang manfaat dunia akhirat
  12. Mulai mengabaikan orang-orang yang melalaikan, baik dari lisannya atau sikapnya
  13. Tak terlena oleh pujian pun tak terhina oleh cacian, menancapkan dalam dada bahwa satu-satunya sumber keburukan yang menimpa adalah dari keburukan yang dilakukan diri sendiri dengan kata lain tak menyalahkan siapapun dan apapun, mengoreksi diri dahulu sebelum mengoreksi sekitar
  14. Menikah
  15. Membayar target amanah yang tertunda satu periode ini
  16. Perbaikan dan berbenah niat selalu!

Jumat, 28 Desember 2012

Antara aku dan Allah

Bismillah..

dan bila.. aku berdiri...
tegak sampai hari ini, bukan karena kuat dan hebatku
semua karena Allah.. smwa karena Allah
tak mampu diriku dapat berdiri tegak.. trimakasih Allah..

dulu, aku bukanlah orang seperti ini.. menjadi calon pendidik, disekolahkan oleh instansi di kampus yang "kata mereka" keren ini. Dikelilingi oleh mereka yang "kata mereka" mencintaiku karena Allah. 

Banyak sudah suka dan duka yang kulalui, terlebih duka. Merantau tinggal di kota cyber tanpa kenal satu orangpun, keluarga tempat aku tinggal dikota itupun baru-baru saja aku kenal. Pura-pura tidak mengerti ketika dimanfaatkan padahal saat malam tiba menangis dalam diam. Bolak-balik sendirian, belajar sendirian karena dikota ini mereka cenderung berkelompok dengan teman2 SMA nya. Dikhianati dengan wajah manis didepan bahkan kadang terang-terangan. Tak berani mengadu dengan mama dan papa karena takut mereka khawatir. Kalau pulang kampung, slalu dibilang "kenapa jauh-jauh kuliah, ke "kota itu lagi" yang terkenal banyak orang nakalnya, kalo mau sukses ya sukses aja ngabisin uang orang tua aja kalo jauh-jauh gitu". Saat itu ya Robb, benar-benar tak ada yang kukenal selain Engkau. Menikmati ban bocor sendirian, mendorong tanpa bisa menelpon satu orangpun. Duduk di pojok mushola itu, menyelesaikan tugas-tugas tanpa siapapun. 

Cukup lama, saat mereka tidak tahu bahwa aku ada. Cukup lama saat mereka-mereka mulai hadir mengisi ruang-ruang kosong yang aku tempati. Cukup lama pula perkenalan diantara kami, hingga bisa menjadi lebih akrab. Cukup lama, cinta itu berkembang dan mengikat kami seperti saudara. Cukup lama saat hadirku tak pernah ditunggu, sehingga menjadi dirindu. Cukup lama.. Cukup lama, aku hanya bercerita padaMu dalam sujud tanpa siapapun yang tahu. Cukup lama, ketika mama dan papa tahu yang terjadi padaku sepanjang perjalanan "rantauku" kemudian mereka bersedih karena menyangka selama itu "baik-baik saja". Cukup lama mama dan papa hanya mendengar cerita seruku di kampus seolah tak ada halangan apapun. Cukup lama aku tegak sendiri menghadapi orang-orang jahat itu, tanpa ada yang membela. Ya, cukup lama. Cukup lama, saat hanya ada aku dan Engkau. Hanya kita ya Robb. 

Dan kemudian aku mengenal mereka, yang perduli padaku seperti saudara, seperti keluarga, mengisi ruang-ruang kosong. Lalu beberapa silih berganti, datang dan pergi. Namun, Engkau tak pernah pergi. Membersamaiku, mendengarkan cerita-ceritaku, lalu membuatku kembali tenang. 

Cukup lama aku mencari untuk mengerti, bahwa tak ada yang mampu menggantikanMu. bahkan cinta-cinta yang datang itu, tak lain adalah cintaMu dengan perantara mereka.  Maka ya Robb, jangan pernah tinggalkan aku, bahkan dengan maksiatku yang menggunung, bahkan dengan segala sifat burukku. Karena aku, akan mati tanpa cintaMu. Dan jika masanya tiba, panggil aku dalam keadaan terbaik. Khusnul Khatimah.

Begitu panjang perjalanan, untuk sebuah kesimpulan bahwa hanya Allah yang menginginkan terbaik untuk ku, sedang manusia hanya menginginkan hal yang paling baik dari diriku. Jika bukan karena Allah, aku bukan siapa-siapa. Jika bukan karena Allah, tak ada yang bisa menjaga.

Meski cerita ini hanya sebagian kecil dari sebuah perjalanan panjangku, masih banyak hadirMu dalam tiap detik dan hembusan nafas. Namun, smoga bisa menjadi pengingat slalu untukku. Saat tak ada satupun yang memberi arti, maka ada Engkau, saat tak ada satupun yang membela, cukuplah Engkau. Saat semua orang memandang dengan mata menghina dan meremehkan cukuplah Engkau yang menatap dan mempercayai hal terbaik dalam diriku. 

Allah, aku ini ciptaanMu, aku ini hambaMu. Semua yang kau beri ini tak berharga jika aku tak mampu bersyukur dan mengambil hikmah. Berilah hati yang jernih untuk mengerti. aamiin

Jangan gantungkan hatiku pada selainMu....
Selain itu aku akhirnya mengerti, ada atau tidaknya segala hal yang terlihat "keberuntungan" tak ada hubungannya dengan "baik atau buruk" nya takdirmu. Melainkan, caraku menyikapinya. Sama seperti ujian di kampus, yang bahaya itu bukan soal ujiannya tapi jawaban kita. Artinya, tergantung pada sikap kita! Fight!

Kamis, 27 Desember 2012

Cara menyampaikan yang "efektif"

Sambil Rendering, nulis dulu aah.. Smoga ujian hari ini aman ya Allah, aamiin.

Ingat-ingat cerita dulu...

Tiba-tiba dia sms yang "menyakitkan" saat aku bilang "aku kan sabar". Lanjut ditanya dia lagi "kenapa gk dibales?". Lalu aku menunggu cukup lama, antara kaget dan marah campur bingung, apa yang harus dibalas. Benar-benar tak terpikirkan apa maksudnya. Lalu setelah waktu lumayan lama aku membalasnya "iya gkpp :)". Hmmm, "berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk menjawab sms sedikit itu? kalo tiba-tiba saya sms kayak gtu, marah gtu apa yang tikha pikirkan" balesnya lagi. "wew" aku bingung. "maksudnya?" ku balas lagi smsnya. "Pelajari sendiri maksudnya, cukup itu aja dulu. Gk perlu banyak-banyak belajarnya, oke :)" akhir dari smsnya.

Aku berpikir cukup lama, tentang sms gk jelas itu. Tapi, tiba-tiba kepikiran. Apakah itu kalimat lain dari kata singkat "Tikha tuh gak sabar dan belajarlah untuk sabar dengan tempo waktu yang sesingkat-singkatnya jangan lama selama membalas sms itu" *gubrakk..

Itulah dia, memang setiap orang slalu punya cara menyampaikan pelajaran pada objek yang diajarnya. Dan cara dia, tak menyakiti namun mengena. Meski ku akui ia tak luput dari kekurangan. Tapi sekali lagi, cara-cara itu aku harus belajar banyak darinya.


Rabu, 26 Desember 2012

Mengapa harus 1 juz/hari #alarm!

Oleh:

Al-Ustadz Al-Hafidz Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc.


“Hendaklah Anda memiliki wirid harian membaca al-Qur’an minimal satu juz setiap hari, dan berusahalah sungguh-sungguh agar jangan sampai mengkhatamkan al-Qur’an melewati satu bulan.”
(Hasan al-Banna dalam Majmuatur Rasail –risalah pergerakan- )

Saudaraku, sadarkah kita bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada
manusia agar menjadi sumber tazwid (pembekalan) bagi peningkatan ruhiy
(spiritualitas), fikri (pemikiran) serta minhaji (metodologi da’wah) ?
Sehingga jika sehari saja kita jauh dari al-Qur’an, berarti terputuslah dalam diri kita proses tazwid tersebut? Sadarkah kita bahwa yang akan terjadi adalah proses tazwid dari selain wahyu Allah; baik itu dari televisi koran, majalah, maupun yang lainnya yang sesungguhnya akan menyebabkan ruh yang ringkih dan keyakinan yang melemah terhadap fikroh dan minhaj ?

Padahal tiga unsur ini sesungguhnya menjadi sumber energi untuk berdakwah dan berharokah. Sehingga melemahlah semangat beramal saleh dan hadir dalam halaqoh, padahal halaqoh merupakan pertemuan untuk komitmen beramal saleh.
Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau proses tazwid itu telah terputus
sepekan, dua pekan, bahkan berbulan-bulan. Semoga Allah menjaga kita dari
sikap menjadikan al-Qur’an sebagai sesuatu yang mahjuran (ditinggalkan).

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ
مَهْجُورً
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang ditinggalkan “. (Q.S. Al-Furqan ayat 30)

Sesungguhnya ibadah tilawah satu juz ini sudah tertuntut kepada manusia
sejak dia menjadi seorang muslim. Oleh karena itu, cukup banyak orang-orang
yang tanpa tarbiyah atau halaqoh, namun memiliki komitmen tilawah satu juz setiap hari, sehingga setahun khatam 12 kali (bahkan lebih, karena saat bulan Ramadhan dapat khatam lebih dari sekali).

Lalu, bagaimana dengan kita, ashhabul (aktifis) harokah wad da’wah ?
Sudahkah keislaman kita membentuk kesadaran iltizam (komitmen) dengan
ibadah ini ? Ketika kita melalaikannya, dapat diyakini bahwa kendalanya
adalah dha’ful himmah (lemah dan kurangnya kemauan), bukan karena tidak mampu melafalkan ayat-ayat al-Qur’an seperti anggapan kita selama ini.
Yang harus dibentuk dalam hal ini bukanlah hanya sebatas mampu membaca, namun lebih dari itu, bagaimana membentuk kemampuan ini menjadi sebuah moralitas ta’abbud (penghambaan) kepada Allah, sehingga hal ini menjadi sebuah proses tazwid yang berkesinambungan sesuai dengan jauhnya perjalanan da’wah ini !

Dari sini kita menjadi faham, bahwa ternyata tarbiyah adalah sebuah proses
perjalanan yang beribu-ribu mil jauhnya. Entah berapa langkah yang sudah kita lakukan.
Semoga belum mampunya kita dalam beriltizam dengan ibadah ini adalah karena masih sedikitnya jarak yang kita tempuh. Jadi yakinlah, selama kita komitmen dengan proses tarbiyah, dengan seizin Allah kita akan sampai kepada kemampuan ibadah ini.
Dan sekali-kali janganlah kita menutupi ketidak mampuan kita terhadap ibadah ini dengan berlindung di bawah waswas syaithan dengan bahasa sibuk, tidak sempat, acara terlalu padat dan lain sebagainya.

Sadarilah bahwa kesibukan kita pasti akan berlangsung sepanjang hidup kita.
Apakah berarti sepanjang hidup kita, kita tidak melakukan ibadah ini hanya
karena kesibukan yang tak pernah berakhir ?

Kita harus berfikir serius terhadap tilawah satu juz ini, karena ia
merupakan mentalitas ‘ubudiyah (penghambaan), disiplin dan menambah tsaqofah. Apalagi ketika kita sudah memiliki kesadaran untuk membangun Islam di muka bumi ini, maka kita harus menjadi batu bata yang kuat dalam bangunan ini. Al Ustadz Asy Syahid Hasan Al-Banna Rahimahullah begitu yakinnya dengan sisi ini, sehingga beliau menjadikan kemampuan membaca al-Qur’an satu juz ini sebagai syarat pertama bagi seseorang yang berkeinginan membangun masyarakat Islam.

Dalam nasihatnya beliau mengatakan, “Wahai saudaraku yang jujur dengan
janjinya, sesungguhnya imanmu dengan bai’at (perjanjian) ini mengharuskanmu melaksanakan kewajiban-kewajiban ini agar kamu menjadi batu bata yang kuat,
(untuk itu) : “Hendaklah Anda memiliki wirid harian membaca al-Qur’an
minimal satu juz setiap hari, dan berusahalah sungguh-sungguh agar jangan sampai mengkhatamkan al-Qur’an melewati satu bulan.”

Sebagaimana kita saat melakukan hijrah dari kehidupan Jahiliyyah kepada
kehidupan Islamiyah harus banyak menelan pil pahit selama proses tarbiyah, maka jika kita sudah ber’azam (bertekad) untuk meningkat kepada kehidupan yang ta’abbudi (penuh nilai ibadah), maka kita harus kembali menelan banyak pil pahit tersebut.
Kita harus sadar bahwa usia dakwah yang semakin dewasa, penyebarannya yang semakin meluas dan tantangannya yang semakin variatif sangat membutuhkan manusia-manusia yang Labinatan Qowiyyatan (laksana batu bata yang kuat). Dan hal tersebut kuncinya terdapat di dalam interaksi dengan al-Qur’an !

Sebuah proses tarbiyah yang semakin matang, dengan indikasi hati dan jiwa
yang semakin bersih, secara otomatis akan menjadikan kebutuhan terhadap
al-Qur’an mengalami proses peningkatan. Sejarah mencatat bahwa para sahabat dan salafusshalih ketika mendengar Rasulullah SAW bersabda, bacalah al-Qur’an dalam satu bulan”,
 maka begitu banyak yang menyikapinya sebagai sesuatu yang minimal.”

Bayangkan dengan diri kita yang sering menganggap tilawah satu juz itu
sebagai sesuatu yang maksimal ! Maka tugas yang sangat minimal inipun
sangat sering terkurangi, bahkan tidak teramalkan dengan baik. Bagaimana
mungkin kita dapat mengulang kesuksesan para sahabat dalam membangun Islam ini, jika kita tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan (walaupun kita sadar bahwa ibadah satu juz ini bukan satu-satunya usaha di dalam berdakwah) ?

Sebutlah Utsman Ibn Affan, Abdullah Ibn Amr Ibn Ash, Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’i Radiyallahu Anhum.
Mereka adalah contoh orang-orang yang terbiasa menyelesaikan bacaan al-Qur’annya dalam waktu tiga hari sampai satu pekan.
Karena bagi mereka khatam sebulan terlalu lama untuk bertemu dengan ayat-ayat Allah.
Jadi, jika seseorang rutin setiap bula  khatam, berarti hanya sekali dalam sebulan ia bertemu dengan surat Maryam, misalnya.
Dapat kita bayangkan seandainya kita berlama-lama dalam mengkhatamkan
al-Qur’an. Berarti kita akan sangat jarang bertemu dengan setiap surat dari al-Qur’an !

Kalau saja tarbiyyah qur’aniyyah kita telah matang, kita akan dapat
merasakan bahwa sentuhan tarbawi (pendidikan) surat al-Baqarah berbeda
dengan surat Ali Imran. Begitu juga beda antara an-Nisaa, al-Maidah dengan surat yang lainnya. Sehingga ketika seseorang sedang membaca an-Nisaa, pasti dia akan merindukan al-Maidah. Inilah suasana tarbiyyah yang belum kita miliki yang harus dengan serius kita bangun dalam diri kita. Kita
harus waspada, jangan sampai hidup ini berakhir dengan kondisi kita
melalaikan ibadah tilawah satu juz. Sehingga hidup berakhir dengan kenangan penyesalan.
Padahal sesungguhnya kita mampu kalau saja kita mau menambah sedikit saja mujahadah (kesungguhan) dalam tarbiyyah ini.

Kiat Mujahadah dalam Bertilawah Satu Juz
1. Berusahalah melancarkan tilawah jika Anda termasuk orang yang belum
lancar bertilawah, karena ukuran normal tilawah satu juz adalah 30 – 40
menit. Jika lebih dari itu, Anda harus lebih giat berusaha melancarkan
bacaan. Jika melihat durasi waktu di atas, sangat logis untuk melakukan
tilawah satu juz setiap hari dari waktu dua puluh empat jam yang kita
miliki. Masalahnya, bagaima kita dapat membangun kemauan untuk 40 menit
bersama Allah, sementara kita sudah terbiasa 40 menit atau lebih bersama
televisi, ngobrol dengan teman dan lain sebagainya.

2. Aturlah dalam satu halaqah, kesepakatan bersama menciptakan komitmen ibadah satu juz ini.
Misalnya, bagi anggota halaqah yang selama sepekan kurang dari tujuh juz, maka saat bubar halaqah ia tidak boleh pulang kecuali telah menyelesaikan sisa juz yang belum terbaca.
Kiat ini terbukti lebih baik daripada ‘iqob (hukuman) yang terkadang hilang ruh tarbawi nya dan tidak menghasilkan mujahadah yang berarti.

3. Lakukanlah qadha tilawah setiap kali program ini tidak berjalan !
Misalnya, carilah tempat-tempat yang kondusif untuk konsentrasi bertilawah.
Misalnya di masjid atau tempat yang bagi diri kita asing. Kondisi ini akan
menjadikan kita lebih sejenak untuk hidup dengan diri sendiri membangun
tarbiyyah qur’aniyyah di dalam diri kita.

4. Sering-seringlah mengadukan keinginan untuk dapat bertilawah satu juz sehari ini kepada Allah yang memiliki al-Qur’an ini.
Pengaduan kita kepada Allah yang sering, insya Allah menunjukkan kesungguhan kita dalam
melaksanakan ibadah ini. Disinilah akan datang pertolongan Allah yang akan
memudahkan pelaksanaan ibadah ini.

5. Perbanyaklah amal saleh, karena setiap amal saleh akan melahirkan energi baru untuk amal saleh berikutnya. Sebagaimana satu maksiat akan menghasilkan maksiat yang llain jika kita tidak segera bertaubat kepada
Allah.
Jika kita saat ini sering berbicara tentang ri’ayah maknawiyyah
(memperkaya jiwa), maka sesungguhnya pesan Imam Syahid ini adalah cara me- ri’ayah maknawiyyah yang paling efektif dan dapat kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Ditinjau dari segi apapun, ibadah ini harus dilakukan.
Bagi yang yakin akan pahala Allah, maka tilawah al-Qur’an merupakan sumber pahala yang sangat besar. Bagi yang sedang berjihad, dimana dia membutuhkan tsabat (keteguhan hati), nashrullah (pertolongan Allah), istiqomah, sabar dan lain sebagainya, al-Qur’an tempat meraih semua ini.
Kita harus serius melihat kemampuan tarbawi dan ta’abbudi ini, agar kita tergugah untuk bangkit dari kelemahan ini.

Kendala yang Harus Diwaspadai
1. Perasaan menganggap sepele apabila sehari tidak membaca al-Qur’an, sehingga berdampak tidak ada keinginan untuk segera kembali kepada
al-Qur’an.

2. Lemahnya pemahaman mengenai keutamaan membaca al-Qur’an. Sehingga tidak termotivasi untuk mujahadah dalam istiqomah membaca al-Qur’an.

3. Tidak memiliki waktu wajib bersama al-Qur’an dan terbiasa membaca
al-Qur’an sesempatnya, sehingga ketika merasa tidak sempat ditinggalkannyalah al-Qur’an.

4. Lemahnya keinginan untuk memiliki kemampuan ibadah ini, sehingga tidak
pernah memohon kepada Allah agar dimudahkan tilawah al-Qur’an setiap hari.
Materi do’a hanya berputar-putar pada kebutuhan keduniaan saja.

5. Terbawa oleh lingkungan di sekelilingnya yang tidak memiliki perhatian terhadap ibadah al-Qur’an ini. Rasulullah bersabda, “Kualitas dien
seseorang sangat tergantung pada teman akrabnya.”

6. Tidak tertarik dengan majlis-majlis yang menghidupkan al-Qur’an. Padahal
menghidupkan majlis-majlis al-Qur’an adalah cara yang direkomendasikan
Rasulullah agar orang beriman memiliki gairah berinteraksi dengan al-Qur’an.

Akibat dari Tidak Serius Menjalankannya
1. Sedikitnya barokah dakwah atau amal jihadi kita, karena hal ini menjadi
indikasi lemahnya hubungan seorang jundi pada Allah. Sehingga boleh jadi
nampak berbagai macam produktivitas dakwah dan amal jihadi kita, namun
dikhawatirkan keberhasilan itu justru berdampak menjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

2. Kemungkinan yang lain, bahkan lebih besar, adalah tertundanya
pertolongan Allah SWT dalam amal jihadi ini. Kalau jihad salafusshalih saja
tertunda kemenangannya hanya karena meninggalkan sunnah bersiwak (menggosok
gigi), apalagi karena meninggalkan suatu amal yang bobotnya jauh lebih
besar dari itu ? Oleh karena itu, masalah berinteraksi dengan al-Quran
selalu disinggung dengan ayat-ayat jihad, seperti surat al-Anfaal dan
al-Qitaal..

3. Terjauhkannya sebuah asholah (keaslian/orisinalitas) dakwah. Sejak awal dakwah ini dikumandangkan, semangatnya adalah dakwah bil qur’an. Bagaimana mungkin kita mengumandangkan dakwah bil qur’an kalau interaksi kita dengan al-Qur’an sangat lemah ?
Bahkan sampai tak mencapai tingkat interaksi yang paling minim, sekedar
bertilawah satu juz saja ?

4. Terjauhkannya sebuah dakwah yang memiliki jawwul ‘ilmi (nuansa
keilmuan). Hakikat dakwah adalah meningkatkan kualitas keilmuan umat yang sumber utamanya dari al-Qur’an. Maka minimnya kita dengan pengetahuan ke al-Qur’an- an akan sangat berdampak pada lemahnya bobot ilmiyyah diniyyah
(keilmuan agama) kita. Dapat dibayangkan kalau saja setiap kader beriltizam dengan manhaj tarbiyyah yang sudah ada. Lebih khusus pada kader senior.
Pasti kita akan melihat potret harokah dakwah ini jauh lebih cantik dan
lebih ilmiyyah.

5. Terjauhkannya sebuah dakwah yang jauh dari asholatul manhaj. Bacalah
semua kitab yang menjelaskan manhaj dakwah ini. Khususnya kitab Majmu’atur rosail (diterjemahkan oleh Ustadz Anis Matta dalam bahasa Indonesia dengan judul “Risalah Pergerakan”)
Anda akan dapatkan begitu kental dakwah ini memberi perhatian terhadap interaksi dengan al Qur’an. Tidakkah kita malu
ber-intima’ (menyandarkan diri) pada dakwatul ikhwah, namun kondisi kita
jauh dari manhaj-nya ?

Semoga kita tergugah dengan tulisan ini, agar kita lebih serius lagi
melaksanakan poin pertama daripada wajibatul akh (kewajiban aktifis muslim) ini.

Jumat, 21 Desember 2012

Hari ibu..

Pagi-pagi nelpon mama: "mama, selamat hari ibu yaa, selamanyya :) "kataku, agak merasa bersalah waktu yang ngangkat telponnya papa, eh malah nyari mama. Tapi semoga papa paham >.<

ada hal yang cukup nyengir waktu nelpon mama "ooh, ini hari ibu ya? mama aja gk tau, tapi kok hari ibu mama gk dikasih hadiah, malah tikha yang mama kasih ongkos pulang?" canda si mama. "itukan karena hadiahnya aku ma" jawabku :p

tapi berkali-kali dia menyebutkan "kan mama udah dikasih hadiah ya sama tikha?" hadiah cincin yang pernah aku berikan menjelang miladnya oktober kmarin. Biasanya aku memberinya, baju atau jam tangan. Tapi menjelang milad kemarin, aku hemat pol-polan untuk memberi dia sebuah cincin, murah sih "pokoknya yang "gram" nya paling kecil >.<" kataku pada pedagang perhiasan itu. Sangking takut uangnya kurang, hehe. Alhamdulillah, meski tak seberapa mama seneng banget nerimanya :).

Papa juga suka dikasih hadiah kok, tapi malah diomelin "cukup buat tikha aja, gk usah mikirin papa". Emang laki tuh beda sama wanita. hehe, tapi meski hari ini "katanya" hari ibu. Aku juga sayang papa kok :) #eaaaa

Oya, hari ibu kali ini special karena aku dapet ucapan selamat hari ibu juga.. "Selamat hari ibu untuk calon ibu" begitu bunyi smsnya.. Hehe ada-ada saja :)


*smangat belajar karena Allah! smangat dan slalu bahagia menyambut harinya! Keep fight! :)



Surprise #eaaa

Mata aku pusing, perut aku mual.. 3 hari mantengin layar laptop ngejer target deadline tugas besar.. Meski hasilnya tak sesuai harapan, tapi aku bahagia karena telah berusaha maksimal!! #eaaa

Dalam kondisi seperti ini, dibuat penasaran dengan pernyataan dua orang yang "katanya" kalau aku segera menyelesaikan kuliahku dengan cepat akan ada surprise. Emangnya aku anak kecil di iming-iming pake surprise segala #eaa

Penasaran, nanya ampe capek gak dikasih tau juga surprisenya apa #haduh!

Mereka-mereka itu slalu diberi Allah cara membuatku jadi #eaaa :)

Meskipun demikian, bandung tempat mencari ilmu yang sayang untuk dilewatkan. Maka, bersabarlah, ada masanya aku kembali hehe :)

Kamis, 20 Desember 2012

yang kumau hanya ridhoMu

Ditengah dunia yang tak lagi dipenuhi kejujuran ini, aku tetap ingin berusaha jadi hambaMu yang jujur. Meski tak jarang hamba terseret dalam ketidak jujuran namun satu kali hasilnya bagus tapi tak jujur sakitnya lama. Tapi berkali-kali hasilnya buruk, tapi jujur, menjadi berarti kedepannya. Itulah yang mungkin disebut RidhoMu.

Mungkin aku tak sepintar mereka, mungkin aku tak sejenius mereka, namun kelak ketika aku menjadi pengajar, menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi teman dari sahabat-sahabatku ijinkan aku membawa pesan kejujuran, ijinkan aku membawa nilai-nilaiMu ditiap langkah. Seperti yang slalu dikatakan papaku, "jujurlah nak, dengan itu kau akan sukses"

Kelak, meskipun pemberianku dimata makhlukMu tak sempurna semoga dihadapanMu bernilai ibadah dan penambah rasa cinta.

Allah bukannya aku tak mempercayai makhlukMu, bukan pula ekspresi sinis yang aku tunjukan, tapi, setiap hari aku melihat kelemahan pada diri mereka, bersamaan itu kulihat pula kelemahanku. Dunia ini,benar-benar panggung sandiwara, jika hakikat penciptaan tak dihujamkan dalam dada, bisa mati hati ini karena ulah dunia.

Ingin kuingat slalu, masalah terbesar didunia ini adalah kebencianMu. Asal Engkau cinta, asal Engkau ridho.. Ijinkan hati ini ridho pula memberikan segalanya, untuk ditukar dengan cintaMu.

Dari aku yang tak sempurna, namun slalu Engkau jaga..
Dari aku yang tak sempurna, tapi berulang kali Engkau buat mempesona..
Dari sini, dari kota ketiga yang Engkau letakkan..

yang kumau, hanya ridhoMu..

Selasa, 18 Desember 2012

Juni Mengangkasa #Duuaaarrr


udah mau pingsan liat koding, nulis dulu ahh.. kalo nonton korea? hmm kurang manfaat.. #eaaaa gaya betol!


Tiba-tiba muncul target baru juni ini, ngobrol bareng ukhti2 sholihah diseberang sana, langsung dapat inspirasi uy.. smoga dimudahkan olehNya, niat kami yang mengangkasa itu.. #bukan tentang nikah (antisipasi terhadap prasangka)

yang jelas konsep harus matang, komitmen harus kuat, pengorbanan besar dan yang terpenting ridhoNya harus slalu membersamai.. Setelah gagal beberapa kali, kali ini harus lebih fokus dan serius. insyaAllah..

Sukses itu simple! Bukan banyak-nya harta, bukan seberapa populer, bukan pula seberapa pintar. Tapi seberapa mampu kau berusaha memberi manfaat lalu melupakannya, dan melakukan berkali-kali tanpa dilirik lagi.
*Syarat ketentuan Allah berlaku :)


Keep Fight, harus kembali stay cool nih :) 
Smua yang menyakiti, menyayangi, datang, pergi, persilahkan saja. Jadi diri sendiri itu menarik. Terlalu bergantung pada orang lain, tergantung pada persepsi orang lain, ribet! Lakukan saja yang terbaik biarlah Allah dan orang-orang beriman melihat kerjamu.. :)

Sekarang, mari kembali merangkai puzle-puzle yang hampir saja bercecer.. Menjadikan hidup lebih bermakna lagi.. Senyum dan tak perlu marah pada siapapun, tak perlu acting untuk mendapat kedudukan dihati makhluk. Santai saja..

#plong beuutt kalau hidup seperti ini.. hehe


Senin, 17 Desember 2012

Yes!

Bismillah

Pagi indah nan mempesona bersama kebesaranNya...
Semua hal yang dikeluhkan, semua yang menyakitkan bagi kita berakhirnya slalu baik "Happy Ending". Meski tertatih-tatih berusaha meyakini saat berada dalam sakit itu, namun pada akhirnya menyesal mengapa masih ada "mengeluh".
Tapi, ya sudahlah begitulah manusia, slalu memusuhi hal-hal yang tidak diketahuinya. 

Allah, yang menutupi aib dan kekurangan kita kemudian mulai memperbaikiNya sedikit demi sedikit dengan tarbiyah yang beraneka ragam. Kadang tarbiyah itu berupa hikmah, kadang berupa ujian, kadang juga dengan ketaatan. Pelan-pelan namun pasti aku mulai mencerna peletakan raga ini dipenjuru tempat yang disediakanNya. Tak ada yang buruk, semua baik. Buruk itu saat aku berburuk sangka padaNya, padahal bersama hal yang aku "anggap" sakit itu, selalu ada Allah membersamai. Padahal dengan sakit itu justru menjadi karunia, sarana dekat padaNya. 

Pernahkah kau merasa begini, saat kondisi hatimu sedang tak baik. Ingin sekali rasanya mendapat tausiyah tentang sabar. Lalu coba kau kais kalimat sabar itu dari temanmu dengan sms "bagi tausiyah tentang sabar dan semangat dunk?". 
Namun tausiyah itu belum kunjung datang, rasanya ingin kau telpon saudarimu untuk menceritakan segala hal yang menyakitimu pada saat itu. Namun disisi lain hatimu meringis dan berdo'a dalam diam "Allah, jangan biarkan hatiku tergantung pada makhlukMu, seperti yang pernah kujanjikan padaMu untuk tak menggantukan lagi semua masalahku selain padaMu". Tak lama kemudian muncul sms tausiyah dari server aagym "Aagym: Shbtku, Allah Maha tahu persis keadaan kita lebih tahu daripada diri kita sendiri, semua cobaan hidup sudah diukur dengan sempurna, bersabarlah!" #jleb tepat sasaran. Hingga kuperlihatkan smsnya pada mbak Silvana teman satu kelasku. Sangking bingungnya aku, mintanya ke siapa yang ngirim siapa. Subhanallah!

Ada lagi, saat itu aku, mbak wenda dan syila sedang sangat berat pergi kekampus, kami masih sibuk dengan tugas-tugas yang bertaburan di layar segiempat kami. Padahal jam sudah menunjukan pukul 8 kurang, kalau berangkat sekarangpun tetap telat apalagi nanti. Tiba-tiba sms tausiyah dari gamais datang 

"Berangkatlah kamu baik dgn rasa ringan maupun dgn rasa berat, dan berjihadlah dgn harta dan jiwamu di jln Allah. Yg demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
At Taubah 41

Semangat menghadapi hari ukh! ^^"

Kubacakan sms itu pada mereka, setelah itu kami menyebut nama Allah, lalu tertawa antara terharu dan bersyukur padaNya yang tak pernah absen mengawasi dan melindungi kami dari rasa yang tak jelas. 

Ah, tapi tak hanya itu terlalu banyak keajaiban-keajaiban yang terjadi, perlindunganNya, penjagaanNya tak diragukan lagi. 

Allah, tarbiyahlah kami slalu, maafkan kami jika sering mengeluh. Smoga kami menjadi manusia yang Kau rindu. 

Salam cinta, pagi ini di Bandung. Yes! Aku bahagia :)


Selasa, 11 Desember 2012

Bahas Jadwal "Agar tak ada suudzon diantara kita"

Jadi gini ceritanya selepas magang di Politeknik Negeri Batam, aku akhirnya dikembalikan lagi ke kampus ini. Dengan amanah yang masih tertinggal di Batam dan tiba-tiba mau ditambah amanah disini. Takutnya berprasangka macam-macam nih, seperti: gara-gara skripsi jadi gk dakwah n bla bla bla..

Pertama mari kita bahas agenda rutin kita yang sekarang, yang lalu biarlah berlalu.
Bulan desember ini beberapa target yang harus dipenuhi
  1. Tugas besar PHP MysSQL Aplikasi Kredit Dompet yang harus dipelajari adalah sistematika pengkreditan, PHP, MySQL, Desaign kemudian diupload di website, lalu didalam web itu harus ada forum, tempat chating, databasenya jelas, login dll.
  2. Tugas Besar CGI : Aplikasi Client Server dari CGI (kombinasi c++ dan html) dihubungkan ke hardware arduino dan setiap hari berturut-turut diadakan kuis "ngoding" matriks, looping, if-else dll
  3. Tugas Akhir, Setelah awalnya di Android pindah tayang ke Windows Phone itu artinya harus kembali mempelajari C# dan XML berikut dengan Heart rate dan Tes Buta Warna nya. 
  4. Masih ada 1 matakuliah lagi pekan depan, ampe lupa namanya. yang jelas akan ada Tubesar lagi dan kuis lagi setiap hari.
  5. Laporan Magang
Jadi jujur saja waktu 1 pekan dari pagi ampe maghrib dikampus, masih lanjut dirumah lagi. Sabtu-Ahad agenda pekanan, itu belum ditambah agenda rumah dan upgrade yg lain. Subhanallah.. Cukuplah untuk tidak memberi suporter jangan ditambah lagi dengan "suudzon" yang membebani. Smoga kita smua diberi kelapangan hati untuk berprasangka baik pada saudara.

Jika tak sanggup memberi support dengan kata, berilah do'a, jika do'apun tak mampu maka minimal jangan membebani dengan prasangka dan lisan yang buruk. Ini bukan lagi masalah 1 tugas akhir tapi masih banyak tugas akhir yang namanya diganti jadi tugas besar, dalam bulan yang sama. 

*makin lelah, makin berharap belas kasihNya, smoga makin mendekatkan padaNya. *belajar

Minggu, 09 Desember 2012

Allah Maha Baik :)

Bismillah...

Besok udah mulai kuliah lagi, beberapa hari ini muncul beberapa konflik yang tak jelas asal-usulnya yang jelas membuat makin tersadar bahwa tak ada yang sempurna selain Allah. Membuat makin paham tak ada siapapun yang sepatutnya menjadi sandaran hati kita selain Allah. Manusia itu hanya meminta yang paling baik dari diri kita sedangkan Allah slalu menginginkan yang terbaik untuk diri kita. Kata-kata yang harusnya berulang-ulang aku hujamkan didalam hati. Kalaupun ada yang menginginkan yang terbaik untuk kita, itu karena Allah yang menggerakan hatinya seperti itu.

Saat-saat seperti ini biasanya ada 1 orang yang bertanya "gimana kabar iman hari ini?" tapi sepertinya tak lagi layak karena episode dengan manusia itu segera berakhir, kadang aku berfikir untuk tak lagi terlalu percaya pada manusia, sepanjang perjalanan kerumah aku berfikir keras ada orang yang bicara dengan keras dan tegas agar menghindari yang bathil, namun kadang dia melakukan sendiri apa yang dibicarakannya dengan versi berbeda. Ah, senjata makan tuan sepertinya. Itulah mengapa aku lebih suka menulis daripada bercerita pada orang, karena menulis apalagi untuk diri sendiri tak kan menimbulkan akibat yang frontal. 

Kembali ke teori dulu, menulis agar bebas dan jujur dalam bercerita. Menulis untuk mengevaluasi. Menulis dan menulis, karena dengan tulisan bisa mengatur kata yang keluar dari lisan. Tak perlulah ada manusia yang tau, karena setiap memiliki 1 orang yang aku percaya slalu berakhir kecewa. Bukan salah siapapun, tapi akulah yang salah karena begitulah hatiku. atau mungkin Allah tak ingin hatiku lebih condong pada manusia. Memaafkan kembali, lalu berbenah, mengupgrade kapasitas diri yang tak sempurna dan kadang mengulang-ngulang kesalahan yang sama berkali-kali. 

Bukan berarti menjauh, hanya ada batas yang tak harus dimasuki oleh orang-orang. Bukankah takkan kesepian mereka yang slalu bersamaNya. Mulai hari ini, mari niatkan dengan tulus. Cukuplah Allah, Allah saja, Cukup. Allah dulu, Allah lagi, Allah trus.

Saudara tetap saudara, ukhuwah tetap ukhuwah, dan silaturahim tak boleh putus. Hanya saja, masalah milik sendiri, tak perlu di bagi. Tetap bergerak bersama, menebar manfaat dengan niat full karena Allah. Tak kan terluka hamba yang mengharap cintaNya. 

Terimakasih ya Allah, kecewa kali ini kembali mengingatkanku, bahwa hanya Engkau yang Maha Baik..



Disqus for harus memulai