Selasa, 25 September 2012

Inilah jawaban Muslim untuk film "Innocence of Muslim" yang menghina Rasulullah

Aku adalah Muslim,
aku bangga menjadi Muslim,
karena sejarah membuktikan..
Bukan Muslim yang memulai perang dunia pertama.
Bukan Muslim yang memulai perang dunia kedua.
Bukan Muslim yang menghancurkan hiroshima dan Nagasaki dengan menggunakan bom atom.
Bukan Muslim yang membunuh 200 juta indian amerika Utara.
Buka
Muslim yang menghabisi 80 juta indian amerika Selatan.
Bukan Muslim yang Membunuh 90 juta aborigin australia.
Bukan Muslim yang mengambil 180 juta orang afrika
sebagai budak lalu membuang 70 persen dari mereka yang meninggal ke lautan atlantik.
Bukan Muslim yang menjajah Indonesia, Bosnia, Afghanistan, Ethopia, Checnya, Suriah, Palestine dan negara"
lainnya..
Bukan Muslim yang memulai kasus poso, ambon, maluku, dan papua.
Bukan Muslim yang memfitnah irak dgn senjata pemusnah massal yg ternyata cuma isapan jempol belaka.
Bukan Muslim yang serakah merebut ladang minyak Timur Tengah.
Bukan Muslim yang suka menghina nabi & agama lain.
Dan aku bangga..
Walau Islam tidak pernah teriak" sbg agama damai, tapi Muslim tidak pernah menyerang siapa2. Walau Islam tidak pernah teriak" HAM & toleransi, tapi Muslim paling toleransi
dibanding "PENDEKAR HAM" Amerika yang rasis kepada kulit hitam,
dibanding perancis yang melarang jilbab,
dibanding swedia yang melarang Adzan,
dibanding swiss yang melarang pendirian Masjid.
Muslim mayoritas itu toleransi
Muslim minoritas itu PEMBERANI.
Tapi tidak ada toleransi untuk melanggar perintah ALLAH SWT.
Muslim bukan anjing yang serakah dengan nafsu menjajah.
Muslim bukan babi yang rakus nafsu membumi hangus.
Muslim bukan monyet licik yang selalu menebarkan fitnah.
Muslim tidak pernah mencari musuh &
Muslim HARAM lari dari yg memusuhinya.

sumber : Mutiara Air Mata Muslimah

Minggu, 23 September 2012

Saling Menopang Menuju Kebaikan Karena Kami adalah Saudara :)


Apapun itu, bagaimanapun sikapnya, yang penting kami slalu saling menopang menuju kebaikan.

Rasanya benar-benar lelah menghadapi beberapa sikap mereka yang terkadang berubah tak jelas. Ada yang suka marah-marah, kerjaannya tiap hari evaluasiii aja. Ada juga yang hobinya menghilang tiba-tiba, ada yang suka cuek tiba-tiba, atau yang paling banyak lontaran kata yang menyayat jiwa, atau sikap mereka yang kadang buat sesak didada.

Tiap ada agenda, pasti ada yang ngajak berantem, slalu ada tangis-tangisan atau ngambek-ngambekan. Pikiran yang paling ekstrim yang terlintas adalah mundur teratur. Ah, Klasik! Tapi kalau ada masalah atau urgen, justru wajah-wajah yang terlihat tidak berperasaan ini yang muncul. 

Kadang sering bertengkar hebat, beradu argumen kalau berselisih pendapat, kemudian memutuskan untuk tidak saling menyapa, tapi ketika bertemu rasanya merasa bersalah jika tak menyapa. Akhirnya pura-pura ngomong ini ngomong itu, tanya ini tanya itu dan lupa deh masalah selisih paham kemaren.

Coba fikirkan#
#Kalau mereka bukan saudaramu, mana mungkin dalam waktu ketika mereka tau kau perlu penjagaan tiba-tiba ada wajah mereka muncul, entah darimana. 

#Kalau bukan saudaramu, mana mungkin mereka tau mimik muka cemas dan gelisahm. Kemudian mereka mulai bertingkah aneh dan membuatmu tertawa.

#Kalau bukan saudaramu, mana mungkin mereka berada disisimu saat masalah menimpamu. Cara membantu mereka tak harus sama. Mungkin saja kau lebih suka ditanyakan kabarmu kemudian ditanya apa yang bisa dibantu? Lalu kau sebut itulah satu-satunya saudaramu. Padahal ada yang perduli padamu, bisa saja dengan mendadak jadi komedian. Eh, malah kadang kau pikir dia tak mengerti, orang lagi ada masalah malah diajak becanda! Memang tak paham! Lalu kau bilang mereka tak perduli. Kemudian ada lagi yang datang memanggilmu dengan sebutan yang tak kau sukai, padahal dia sambil senyum-senyum, maksudnya ingin menghiburmu namun kau pikir dia menyiram bensin pada api yang lagi menyala. Lalu saat itu juga kau hentikan keinginanmu bersaudara dengan mereka karena kau pikir mereka tak bisa mengerti.

#Padahal, kalau mereka bukan saudaramu mana mungkin mereka berdebat santai denganmu, dan kembali membujukmu ketika marah. 

#atau, kalau mereka bukan saudaramu bagaimana mungkin sikapmu yang marah pada mereka, justru membuat mereka GALAU. 

#Kalau mereka bukan saudaramu, mungkin saja kau justru akan di caci maki, bukan diingatkan atau sebagainya.

#Kalau mereka bukan saudaramu, mengapa mereka begitu perduli dengan keperdulianmu pada mereka, kemudian munculah istilah Ngambek!

Maka dari itu, percayalah mereka itu saudaramu! Jadi sesama saudara santai saja! Boleh sih marah, tapi jangan lama-lama. Setelah itu kembalilah, hehe.

Saudaramu, tak perlu harus berteriak ditelingamu kemudian berkata "Aku ini saudaramu!!". Karena kadang, iapun tak menyadari betapa masing-masing kehadiran itu sangat berarti. Bukan salah mereka, karena menerjemahkan perasaan itu memang tak mudah, perlu ujian. Kadang pentingnya arti pertemuan itu justru tampak saat adanya perpisahan, kadang pentingnya persahabatan itu justru muncul ketik pertengkaran tiba. Maka memaafkan berkali-kali dalam persaudaraan itu, harus!

Karena kita semua bukan kumpulan makhluk sempurna, kita semua pernah melakukan kesalahan, namun persaudaraan ini mengikat kami, untuk saling mengingatkan, untuk saling menjaga dan melindungi dengan cara masing-masing. Kesalahan yang menyakitkan dalam satu hari, kemudian mereka menyesalinya dan kembali memperbaiki dan melakukan lebih baik, rasanya pantas untuk dimaafkan. Karena inilah harga persaudaraan, sgala sifat buruk justru lebih baik terdeteksi oleh saudara, sehingga tindakan selanjutnya adalah mengingatkan, dan perubahan, kalau sampai ketelinga orang lain justru menjadi bumerang.  

Jika saudaramu tiba-tiba pergi apakah kau akan biasa saja? Jika ada yang menyakiti saudaramu apakah kau hanya akan diam saja? Pikirkan!

Karena kami disini dipertemukan oleh satu tujuan. Allah. Maka, aku yakin cinta kami, persaudaraan ini akan dijaga olehNya. & biarlah aku jadi yang pertama mendeteksi, karena se-menyebalkan apapun mereka, mereka adalah saudara dan saudara itu seperti satu tubuh, jika satu bagian terluka maka bagian yang lain ikut merasakannya. Semangat!


Saling Menopang Menuju Kebaikan Karena Kami adalah Saudara :)

Didedikasikan untuk KAMMI dan dedengkot-dedengkotnya #hehe, horor :D
Terima kasih Allah, telah mempertemukan kami. Terima kasih telah memberikan hati yang peka antar sesama meski bukan sedarah. Terima kasih telah menunjukan asli dari makhluk-makhluk ekslusif itu. Terima Kasih semangat yang kau salurkan pada mereka untukku. Terima Kasih atas mental yang kuat, setelah menghadapi kerasnya masing-masing dari sifat mereka. Terimakasih atas nikmat istiqomah dalam perjalanan panjang ini. Jaga kami, hingga kau pertemukan kembali disyurgaMu. Izinkan kami belajar lebih baik lagi, hingga mampu memiliki performance terbaik saat bertemu denganMu.

Rabithoh :)

Kamis, 06 September 2012

Malu itu? Kalau gak Pake Jilbab!



Dekk.. ayoo.. nanti kita telat! Kata seorang kakak perempuan yang baru kukenal belakangan. Hari itu adalah tahun baru di 2010. Aku disuruh memilih merayakan tahun baru atau mengikuti pelatihan yang belum jelas asal-usulnya. Kata kakaku, pelatihan itu diharuskan menggunakan jilbab.”Loh? Tapi adek gk pake jilbab kak?“Celotehku. “Gkpapa nanti kakak pinjemin, tapi setelah itu kalau ikut acara dari organisasi ini lagi, pake jilbab ya. Kalo diluar gkp2 gk pake”. Kata-kata kakaku yang tak terlalu kuperdulikan, yang penting ikut dulu pikirku. Lagian aku memang paling suka mencoba hal-hal baru, karena memang aku cepat bosan.

***
Akhirnya aku tiba ditempat pelatihan tersebut, beberapa wajah kulihat tampak sangar. Aku hanya duduk terdiam didalam ruangan ketika kakaku meninggalkan aku, bersama 1 peserta lain. Aku tetap terdiam sambil mataku tak jauh dari hp. Biasalah papaku tak pernah absen mengintrogasi keberadaanku. Tak berapa lama datang lagi peserta lain, hingga malam hari, ada dua orang kakak yang datang sebagai peserta dan membawa makanan. Waahh, kakak ini benar-benar baik, dia mendahulukan aku daripada dirinya sendiri.

***

Pelatihan ini berisi materi dan diskusi serta beberapa simulasi. Nah, tamparan hati itu muncul pada sesi diskusi. Tema diskusi ini tentang jilbab, peserta perempuan meminta aku yang berbicara kedepan. Aku langsung protes, “ish janganlah, masa aku yang ngomong? “. Kata mereka “gkpapa, biasanya juga tikha kan? Bagus kok kalau tika yang jelasin”. Sebenarnya bukan masalah grogi atau takut ke depan. Bagiku itu tidak masalah, apalagi aku sudah lumayan dekat dengan peserta perempuan, kurang percaya diri? Bukan itu alasannya. Alasannya adalah aku harus berbicara panjang lebar tentang keutamaan menggunakan jilbab bagi muslimah, padahal kenyataannya aku aja belum menggunakan jilbab. Karena mereka belum tau ini, maka aku memberi alasan. “Gk ah, malu :’(“ . Lalu mereka jawab : “Mengapa harus malu? Malu itu kalau tidak pake jilbab!”. Brakkk! Detik itu langit seperti gelap, petir menyambar-nyambar, seolah semua dinding putih lorong tempat istirahat kami menyalahkanku, karena selama ini tak pernah memakai jilbab. Kata biasa memang, tapi dalam dan bermakna! Detik itu juga aku menguatkan tekadku untuk memakai jilbab. Apapun resikonya!
***

Hadiah Kejujuran
Sebelum pulang kerumah masing-masing, akhirnya kuungkap juga tentang masalah jilbabku pada 2 orang peserta pelatihan. Bahwa sebenarnya aku belum menggunakan jilbab saat kesini, namun aku mengutarakan niatku untuk memakai jilbab disepanjang sisa umurku. Mereka langsung mengapresiasiku. Subhanallah!
Seminggu kemudian kami bertemu, sesuai kesepakatan. Sebuah bungkus kado aku terima dari mereka. Kado itu diberikan dengan ucapan barokallah dan sebuah pelukan. Romantis!

Ketenangan tak bisa dibeli!
Malam itu, setelah memakai jilbab aku menangis, disepertiga malamku air mata itu jatuh tak terkira, sesak rasanya. Jika saja waktu bisa berhenti, malam itu sangat berarti. Malam pertama penuh cinta, antara aku dan Allah. Ini Rahasia!

Kata Mereka? & Jawabku (pada waktu itu)
Yakin pakai jilbab? Nanti dilepas kalau sudah bosan! Mending gk udah, yang penting itu sikap dijaga.
Yakin! (dalam hati: gk pake tawar menawar, harga mati untuk pakai jilbab!)
Tikha, ikut organisasi teroris ya? Pake jilbab panjang gtu!
Appaa?? (liat aja, nanti aku akan berjuang biar semua orang pake jilbab gini, pada waktunya kalian yang gk pake jilbab, yang akan disebut teroris! *sambilsenyumsinis)
Yg pake jilbab tuh, sok suci!
Gkpapa daripada sok kafir! Wekkk (kalo pertanyaan ini aku udah dikasih tau jawabannya)
Kemana-mana pake kaos kaki, repot!
Gkpa2 mahalan kaki aku daripada harga kaos kaki ini!
Pake jilbab panas!
Panasan mana sama api neraka? :p

Jawabanya memang frontal ya? Itulah aku dulu. Bagiku apa yang harus disebutkan ya tinggal dibilang, gk perduli perasaan orang lain. Lha, aku kan bener, ngapain takut! Yang takut itu yang salah. Tapi beriringnya waktu bukan begitu jawabku pada yang belum memakai jilbab.

Ukhti.. Memakai jilbab adalah kewajiban dari pemilik kita. Allah. Dia yang memberimu nafas, memberimu hidup, rejeki dan menjagamu. Pantaskah kau mengabaikan perintahnya?
Bayangkan betapa banyak nikmat yang diberinya tanpa henti. CintaNya begitu besar. Hanya Allah yang mengetahui aib-aibmu, namun tak pernah mengungkapkannya. Seandainya semua aibmu terbongkar, tak satupun orang yang mau berkawan.
Hidayah itu, jangan kau tunggu. Tapi jemputlah.
#Jilbab itu identitasmu. Agar ketika kita bertemu aku mampu mengenalimu
#Jilbab itu identitasmu. Agar terjaga dari mata lelaki nakal
#Jilbab itu identitasmu. Karena ia perintah Allah
#Jilbab itu identitasmu. Karena tentu saja, kostum itu adalah kostum takwa, sedangkan takwa akan berbalas syurga. Lalu salahkah jika aku berkata, bahwa jilbab itu kostum syurga
#Jilbab itu identitasmu. Pantaskah kau meminta syurganya sedang dirimu tak memakai kostumnya?
#Jilbab itu identitasmu. Pakailah ukhti.. aku menantimu, dan berharap kita bertemu. Jika tidak didunia, maka disyurgaNya yang lebih baik, aamiin.

Dan sekarang….
Inilah aku, 2 tahun 6 bulan 9 hari menggunakan jilbab. Do’akan semoga istiqomah. Ternyata memang benar kata mereka Malu itu? Kalau gak Pake Jilbab!

Selasa, 04 September 2012

Belum Pasti, Jangan Halangi Prestasi!

Bismillah,
Fajar kali ini, saat memikirkan Tugas Akhir yang sangat menyenangkan, yang kembali akan  dilalui, tiba-tiba muncul rangkaian kata "Belum Pasti, Jangan Halangi Prestasi!"

Rangkaian kata ini muncul dari beberapa kisah nyata yang pernah aku dapati.
Seseorang rela menghentikan masa kuliahnya hanya karena tak ingin jauh dari pacarnya? duh! Padahal kuliah itu tak semua orang mampu merasakannya!
Lalu, dengan begitu banyak pengangguran di Indonesia, seseorang rela melepaskan sebuah pekerjaan hanya karena tak diijinkan oleh pacarnya! hadueeehh!
Lagi, saat rapat bersama pengajar-pengajar, bahkan seorang wali harus mendeteksi masalah pacaran mahasiswa/i. Karena ada beberapa kejadian, mahasiswa/i yang prestasinya melejit, tiba-tiba lempem gara-gara pacaran. gubrak! ngapain aje loe!

Prilaku-prilaku seperti ini tanpa disadari sebenarnya tak hanya merugikan diri mereka sendiri, namun juga orang disekitar. Bisa merugikan, bisa pula merepotkan. Pokoknya rasanya pengen di bejek-bejek jadiin rujak bek bek. Gimana tidak, harapan orang tua, saudara, orang-orang terdekat bisa hancur lebur, hanya satu makhluk yang belum pasti, dan jelas belum halal. Pacar.

Pembahasan dengan bahasa bijak
Memang benar, bahwa perasaan cinta wajar muncul pada manusia normal. Rasanya berbunga-bunga, seolah dunia milik berdua, yang lain ngontrak!  (nah, itu tau!)
Tapi, apa masih pantas yang begitu disebut manusia normal? (brakkkk!maksud loe?)
Pikir deh, prestasi-prestasi yang bisa dicapai dengan mudah dan tak datang untuk semua orang, lalu mendapatkannya bahkan tak meneteskan satu keringatpun (huh, mendramatisir banget!), malah meneteskan keringat orang lain (waduhh). Rela-relanya dilepas dengan mudah hanya karena yang belum pasti. Pacar.

Katanya sih, kalau punya pacar jadi semangat belajarnya!
Alasan klasik, dari jaman gue SD ampe udah mau tamat kuliah 2x, ituuuu mulu alasannya. Padahal kenyataannya.
#pacaran bikin gk punya temen banyak, gimana enggak waktu sepersekian jam, lebih banyak dihabiskan bersama pacar! |pacaran sangat lebai|
#pacaran bikin gk punya temen banyak, coba dipikir, enak-enaknya temen ngajak cerita panjang lebar, eh mata loe, cuma mantengin layar hape dan cengar cengir sendiri kayak kesambet. (hadeuuhh, mending ngobrol sama tembok dah!) Lain cerita kalau mantengin layar hape buat nunggu konfirmasi dari sms taklimat, hehe
#pacaran bikin gk punya temen banyak, diajak jalan-jalan, ditraktir ditempat yang enak, eh bawaannya pengen pulaaaanggg aja (kenapa buk, mau angkat jemuran? takut ujan?) bukan, nih dari tadi telpon berdering aje, si doi nelpon. (braaakkkkk). Lain cerita kalo nelponnya buat bahas Tugas akhir, atau koordinasi acara pelatihan, atau minta wejangan dari petuah kalo lagi galau.

Pokoknya ribeet ih! Ngeliat orang yang nyerahin idup matinya hanya sama satu makhluk |pacar|. Udah-udah akhiri aja semuanya, daripada berabeh!
Gk lucu, nanti kalo ditanya anak cucu. "kek, nek, dulu kuliah?". "gk cu, gk sanggup jauh dari pacar, trus pacarnya nggak mau jauh". duh!
Coba kalo jawabnya "iya donk cu". "Kuliah ngapain aja nek?". "Waah banyak, bikin pelatihan-pelatihan, ikut organisasi ini, punya banyak temen, belajar bareng gk hanya akademik aja, tapi semua hal yang bisa dipelajari. Nah, kalo cucu ada masalah tanya aja ya, minimal nenek bisa kasih solusinya, kalopun enggak ntr dikasih link dari cucunya temen ngaji nenek (dgn nada diplomatis campur idealis dikit)". (mata cucunya, berbinar sambil bergumam: aku akan kuliah kayak nenek!). Beres!.
Menarik bukan? Lalu tunggu apa lagi, yang belum pasti jangan biarkan halangi prestasi!
Kalo udah pasti, udah halal, baru ladeni, ampe akhiratpun jabani! Nah, sekarang? Mending jadi manusia yang manfaat deh. Masa cuma mau jadi sampah-sampah dunia aja "ups!".

Wallahu a'lam bi showab :)

Disqus for harus memulai